Sukses

Buang Tisu ke dalam Toilet, Dilarang di Indonesia tapi Dianjurkan di Jepang

Kebiasaan membuang tisu ke dalam toilet di Jepang itu sangat berbeda dengan ketentuan buang sampah di Indonesia, apa penyebabnya?

Liputan6.com, Jakarta - Seorang warganet Indonesia yang sedang bepergian ke Jepang memberitahu aturan tentang membuang tisu ke dalam toilet. Kebiasaan di Jepang itu sangat berbeda dengan ketentuan buang sampah di Indonesia. 

"Sesuatu yang dilarang di Indonesia tapi dianjurkan di Jepang," ungkap seorang pengguna Instagram di akun @aprilia.happy. 

Awalnya ia mengira bahwa aturan ini hanya ada di beberapa tempat saja, namun ternyata hampir di semua tempat di Jepang. "Jadi selama di sini (Jepang) tiap habis pakai tisu toilet itu jangan lupa buangnya ke dalam kloset bukan ke tempat sampah ya," sambungnya.

Hal itu tertulis dalam bahasa Jepang dengan ilustrasi gambar di toilet hotel yang ditinggalinya. Karena masih penasaran, selain di hotel sang pembuat video juga mencoba memerhatikan aturan yang tertulis saat berada di stasiun kereta di Osaka. 

"Kalau nggak salah aku juga pernah baca kalau tisu toilet di Jepang dibuat dari bahan yang mudah larut dalam air," jelas pembuat konten. 

Konten Reels di Instagram yang telah disukai oleh 22,1 ribu pengguna tersebut langsung mendapat reaksi dari warganet. Beberapa ada pula yang menjelaskan bahwa sebenarnya jenis tisu toilet di Indonesia sama seperti di luar negeri yaitu bisa larut dalam ait dan bisa dibuang ke toilet.

"Dengan jenis tisu yang sama mestinya di Indonesia nggak dilarang buat buang tisu di toilet. Yang dilarang buang tisu jenis lain atau barang lain seperti pembalut dsb," tulis seorang warganet.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sistem Buang Tisu Toilet di Eropa dan Asia

Warganet dengan akun @taufikbasari_official tersebut juga menjelaskan bahwa sistem buang tisu toilet ke dalam toilet berlaku di banyak negara yang menggunakan tisu toilet. Bahkan banyak toilet tanpa tempat sampah di dalam biliknya.

"Adanya petunjuk tertulis membuang tisu toilet di Jepang mungkin karena dia pakai dua sistem," sambungnya lagi.

Sistem pembersihan dengan tisu toilet dan dengan air sehingga butuh dipasang petunjuknya. Di banyak negara, khususnya Eropa atau Amerika tidak tertuis demikian karena sudah jadi pengetahuan bersama cara membuang tisu toilet.

Di beberapa negara Asia sistemnya beda, yakni memakai air. Sehingga dinilai tidak familiar dengan sistem tisu. Sistem pembersihan memakai tisu ini merupakan peninggalan Romawi karena itu banyak digunakan di Eropa kemudian dibawa ke Amerika oleh penjajah Eropa.

"Di Asia tidak banyak terpengaruh karena sebelum kedatangan bangsa penjajah di Asia sudah punya sistem bersih-bersihnya sendiri," jelasnya. 

3 dari 4 halaman

Alasan Sebaiknya Tak Pakai Tisu Toilet

Sementara itu mengutip kanal Citizen Liputan6.com, 2 Januari 2022, berbicara tentang tisu toilet, kebanyakan dari kita menginginkan gulungan tisu yang paling lembut dengan bau yang paling harum. Tapi kemungkinan besar dari kita tidak memikirkan bahwa itu mungkin bukan cara paling sehat untuk menjaga kebersihan.

Menggunakan tisu toilet mungkin bukan pilihan terbaik untuk kesehatan Anda. Dilansir dari Brightside, berikut deretan alasan mengapa sebaiknya berhenti menggunakan tisu toilet.

Pertama adalah karena bisa menyebabkan iritasi. Penting untuk membaca label ketika Anda membeli produk tertentu. Namun bahan kimia berbahaya yang disebut formaldehida sering digunakan dalam tisu toilet untuk membuatnya lebih kuat dan lebih lembut.

Formaldehida bisa sangat mengiritasi bagian pribadi Anda dan juga dapat menyebabkan mata, kulit, dan tenggorokan Anda menjadi lebih sensitif.  Kedua, alasannya karena bisa menyebabkan alergi. Tisu toilet beraroma pasti harum dan menjadi tambahan yang bagus untuk kamar mandi Anda, namun parfum yang menarik ini sebenarnya bisa menyebabkan alergi.

4 dari 4 halaman

Tisu Pengaruhi Kesehatan Reproduksi

Selain itu untuk membuat tisu toilet berbau seperti taman musim semi, perusahaan sering menggunakan wewangian buatan yang bisa mengganggu pH sehat pada bagian pribadi Anda dan bahkan menyebabkan infeksi jamur. Membeli tisu toilet daur ulang mungkin tampak seperti hal biasa, namun seringkali mengandung pengganggu endokrin kuat yang disebut bisphenol A, atau BPA. 

BPA secara kimiawi mirip dengan hormon estrogen yang sangat penting untuk kesuburan serta fungsi rahim. Lantaran meniru estrogen, BPA bisa menyebabkan masalah dengan reproduksi.

Faktanya, menghindari BPA yaitu salah satu hal pertama yang direkomendasikan para ahli medis kepada wanita yang ingin memulai sebuah keluarga. Walaupun tisu toilet seharusnya memberi Anda kebersihan, itu mungkin bukan cara yang paling efektif membersihkan bagian pribadi Anda. 

DI samping menyebabkan iritasi, menyeka dengan tisu toilet juga berisiko menyebarkan kuman dan kotoran ke tangan dan kuku Anda. Menggunakan bidet contohnya, mungkin merupakan cara yang lebih baik untuk tetap bersih, dan karena yang Anda gunakan hanyalah air, itu pun lebih lembut di kulit Anda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.