Sukses

Selidiki Rusuh di Meranti, Kapolri Kerahkan Jenderal Bintang Dua

Kapolri meminta seluruh anggota Polri agar tidak melakukan kekerasan secara berlebihan kepada siapa pun, termasuk pelaku kejahatan.

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan pihaknya akan mengusut tuntas kasus penyerangan di Polres Meranti, Riau akibat tewasnya seorang tenaga honorer Apri Adi Tama. Bahkan, Tito memerintahkan dua jenderal bintang dua yang bertugas di Mabes Polri untuk turun langsung menyelesaikan masalah tersebut.

"Hari ini juga saya turunkan langsung Asisten Bidang Operasional bintang dua dan Kadiv Propam juga bintang dua, saya minta ini diusut secara serius. Kalau seandainya ini betul ada perlawanan (dari Apri) dan hasil visum menunjukkan itu saksi-saksi confirm dijelaskan kepada publik, jelaskan kepada masyarakat bahwa dia meninggal karena perlawanan," tegas Tito di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (26/8/2016).

Tito menjelaskan, saat ini anggota Polres Meranti yang diduga menembak Apri tengah menjalani pemeriksaan. Tito meminta Kapolda Riau Brigjen Suprianto untuk turun langsung mengusut kejadian ini.

"Yang sekarang jadi masalah, anggota ini sedang kita periksa dan saya tegaskan kepada Kapolda Riau, saya perintahkan Kapolda turun langsung dan tadi malam Pak Kapolda sudah turun langsung dengan pejabat utama," kata dia.

Berkaca dari peristiwa ini, Kapolri meminta seluruh anggota Polri agar tidak melakukan kekerasan secara berlebihan kepada siapa pun, termasuk pelaku kejahatan.

"Dalam commander wish saya sangat jelas saya katakan, tidak boleh melakukan kekerasan eksesif yang berlebihan kepada siapa pun, termasuk kepada pelaku," tandas Tito.

Apri Andi Pratama merupakan tersangka penikaman seorang anggota Polres Meranti, Brigadir Adil Tambunan. Adil pada Kamis dinihari pukul 01.45 WIB tewas dengan lima tusukan di sekujur tubuh. Pasca-kejadian, Kapolres Meranti AKBP Asep Iskandar memerintahkan anggotanya untuk mengejar pelaku.

Penyerbuan Mapolres

Apri berhasil dibekuk sekitar pukul 03.30 WIB atau dua jam pasca-pembunuhan di Desa Mekarsari, Kecamatan Merbau. Saat penangkapan, pelaku dikabarkan melawan petugas menggunakan badik sehingga polisi yang sudah memberikan dua kali tembakan peringatan terpaksa melumpuhkan Apri dengan dua tembakan pada bagian kaki.

Tidak lama berselang, pelaku meninggal. Sejumlah desas-desus menyebutkan pelaku tewas akibat dianiaya polisi setelah tertangkap.

Pasca-tewasnya Apri, masyarakat Selatpanjang ramai-ramai mendatangi RSUD Meranti untuk menyaksikan langsung. Jumlah warga semakin banyak hingga mencapai ribuan. Warga menilai polisi sengaja menghabisi Apri saat penangkapan.

Suasana semakin memanas menjelang Kamis siang. Sekitar 2.000 warga berkumpul dan bergerak dari RSUD ke Mapolres Meranti dan mengepung Mapolres serta melempari dengan batu.

Polisi bertahan dengan tameng dan sesekali meletuskan tembakan peringatan ke udara. Namun, jumlah massa semakin banyak hingga terakhir seorang warga terjatuh dengan luka bocor pada bagian kepala.

Belum diketahui pasti penyebab tewasnya warga bernama Isrusli tersebut. Namun, polisi mengklaim korban tewas akibat terkena lemparan batu, sementara warga menyebut korban tewas akibat peluru nyasar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini