Sukses

Salah Persepsi Masyarakat Soal Cara Menyeduh Teh, Seharusnya Berapa Lama?

Banyak masyarakat yang mengira semakin lama teh direbus maka akan semakin bagus, apakah benar begitu?

Liputan6.com, Jakarta - Teh jadi salah satu minum paling dikenal oleh masyarakat dunia. Banyak sekali jenis yang memberikan keleluasaan bagi peminumnya. Di zaman modern ini, teh dengan kemasan instan lebih banyak dipilih karena dianggap lebih praktis.

Karena bentuknya yang instan, penyeduhannya bisa dilakukan sendiri di rumah. Banyak masyarakat yang mengira kalau semakin pekat rasa teh, akan semakin bagus. Maka, banyak dari orang-orang yang bahkan merebus teh secara langsung di dalam air mendidih. Namun, tahukah kamu kalau hal tersebut malah bisa membuat teh menjadi 'gosong'?

Hal tersebut disampaikan oleh Riyan, Research and Development F&B ID. Ia menyebut bahwa memang banyak sekali masyarakat yang melakukan hal tersebut, berharap hasil seduhan teh bisa memberikan aroma yang kuat. 

"Secara speciality tea itu ada takarannya. Direndam dengan air 90 derajat celsius selama dua sampai tiga menit. Fungsinya karena si teh itu sama kayak kopi, punya kafein. Makin lama direnda,  maka kafein akan makin keluar dan asam," sebut Riyan dalam acara Media Experience Chatime Atealier di Living World Kota Wisata Cibubur, Selasa, 30 April 2024.

Memasak teh dalam air mendidih bisa membuat teh jadi gampang basi dan kehilangan aromanya, kata Rian. Meski begitu, ia tidak mempermasalahkan jika tetap ingin memasak teh dengan air mendidih. Ia hanya menyarankan untuk mengangkat daun teh sesuai waktu di atas agar tidak mengeluarkan aroma terbakar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Warna Teh Tidak Keluar, Wajar kah?

Kadang, ketika sedang menyeduh speciality tea sesuai dengan panduannya, kita melihat kalau warna teh itu sendiri jadi lebih pudar dan seakan tidak ke luar. Apakah hal ini wajar? 

"Kalau untuk jenis black tea sendiri sudah pasti ada (warna). Kalau untuk chamomile, rosella, butterfly pea tidak akan segelap itu," sebut Rian.

Warna setiap jenis teh akan berbeda-beda tergantung dengan bahan dasar teh yang digunakan. Jika kita menyeduh teh dengan bahan dasar bunga seperti chamomile, jangan harapkan warnanya akan lebih pekat. Kalau pun sudah direbus lama, warnanya akan tetap sama, malah akan mempengaruhi tekstur teh. Sedangkan, jenis teh seperti black tea yang bahan dasarnya adalah daun, warnanya bisa lebih gelap tergantung seberapa lama teh direndam.

Riyan juga memberikan tips untuk memilih teh yang punya grade bagus untuk kamu yang suka menyeduh speciality teh, seperti jenis yang paling sering beredar di Indonesia, yaitu black tea.

"Untuk black tea bisa dilihat dari aromanya. Aroma teh yang bagus itu gampang pudar tapi punya after taste yang bisa menempel. Sedangkan dari warna, kalau warna hitamnya itu gosong, itu lebih cocok jadi teh campuran (teh untuk jadi campuran)," sebut Rian.

Teh hitam campuran adalah jenis teh yang lebih cocoknya digunakan jadi bahan untuk es teh manis, milk tea, dan minuman lain yang dicampur dengan teh. Sedangkan, jenis yang demikian kurang cocok jika diseduh secara tawar tanpa tambahan apa-apa.

3 dari 4 halaman

Chatime Atealier Buka Gerai Terbesar di Dunia di Kota Wisata Cibubur

Jaringan kafe Chatime Atealier yang merupakan cabang premium dari Chatime Indonesia membuka kafe baru di Living World Kota Wisata pada 15 Maret 2024 lalu. Kafe dengan konsep mewah ini juga hadirkan pilihan menu makanan dan camilan yang belum tersedia di kafe Chatime Atealier mana pun sebelumnya.

"Chatime Atealier Living World Kota Wisata adalah yang terbesar di dunia dan menjadi cabang ke-10 yang kita buka di Indonesia," sebut Eva Triana Sidabutar, Brand Officer Chatime Indonesia saat ditemui pada acara Media Experience, Selasa, 30 April 2024.

Eva mengatakan bahwa cabang Chatime Atealier dengan konsep kafe mewah ini menyediakan pengalaman minum teh yang premium bagi para pelanggan. Minuman yang ada di Chatime Atealier adalah bentuk upgrade dari menu-menu yang ada di outlet Chatime biasa, dengan bahan-bahan pilihan yang dijamin bisa memberikan long after taste di mulut.

Outlet Chatime Atealier di Living World Kota Wisata yang berada di Lantai G ini juga memiliki kapasitas hingga 70 pax. Eva mengatakan bahwa ke depannya mungkin akan diadakan menu makanan di Chatime Atealier lain seperti yang tersedia di Living World Kota Wisata dan menu-menu baru yang akan diumumkan nanti.

 

4 dari 4 halaman

Ada Menu Berbahan Teh Osmanthus

Selain menghadirkan menu upgrade dari outlet Chatime biasa, Chatime Atealier juga punya menu spesial dari seduhan teh osmanthus. Teh osmanthus adalah salah satu jenis teh yang berasal dari bunga Osmanthus fragrans yang terkenal dengan harumnya yang khas.

Chatime Atealier menghadirkan sajian minuman Osmanthus Tea dan Osmanthus Milk Tea yang terinspirasi dari teh asal Cina tersebut. Selain minuman, untuk cabang di Living World Kota Wisata juga tersedia Osmanthus Panna Cotta yang lembut dan manis.

Chatime Atealier juga menghadirkan beberapa jenis minuman di tiap cabangnya. Pilihan tersebut meliputi, Signature Drink yang berisikan menu terfavorit, Milky Ways yaitu menu dengan bahan dasar susu, Classic Brew yang menghadirkan seduhan speciality tea, Frussion dan Fizzies yang segar, Caffeinated ala kopi, dan Frozen Tea.

Selain itu, untuk makanan samping dan desert khusus di Chatime Atealier Living World Kota Wisata, tersedia berbagai jenis makanan seperti Tuna Melt Panini, kentang goreng truffles atau keju, serta tiramisu dengan rasa original, green tea, dan matcha.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.