Sukses

Australia Beri Travel Advice ke RI, Ketua DPR Ingatkan TNI-Polri Waspada

Menurut Bambang, rangkaian informasi sepanjang pekan ketiga bulan iniharus membuat TNI, Polri dan BIN waspada akan adanya aksi teror yang akan terjadi.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR Bambang Soesatyo mengaku khawatir kelompok radikal ISIS sedang merencanakan serangan teror ke Indonesia di tengah penyelenggaraan Asian Games 2018 dan jelang Pilpres 2019. Untuk itu, dia meminta Polri, TNI dan BIN segera memberi respons terukur terhadap informasi mengenai ancaman sel-sel ISIS yang berniat menyerang pemerintah Indonesia.

"Sehingga tidak menimbulkan rasa cemas atau kegaduhan di ruang publik. Kondusivitas di dalam negeri harus tetap terjaga, terutama karena Asian Games 2018 masih menyisakan banyak pertandingan pada berbagai cabang olahraga," ujar Bambang, Minggu, 26 Agustus 2018. 

Politikus Golkar itu memiliki alasan kuat untuk menyampaikan peringatan itu. Dasarnya adalah rangkaian informasi sepanjang pekan ketiga bulan ini.

Pertama adalah kasus penembakan dua anggota Patroli Jalan Raya (PJR) Polda Jabar, Aiptu Dodon Kusdianto dan Aiptu Widi Harjana, oleh tiga orang tak dikenal di Kilometer 223-400 jalur jalan Tol Kanci–Pejagan di Kabupaten Cirebon, Jumat, 24 Agusutus 2018 malam. 

Pria yang biasa disapa Bamsoet itu mengakui, motif penembakan itu belum diketahui. Namun, kasus penembakan itu hanya selang beberapa hari setelah beredarnya video ancaman ISIS di jagat maya. 

Kedua, pada Selasa, 21 Agusutus 2018, sebuah video berisi ancaman dari Divisi Peretasan ISIS kepada pemerintahan Indonesia yang dipimpin Presiden Joko Widodo, beredar di dunia maya. Mereka menyoroti perlakuan pemerintah Indonesia kepada rekan-rekan mereka. Mulai dari pemenjaraan hingga pemblokiran akun sosial media.

Ketiga, Kamis, 23 Agustus 2018, pemerintah Australia memperbarui travel advice untuk warganya yang hendak bepergian ke Indonesia. Alasannya, akan ada serangan teroris di Indonesia.

Karena travel advice itu pula, staf konsulat jenderal Australia di Surabaya tidak menghadiri acaranya di Universitas Airlangga.

Setelah itu, dari Washington, AS, dilaporkan pada Jumat, 24 Agusutus 2018, otoritas intelijen setempat menetapkan  tiga orang dari Asia Tenggara sebagai teroris.

Mereka diduga merekrut orang lain bergabung dengan ISIS. Satu dari tiga orang itu berkewarganegaraan Indonesia, berinisial MKYF. "Profil tiga orang ini terlihat dalam video ISIS pada Juni 2016, saat algojo ISIS memenggal tiga sandera," imbuh Bamsoet.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Beri Respons Terukur

Memang, belum ada kepastian akan kaitan fakta-fakta itu. Tetapi, kata Bamsoet, Polri, TNI dan BIN patut menggarisbawahi dan memberi respons terukur.

Apalagi, setelah Asian Games 2018, Indonesia kembali menjadi tuan rumah pertemuan tahunan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF).

Rencananya diselenggarakan pada Oktober 2018 di Bali. Forum ini akan dihadiri 18.000 anggota delegasi dari 189 negara, termasuk 10 pemimpin ASEAN. 

"‎Semua potensi ancaman harus dieliminasi sejak dini," tegas Bamsoet.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.