Sukses

Kata-kata Terakhir WNI Hong Kong Sebelum Dibunuh Terpopuler

Simak selengkapnya Top 5 kanal News Liputan6.com edisi Selasa 4 November 2014.

Liputan6.com, Jakarta - Nasib tragis menimpa 2 warga negara Indonesia (WNI) di Hong Kong, yakni Sumarti Ningsih dan Jesse Lorena alias Seneng Mujiasih. Kedua wanita tersebut dibunuh secara sadis oleh seorang bankir, Rurik Jutting. Mereka ditemukan tewas di apartemen milik tersangka di Wan Chai, Hong Kong.

Berita mengenai kematian tragis 2 WNI di Hong Kong itu mendapat perhatian luas para pembaca Liputan6.com di kanal News. Simak pula 4 berita lain yang mendapat sorotan para pembaca sepanjang Senin 3 November 2014.

Berikut Top 5 News edisi Selasa 4 November 2014:  

1. Kata-kata Terakhir WNI Jesse Lorena Sebelum Dibunuh di Hong Kong

Teman Jesse di Hong Kong, Robert van den Bosch mengungkapkan, beberapa jam sebelum wanita itu dibunuh, ia mengatakan ingin bersenang-senang di sebuah pesta Halloween. Hal itu dikatakan Jesse kepada Robert saat bertemu di kelab pada Sabtu 1 November malam, sekitar pukul 20.45 waktu setempat.

"Kata dia, ingin bersenang-senang di pesta Halloween," kata Robert van den Bosch, DJ asal Belanda, yang bekerja di sebuah kelab malam dan mengenal Jesse selama 4 tahun, yang dimuat The Telegraph, Selasa (4/11/2014).

Selengkapnya ada di sini

2. Firasat Orangtua Sebelum Sumarti Dibunuh di Hong Kong

Ayah Sumarti Ningsih, Ahmad Kaliman (58) mengatakan mengetahui kabar tentang kematian anaknya tersebut pada Senin 3 November 2014. Saat itu ada petugas kepolisian yang datang ke rumahnya dan mengabarkan jika anaknya mengalami musibah.

Agen TKI di Hong Kong pun menelepon Ahmad dan mengabarkan jika anaknya menjadi korban pembunuhan dan sekarang sedang diproses oleh kepolisian setempat.

"Saya terkejut sekali memang, dan saya diminta tabah. Dari agen bilangnya kalau anak saya meninggal sudah dibungkus," kata Ahmad, Senin (3/11/2014).

Selengkapnya klik di sini

3. Kisah Koper Berisi Jasad WNI Sumarti di Apartemen Mewah Hong Kong

Sumarti Ningsih seharusnya pulang ke rumah orangtuanya di Cilacap, Jawa Tengah Minggu 2 November 2014. Namun, sehari sebelumnya, jasadnya justru ditemukan membusuk di dalam koper berwarna hitam di balkon lantai 31 sebuah apartemen mewah di Hong Kong.

Jenazahnya yang dimutilasi sebagian dibungkus dengan karpet. "Kami meyakini korban meninggal dunia selama beberapa waktu," kata Wan Chai, asisten komandan distrik kepada South China Morning Post yang dimuat pada Selasa (4/11/2014).

Simak kelanjutannya di sini

4. 6 Fakta Pembunuh WNI Sumarti dan Mujiasih di Hong Kong

Hidup 2 warga negara Indonesia (WNI) di Hong Kong, Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih berakhir dengan tragis di tangan seorang pegawai Bank of America, Rurik Jutting.

Sumarti Ningsih yang juga dikenal dengan nama Alice ditemukan tewas di apartemen Jutting di Distrik Wan Chai, Hong Kong pada Sabtu 1 November 2014. Wanita asal Cilacap, Jawa Tengah tersebut ditemukan tak bernyawa dalam koper di balkon lantai 31 unit apartemen Jutting. Dia diduga sudah meninggal beberapa hari sebelumnya.

Seneng Mujiasih atau karib disapa Jesse Lorena awalnya ditemukan hidup di apartemen Jutting dengan luka tikaman parah di leher dan bokongnya. Namun wanita malang asal Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara itu meninggal tak lama kemudian di lokasi kejadian.

Selengkapnya klik tautan ini

5. Selfie Tersangka dan WNI Korban Pembunuhan Hong Kong Ditemukan

Kepolisian Hong Kong tengah melakukan proses hukum terhadap Rurik Jutting, seorang bankir yang diduga kuat membunuh 2 warga negara Indonesia (WNI), yakni Sumarti Ningsih atau Alice dan Seneng Mujiasih atau Jesse Lorena di apartemen Distrik Wan Chai, Hong Kong.

Aparat Hong Kong telah melakukan penggeledahan ke ruang apartemen milik Jutting. Dari lokasi tersebut, polisi menemukan sejumlah foto selfie antara si tersangka dengan kedua korban.

Berikut lanjutan beritanya di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.