Sukses

Menag: Bangsa Ini Sulit Pisahkan Nilai Agama dari Keseharian

Semua pihak harus mempersatukan bangsa melalui agama dan bukan sebaliknya.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin ingin aksi unjuk rasa 4 November 2016 murni untuk menyatakan pendapat. Tidak ada pihak yang boleh menunggangi demo ini.

Aksi unjuk rasa ini sejak awal ingin menuntut keseriusan pemerintah dalam mengusut kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Karena itu, kemungkinan isu SARA yang muncul di sela demo harus diminimalisir.

Lukman mengatakan, Indonesia merupakan negara yang religius dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Karena itu, apapun aktivitas warga tak bisa lepas dari agama.

"Bangsa Indonesia adalah bangsa religius dan junjung tinggi nilai-nilai agama, sehingga nilai agama tidak bisa dipisahkan dari aktivitas keseharian masyarakat Indonesia. Sulit sekali terhadap bangsa religius untuk diminta memisahkan aktivitas kesehariannya dari nilai agama, karena nilai agama sudah menyatu pada mayoritas bangsa ini yang religius," jelas Lukman di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (1/11/2016).

Karena itu, segala upaya pemisahan agama dari kegiatan keseharian masyarakat tidak boleh terjadi. Semua pihak justru harus mempersatukan bangsa melalui agama. Bukan sebaliknya, menggunakan agama untuk memecah-belah bangsa.

"Promotif nilai agama, menebarkan kemaslahatan bagi agama. Bukan nilai agama yang memecah-belah di antara kita, bukan agama yang dijadikan landasan untuk disintegrasi antara kita. Bukan agama yang memisahkan aktivitas," tegas Menteri Lukman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.