Sukses

Persekutuan Gereja Larang Pendeta Ikut Politik Praktis, Tapi...

Dia menilai, turunnya para pendeta ke politik praktis justru bisa menimbulkan kegaduhan baru dan memecah umat.

Liputan6.com, Jakarta - Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) mengimbau para pendeta tidak terjun ke politik praktis. Hal ini lantaran ada pendeta yang terjun ke politik praktis jelang pencoblosan Pilkada Serentak pada 27 Juni 2018 mendatang.

Sekretaris Umum (Sekum) PGI Pdt Gomar Gultom menyayangkan turunnya pendeta ikut serta dalam politik praktis. Apalagi, kata dia, para pemuka agama itu secara terang-terangan mendukung dan mendoakan salah satu calon agar menang.

"Boleh saja pendeta ikut (politik praktis), tapi tanggalkan dulu fungsi-fungsi kependetaan dalam memimpin umat," ujar Gomar di Kantor PGI, Jakarta Pusat, Kamis (21/6/2018).

Dia menilai, turunnya para pendeta ke politik praktis justru bisa menimbulkan kegaduhan baru dan memecah umat.

"Karena umat belum tentu pilihan politiknya sama dengan pendeta. Kami sangat sayangkan itu," ucap Gomar.

Hal ini, lanjut dia, berlaku bagi seluruh pasangan yang maju dalam Pilkada Serentak 2018 untuk tidak melibatkan para pendeta. Karena, belum lama ini seorang pendeta di Sumatera Utara mendoakan dan mendukung calon Gubernur Sumut Edy Rahmayadi agar menang.

"Ini bukan karena si A, si B. Mungkin dalam kasus Sumut, ada pendeta mendoakan Edy Rahmayadi atau mendoakan Djarot sekalipun. Yang kami minta adalah, kalau gereja mau mendoakan, sebaiknya undang semua kontestan," jelas Gomar.

"Bukan didoakan siapa yang menang, tapi didoakan semua pihak agar ada berkat untuk bangsa," sambung dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menciderai Demokrasi

Meski begitu, dirinya tak menampik jika syahwat atau nafsu politik para pendeta banyak yang tak bisa dibendung.

"Kami hanya mengimbau agar ada keutuhan jangka panjang. Jika ada pendeta yang mengajak atau menjadikan rumah ibadah sebagai politik praktis, itu menciderai demokrasi. Karena rumah ibadah tak dibenarkan jadi arena politik," tegas Gomar.

Sebelumnya, sempat beredar viral video Calon Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi didoakan oleh para pendeta. Video tersebut berdurasi 30 detik.

Para pendeta tersebut tergabung dalam Komunitas Pendeta Internasional Indonesia Sumatera Utara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.