Sukses

Dilarang Berdemo, Mahasiswa di Padang Justru Duduki Kampus

Mahasiswa membubarkan demonstrasi, setelah mengetahui rektor dan pimpinan yayasan tidak berada di kampus.

Liputan6.com, Padang - Ratusan mahasiswa Universitas Putra Indonesia Yayasan Perguruan Tinggi Komputer (UPI-YPTK), Kota Padang menduduki kampus mereka 3 jam. Demonstrasi ini menuntut berbagai perbaikan di kampus mereka, terutama larangan berdemonstrasi atau menyampaikan pendapat dari pihak kampus.

Demonstrasi ini dimulai pada pukul 09.00 WIB dan membubarkan diri pada pukul 11.00 WIB. Unjuk rasa mahasiswa ini sempat membuat perkuliahan terhenti 3 jam lebih. Ribuan mahasiswa lainnya takut terlibat dan memilih sebagai penonton demo.

"Memang banyak yang takut untuk berdemonstrasi, sebab saat masuk kuliah, kami wajib menandatangangi surat bermaterai. Isi suratnya, kami tidak boleh ikut atau pun terlibat aksi demonstrasi apapun," ujar mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer, yang enggan menyebutkan namanya, Padang, Sumatera Barat, Selasa (24/11/2015).

Beda halnya dengan ratusan mahasiswa yang berunjuk rasa di bawah organisasi Republik Mahasiswa (Rema) UPI YPTK. Presiden Mahasiswa Rema Aris Setia Budi mengatakan, ia dan ratusan mahasiswa yang terlibat unjuk rasa ini siap mendapatkan konsekuensi apapun.

"Tidak ada satu pun undang-undang di negara ini yang melarang untuk menyampaikan pendapat. Kami tidak anarkis, kami menuntut hal-hal yang baik, kami ingin kampus ini menjadi lebih baik. Tapi jika salah satu dari kami di DO (drop out), kami akan keluar dan meminta untuk di DO semuanya," tegas Aris di sela-sela aksi.


Mahasiswa membubarkan demonstrasi, setelah mengetahui rektor dan pimpinan yayasan tidak berada di kampus. Menurut Aris, ia dan mahasiswa lainnya telah menyampaikan surat izin dan mengikuti prosedur. Namun karena tidak ditanggapi, mereka memilih demo sebagai jalan terakhir.

"Sudah sejak 19 (November), kami menyurati pihak kampus. Kami ingin audiensi dan hearing, agar kampus ini semakin baik. Kami juga menyurati rektor dan pimpinan yayasan, namun tidak pernah ditanggapi," kata Aris.

Menurut Aris, ia bersama mahasiswa lain akan menggelar unjuk rasa yang lebih besar, jika pihak yayasan dan rektorat tidak menemui mereka. Hari ini mereka hanya berdemo sebentar untuk melihat respons pihak kampus.

"Besok, kami akan aksi sepanjang hari, dan memblokade semua lokal-lokal kuliah," ancam Aris.

Sementara, saat Liputan6.com mencoba mengonfirmasi tidak bisa menemui pihak kampus. Bahkan, saat menghubungi Rektor UPI YPTK Sarjon Defit, tidak ada tanggapan atau respons. (Rmn/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.