Sukses

Kisah Erwiana, TKI Hong Kong Korban Kekerasan yang Kini Bangkit

Majalah Time mencatat Erwiana dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di 2014 berkat perjuangan memerangi kekerasan majikan terhadap TKI.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang wanita asal Ngawi, Jawa Timur, dua tahun lalu mencoba mengubah nasib dengan menjadi pembantu rumah tangga di Hong Kong. Jalinan nasib justru mengubah Erwiana Sulistyaningsih jadi simbol perjuangan para buruh.

Erwiana, tenaga kerja Indonesia (TKI) di Hong Kong tiba di Tanah Air, suasana haru pun menghiasi kedatangannya. Di Hong Kong, Erwiana baru saja mendapat keadilan. Pengadilan Hong Kong menetapkan mantan majikan Erwiana bersalah.

"Saya memutuskan ke luar negeri, yaitu ke Hong Kong untuk mengubah nasib saya niatnya dan keluarga saya tentunya. Tapi semenjak saya di Hong Kong, kenyataannya saya pulang mendapat musibah" ujar Erwiana.

Erwiana disiksa majikannya pada 2013 lalu. Waktu itu Erwiana baru bekerja selama 7 bulan. Sejak disiksa, Erwiana cacat permanen.

"Dipukul mata saya, ditonjok mata saya dan hidung saya. Mulut saya dan gigi saya patah lalu dicakar wajah saya dan gidi saya ditonjok" lanjut Erwiana.

Usaha Erwiana mencari perlindungan di agen tenaga kerja dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong kala itu sia-sia. Tapi akhirnya kasus Erwiana memicu unjuk rasa besar-besaran di Hong Kong.

"Saya diantar pulang ke bandara oleh majikan saya dan ditinggal di bandara dan saya tidak berani lapor, karena selama 7 bulan itu saya diintimidasi dan diancam akan dibunuh dan orangtua saya akan dibunuh" ungkap Erwiana.

Dengan dukungan banyak pihak, keadilan akhirnya datang. Pengadilan Hong Kong menjatuhkan hukuman 6 tahun penjara pada mantan majikan Erwiana pada Jumat 27 Februari 2015.

"Sebelum kasus Erwiana mencuat, kita sangat sulit untuk meminta perlindungan terhadap KJRI di Hong Kong atau pemerintah di Hong Kong" ujar Nani, mantan TKI di Hong Kong.

Erwiana jadi simbol perjuangan para buruh migran. Bahkan Majalah Time mencatat Erwiana dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di 2014.

"Sejak kasus saya mencuat, masyarakat Hong Kong banyak yang lebih perhatian terhadap buruh migran," pungkas Erwiana.

Dalam usia muda (24), Erwiana masih punya banyak cita-cita. Salah satunya meraih pendidikan lebih tinggi. Sebuah perguruan tinggi di Yogyakarta yang melihat perjuangannya dan memberi Erwiana beasiswa. Bersama jaringan buruh migran, Erwiana berjanji akan terus berjuang demi nasib para buruh.

Saksikan selengkapnya Sosok Minggu Ini yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (15/3/2015), di bawah ini.

(Dan/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini