Sukses

6 Pengakuan Anwar Saat Kabur dari Rutan Salemba

Anwar mengakui hal tersebut saat polisi bertanya seputar aksi bulusnya.

Liputan6.com, Jakarta - Terpidana seumur hidup kasus pembunuhan dan pemerkosaan anak di bawah umur AAP (12), Rizal alias Anwar (26) mengaku telah merencanakan aksi melarikan diri dari Rumah Tahanan (Rutan) Salemba sejak 5 Juli 2016 atau 2 hari sebelum ia benar-benar merealisasikan rencananya.

Anwar mengakui hal tersebut saat polisi bertanya seputar aksi bulusnya.

Berikut 6 pengakuan Anwar seputar aksi kaburnya dari penjara yang dirangkum Liputan6.com:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sipir Tak Periksa Pengunjung Perempuan


Anwar mengaku idenya kabur dari rutan dengan mengenakan baju muslim perempuan yaitu gamis, jilbab dan aksesoris kacamata terinspirasi dari lemahnya pengawasan sipir rutan terhadap pengunjung perempuan. Sepengamatan Anwar, sipir tak pernah memeriksa pengunjung perempuan yang hendak keluar rutan.

"(Ide kabur berdandan ala perempuan) Cuma lihat ibu-ibu saja pakai gamis. Kalau perempuan tidak dicek, jadi saya pelajari itu," ujar Anwar di lokasi penangkapan, Kampung Barengkok, Desa Batok, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis 14 Juli 2016.

Anwar mengungkapkan, ia mendengar cerita dari tahanan lain bahwa saat Hari Raya Idul Fitri tiba, suasana rutan akan ramai oleh pengunjung sehingga Anwar memperhitungkan pengawasan rutan akan minim.

"Saya kabur pas lebaran karena ramai, banyak yang pakai gamis kata (tahanan) yang sudah lama di situ," kata Anwar.

Ganti di Ruang Terbuka

Anwar menuturkan dirinya berganti kostum dari pakaian pria ke pakaian wanita di ruang terbuka, yaitu lapangan rutan. Mirisnya, tidak ada sipir yang mencurigai gerak-gerik Anwar lantaran ramainya pengunjung yang datang saat Lebaran.

"Saya ganti bajunya di ruang terbuka. Lapangan. Nggak ada sipir yang lihat, orang lagi ramai, penuh," ucap Anwar.

3 dari 4 halaman

Menggambar Cap Pengunjung Pakai Spidol


Anwar berucap dirinya menggambar lambang cap pengunjung rutan di tangannya dengan spidol biru, agar seolah ia benar-benar pengunjung. Hal itu dilakukan untuk berjaga-jaga jika sipir memeriksanya saat hendak keluar rutan. Spidol itu ia beli dari warung di dalam rutan.

"Cuma ikutin cap spidol doang, saya ikutin ukirannya pakai spidol lukis kecil warna biru. Ternyata saat keluar nggak dicek," ungkap Anwar.

Ancam Cerai Istri

Anwar mengatakan mengancam akan menceraikan istrinya Ade Irma Suryani, jika tak membantu dirinya melarikan diri dari rutan. Hal tersebut membuat Ade Irma takut dan terpaksa membantu niat nekat suaminya itu.

"Saya ancam, saya cerai. Dianya takut," singkat Anwar.

Karena itulah Ade Irma akhirnya membawa peralatan kabur Anwar yaitu baju gamis, jilbab dan kacamata. Ade Irma juga memberikan uang sebesar Rp 100 ribu kepada Anwar agar dapat bepergian mencari tempat persembunyian.

"Istrinya saat datang juga kasih uang 100 ribu buat kabur," imbuh Krishna.

4 dari 4 halaman

Jual Ponsel dan Baju Gamis untuk Biaya Kabur


Anwar mengaku uang bekalnya kabur dari rutan habis dalam perjalanan mencari tempat persembunyian. Akhirnya gamis yang menjadi alat kaburnya. Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Budi Hermanto mengangguk saat Liputan6.com menanyakan, apakah Anwar menggunakan ponsel atau tidak selama di penjara.

"Yang bersangkutan kehabisan uang, dia jual gamis dan handphonenya untuk pergi dari satu kota ke kota lain," jelas Budi.

Takut Dipindah ke Nusakambangan

Budi membeberkan hasil pemeriksaan anggotanya terhadap Anwar seusai digiring kembali ke Polda Metro Jaya. Anwar yang semula beralasan kabur karena ingin menjenguk ayahnya yang terserang stroke, akhirnya mengungkapkan rasa takutnya menjalani masa hukuman seumur hidup.

"Tadi kita tanya lagi, dia bilang dapat cerita dari tahanan-tahanan lain kalau sesudah setengah masa tahanan, biasanya penghuni akan dipindah ke (Lapas) Nusakambangan," terang Budi.

Pengakuan Anwar, tambah Budi, ia takut tidak dapat bertemu keluarganya lagi jika benar-benar dipindah ke Nusakambangan. Pasalnya keluarga Anwar hidup di bawah garis kemiskinan dan biaya berkunjung ke Nusakambangan akan terasa mahal.

"Dia takut nggak ketemu keluarganya lagi. Takut nggak dijenguk kalau misalkan dipindahin ke sana," tutup Budi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.