Sukses

Hong Kong Catat Suhu Terpanas dalam 140 Tahun Terakhir, Dampak Perubahan Iklim Kian Intens

Perubahan iklim telah menyebabkan panas yang menyengat, serta meningkatnya frekuensi dan intensitas kejadian cuaca ekstrem di seluruh dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Suhu di Hong Kong pada Minggu, 24 Maret 2024, mencapai rekor tertinggi selama bulan Maret dalam 140 tahun, menurut observatorium kota tersebut. Suhu maksimal yang diukur di Observatorium adalah 31,5 derajat celcius, suhu terpanas yang dilaporkan selama bulan Maret sejak pencatatan dimulai pada 1884.

Melansir Economic Times, Selasa, 26 Maret 2024, pada Kamis, 21 Maret 2024, observatorium memperingatkan bahwa Hong Kong diperkirakan akan mengalami suhu rata-rata di atas normal tahun ini, "dengan kemungkinan besar mencapai 10 suhu terpanas yang pernah tercatat." Perubahan iklim telah menyebabkan panas yang menyengat, serta meningkatnya frekuensi dan intensitas kejadian cuaca ekstrem di seluruh dunia.

Hong Kong mengalami rekor musim panas terpanas tahun lalu, diukur dengan suhu rata-rata 29,7 derajat celcius antara bulan Juni dan Agustus, kata observatorium tersebut dalam laporan bulan Januari 2024. Sepanjang 12 bulan sepanjang 2023, suhu tercatat lebih hangat dari biasanya.

Tidak hanya di Hong Kong, kondisi serupa juga dilaporkan di Malaysia. Ketika musim kemarau melanda Negeri Jiran, semakin banyak daerah yang mengeluarkan peringatan gelombang panas, terutama di bagian utara Semenanjung Malaysia, rangkum kanal Global Liputan6.com, 17 Maret 2024. Ketinggian air di bendungan-bendungan di wilayah ini juga mencapai batas tingkat peringatan.

Mengutip The Star, Pokok Sena di Kedah telah menerima peringatan gelombang panas Level 2 pada Sabtu, 16 Maret 2024, kali kedua wilayah tersebut menerima peringatan itu. Peringatan pertama tercatat pada 28 Februari 2024.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Peringatan Gelombang Panas di Malaysia

Pada Jumat, 15 Maret 2024, seluruh Perlis diberi peringatan Level 2. Namun, statusnya diturunkan jadi Level 1 pada Sabtu, 16 Maret 2024. Peringatan Level 1 juga dikeluarkan untuk Kuala Lumpur dan sebagian Kedah, Perak, Pahang, dan Selangor sesuai peringatan Departemen Meteorologi Malaysia (MetMalaysia) pada Sabtu, 16 Maret 2024, mulai pukul 16.30, waktus setempat.

Di Kedah, wilayah yang diwaspadai gelombang panas adalah Padang Terap, Sik, Baling, Kuala Muda, Pendang, dan Kota Setar. Hulu Perak, Kuala Kangsar, Kinta dan Kampar di Perak mendapat peringatan Level 1. Di Pahang, lokasi yang terdampak adalah Raub, Temerloh, dan Bera.

Hulu Selangor di Selangor juga mengeluarkan peringatan Level 1. Adapun peringatan Level 2 dikeluarkan setiap kali suhu berkisar antara 37 dan 40 derajat celcius selama tiga hari berturut-turut. Peringatan Level 1 dikeluarkan ketika suhu di lokasi tertentu berada antara 35 dan 37 derajat celcius dalam jumlah hari yang sama.

Secara global, dunia telah melewati bulan Januari terpanas sepanjang masa, melanjutkan gelombang panas luar biasa yang dipicu perubahan iklim, kata Copernicus Climate Change Service (C3S) Uni Eropa pada 8 Februari 2024. Januari 2024 melampaui suhu terpanas bulan Januari sebelumnya, yang terjadi pada 2020 dalam rekor C3S sejak 1950.

 

3 dari 4 halaman

Menghentikan Peningkatan Suhu Global

Melansir NY Post, 9 Februari 2024, catatan ini muncul setelah 2023 ditetapkan jadi tahun terpanas sepanjang sejarah menurut catatan global sejak 1850. Ini terjadi karena perubahan iklim yang disebabkan manusia dan fenomena cuaca El Nino, yang menghangatkan permukaan air di bagian timur Samudra Pasifik, mendorong suhu jadi lebih tinggi.

Setiap bulan sejak Juni merupakan bulan terpanas di dunia, dibandingkan bulan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. "Bukan hanya ini merupakan rekor terpanas di bulan Januari, tapi kita juga baru saja mengalami periode 12 bulan dengan suhu lebih dari 1,5 derajat celcius di atas periode referensi pra-industri," kata Wakil Direktur C3S, Samantha Burgess.

Ia menambahkan, "Pengurangan emisi gas rumah kaca secara cepat adalah satu-satunya cara menghentikan peningkatan suhu global."

Para ilmuwan Amerika mengatakan, tahun 2024 punya satu dari tiga peluang jadi lebih panas dibandingkan tahun lalu, dan peluang sebesar 99 persen untuk masuk dalam lima tahun terpanas sepanjang rekor. El Nino mulai melemah bulan lalu, dan para ilmuwan mengindikasi fenomena tersebut dapat beralih ke La Nina yang lebih dingin pada akhir tahun ini.

4 dari 4 halaman

2024 Berpotensi Cetak Rekor Tahun Terpanas

Semula, El Nino diperkirakan masih akan berlangsung setidaknya hingga April 2024, menurut Organisasi Meteorologi Dunia (WMO). Setelah fenomena pendinginan La Nina berakhir pada awal tahun 2023, WMO menyatakan, permulaan El Nino terjadi pada Juli 2023.

"Dampak El Nino terhadap suhu global biasanya terjadi pada tahun setelah perkembangannya, dalam hal ini, pada 2024," kata Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas, dikutip dari Euronews, 10 Januari 2024.

Akibat suhu permukaan daratan dan laut yang mencapai rekor tertinggi sejak Juni 2023, tahun lalu jadi tahun terpanas yang pernah tercatat. Namun demikian, tahun ini bisa jadi lebih panas lagi, Talaas memperingatkan. Ia menyebut, "Hal ini jelas disebabkan kontribusi meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca yang memerangkap panas dari aktivitas manusia."

Rekor sebelumnya terjadi pada 2016 sebagai hasil dari fenomena El Nino yang kuat, serta dampak perubahan iklim. WMO menyatakan bahwa tidak ada dua peristiwa El Nino yang sama dan hal ini bukanlah satu-satunya faktor yang mendorong pola iklim global dan regional.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini