Sukses

BNN Targetkan Tahun Depan Rehabilitasi 200 Ribu Pecandu Narkoba

Daya tampung dan jangkau BNN untuk merehabilitasi para pecandu sedikit tertinggal dari negara lain.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Narkotika Nasional (BNN) menargetkan rehabilitasi 200 ribu pengguna narkoba pada tahun 2016. Angka itu naik 100 persen dari jumlah pada tahun ini.

"Berdasarkan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran), indikator tahun depan kami justru ditambah lagi kapasitas rehabilitasinya. Bukan 100 ribu pecandu tetapi 200 ribu," kata Kepala BNN Komjen Pol Anang Iskandar dalam sambutannya di Aula Gatot Subroto, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (13/5/2015).

Anang mengatakan, daya tampung dan jangkau BNN untuk merehabilitasi para pecandu sedikit tertinggal dari negara lain. Dia berharap kerja samanya dengan instansi penegak hukum seperti TNI dapat membawa kemajuan signifikan dalam hal pemulihan para pecandu.

"Kami juga memerlukan TNI untuk menjangkau para penyalahguna narkotika di daerah-daerah, untuk membawa mereka ke tempat rehabilitasi yang sudah disediakan Kemenkes (Kementerian Kesehatan) terdekat," kata Anang.

Menurut Anang, saat ini operasi penangkapan ataupun rehabilitasi pengguna narkoba banyak dilalukan di daerah atau tingkat kabupaten. Dia meminta kepada personel TNI yang bertugas di daerah untuk tidak bermain-main dengan narkoba.

"Sekali mengonsumsi pasti langsung terjangkit penyakit adiksi, yang artinya jika sudah tidak mengonsumsi akan timbul rasa candu ingin memakai lagi. Kami minta kepada TNI sebelum dipecat, direhabilitasi dulu," ujar Anang.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko yang hadir dalam acara tersebut menyatakan siap membantu BNN baik dalam wujud sarana dan prasarana maupun ide pemikiran. Ia akan menginstruksikan kepada seluruh angkatan untuk bersinergi memberikan apa yang dibutuhkan BNN.

"Kita memberikan sumbangan pikiran dan tenaga untuk kepentingan BNN itu sendiri. Kita akan siapkan tempat-tempat dari Angkatan Darat, Laut dan Udara dimanfaatkan BNN menjadi pusat tehabilitasi," tukas Moeldoko. (Ali/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.