Sukses

Kesaksian Berbeda, Penembakan Kader Gerindra Masih Buram

Polisi belum bisa memastikan penyebab anggota Brimob Kelapa Dua menembak kader Gerindra.

Liputan6.com, Bogor - Polisi telah memeriksa 10 saksi terkait tewasnya kader Gerindra Fernando Alan Josua Wowor (26) setelah tertembak senjata api anggota Briptu AR di halaman parkir Lipss Club & Karaoke Bogor. Selain itu, polisi juga menyita barang bukti satu unit pucuk senjata api jenis HS 2.000, 1 magazin, 4 butir peluru kaliber 9 mm, gagang sapu, dan proyektil peluru dari senjata milik AR.

Namun, polisi belum bisa memastikan penyebab anggota Brimob Kelapa Dua ini menembak kader Gerindra.

"Karena setiap saksi memberikan keterangannya kurang sesuai, makanya kami belum bisa simpulkan kronologinya," kata Wakil Deriktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar AKBP Trunoyudo Wisnu Andito didampingi Kabidkum Polda Jabar Kombes Iksantyio di Mapolresta Bogor Kota, Selasa 23 Januari 2018.

Menurutnya, masing-masing saksi memiliki sudut pandang berbeda. Karena itu, polisi masih akan menggali keterangan saksi dan bukti untuk mengetahui fakta sebenarnya keributan yang berujung penembakan tersebut.

"Ini butuh waktu. Berita acara saksi masih kita dalami," ujar Trunoyudo.

Ia menyebutkan, sepuluh orang yang sudah diperiksa sebagai saksi yakni empat rekan Fernando, dua juru parkir, calon istri AR, adik calon istri AR, dan dua anggota polisi dari Polsek Bogor Timur.

"10 saksi ini yang mengetahui, melihat, mendengar pada saat kejadian. Mereka masih akan diperiksa," kata Trunoyudo.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kondisi Briptu AR Membaik

Selain 10 saksi, polisi juga akan memintai keterangan dari Briptu AR setelah keadaannya membaik. Karena hingga saat ini anggota Brimob tersebut kondisinya masih kritis.

"Keterangan Briptu AR sangat diperlukan untuk menyinkronkan keterangan saksi lainnya," ujar dia.

Untuk mengungkap kasus tersebut, polisi juga akan meminta keterangan dari saksi ahli untuk melakukan uji balistik terhadap senjata api jenis HS 2.000, yang digunakan Briptu AR pada saat kejadian.

"Karena senjata bisa meletus disebabkan ada sistem yang dioperasionalkan. Termasuk mengecek CCTV nanti kita lihat hasilnya bagaimana," terang dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini