Liputan6.com, Jakarta Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengecam cuitan Twitter Wakil Ketua DPR Fadli Zon yang menyebut "Indonesia membutuhkan pemimpin seperti Vladimir Putin dan bukan pemimpin yang banyak ngutang, enggak planga-plongo".
Walau cuitan Wakil Ketum Gerindra tersebut tak secara gamblang menyebut nama, bagi PSI, hal tersebut jelas mengarah kepada kinerja Presiden Joko Widodo.
Baca Juga
Ketua Dewan Pembinanya Jadi Presiden, HKTI Optimistis Kesejahteraan Petani Lebih Diperjuangkan Pemerintah
6 Potret Krisdayanti dan Fadli Zon Membuka World Water Forum, Sorot Tata Kelola Sumber Daya Air
Kecam Veto Gagalkan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Ketua BKSAP DPR Fadli Zon: AS Tak Layak Jadi Penengah Konflik Palestina-Israel
Ketua DPP PSI Tsamara Amany mengatakan, pihaknya menganggap cuitan itu melukai hati rakyat Indonesia yang mendukung Jokowi. Menurut dia, sejumlah lembaga survei juga menunjukkan bahwa mayoritas rakyat Indonesia menyatakan puas dengan kinerja Jokowi.
Advertisement
"Menggambarkan Presiden yang didukung mayoritas rakyat sebagai ‘planga-plongo’ pada dasarnya adalah penghinaan yang sama sekali tidak pantas," kata Tsamara kepada wartawan, Jumat (30/3/2018).
Tsamara berujar, Fadli Zon selayaknya menyadari bahwa Vladimir Putin bukanlah tipe pemimpin yang popular di negara-negara demokrasi. Dia pun merujuk pada penelitian Gallup International 2017 yang menilai Putin tak cocok memimpin di negara demokrasi.
"Popularitas Putin, terutama hanya tinggi di negara Rusia dan negara-negara eks-komunis, negara komunis seperti Vietnam, serta negara-negara yang masih belajar berdemokrasi. Di negara-negara demokratis, popularitas Putin sangat rendah. Putin dikenal di dunia demokratis sebagai pemimpin diktator, fasis dan membiarkan korupsi terorganisasi," ujarnya.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Tahan Pernyataan Berpotensi Konflik
Untuk itu, PSI meminta Fadli Zon menahan diri untuk mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mempertajam konflik yang berpotensi menguat menjelang Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu 2019.
"PSI menilai sangat tidak layak seorang Wakil Ketua DPR mengeluarkan pernyataan yang sedemikian melecehkan terhadap kepala negara," tandas Tsamara.
Â
Advertisement
Reporter : Muhammad Genantan Saputra
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement