Sukses

Ayah Pemuda yang Dianiaya Sebut Anaknya Kumpulkan Uang Sendiri

Selain dianiaya, AAF pun kehilangan uang senilai jutaan rupiah.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pemuda keterbelakangan mental berinisial AAF alias Iyan ditemukan dalam kondisi penuh luka. Dia menjadi korban penganiayaan di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat 17 Agustus 2018 malam oleh sejumlah orang.

Pelaku terdiri dari empat petugas keamanan dan lima panitia acara pameran flora dan fauna karena dituduh mencuri uang. Selain dianiaya, AAF pun kehilangan uang senilai jutaan rupiah.

Orangtua AAF, TB Herman mengatakan, anaknya memang memiliki uang sekira Rp 5 juta yang ditaruh di kantong celana.

Namun, saat peristiwa penganiayaan terjadi, beberapa pelaku diduga merampas sebagian uang tersebut.

"Uangnya hilang separuh. Dari Rp 5 juta sisanya hanya Rp 2.419.500," ujar dia kepada Liputan6.com saat ditemui di kediamannya, Jalan Cempaka Putih Utara, Gang Telaga III, RT 12/2, Jakarta Pusat, Rabu (22/8/2018).

Herman melanjutkan, setelah diselidiki seorang pelaku bernama Roslah yang menyimpan sebagian uang milik AAF. Jumlahnya mencapai Rp 3 juta.

"Pada saat para pelaku diinterogasi terungkaplah ternyata ada satu orang uang menyimpan uang anak saya. Pelakunya perempuan namanya ibu Ros," ujar dia.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cari Uang Sendiri

Herman menjelaskan, anaknya termasuk orang yang rajin bekerja, dan menabung meski memiliki kekurangan. Setiap hari selalu mengumpulkan botol-botol bekas untuk diubah menjadi pundi-pundi rupiah.

"Memang anak sehari-harinya kalau ada botol mineral, kardus, dikumpulin, dua sampai tiga karung terus dijual ke pengepul," ungkap dia.

Selain itu, ia juga bekerja di tempat lain seperti marbot musala. "Pokoknya apa pun dikerjain kalau ada pindahan bantu-bantu," ujar dia.

Ia melanjutkan, upah dari hasil jerih payah tersebut lalu ditabung di sebuah kantong kresek hitam hingga terkumpul Rp 5 juta. Itu dikumpulkan selama kurang lebih dua tahun.

"Pokoknya lama ngumpulinnya. Uang itu juga dia pegang terus kok, mau ke kamar mandi aja dibawa. Jangankan itu tidur aja dibawa," ujar dia.

Herman mengungkapkan, rencana uang sebesar itu akan dipergunakan untuk membayar biaya sekolah paket C.

"Ali mau daftar sekolah. Soalnya dia kan sudah putus sekolah. Terakhir hanya SD kelas III," tutur Herman.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.