Sukses

Greta Thunberg Pilih Absen di KTT Iklim COP27, Sebut Forum untuk Greenwashing

Greta Thunberg menyebut bahwa ruang bagi masyarakat sipil sangat terbatas di KTT Iklim COP27.

Liputan6.com, Jakarta - Aktivis iklim Greta Thunberg mengatakan pada Minggu, 30 Oktober 2022, bahwa dirinya memilih absen dari COP27 bulan depan di Mesir. Perempuan asal Swedia ini mengecam KTT global tersebut sebagai forum untuk "greenwashing."

"Saya tidak akan menghadiri COP27 karena berbagai alasan, tetapi ruang bagi masyarakat sipil tahun ini sangat terbatas," kata Thunberg saat tanya jawab pada peluncuran buku terbarunya di Southbank Centre London, dikutip AFP, Senin (31/10/2022).

Aktivis berusia 19 tahun itu sebelumnya telah menyatakan solidaritas di Twitter dengan "tahanan hati nurani" menjelang COP27. Ini adalah konferensi ke-27 PBB tentang iklim, yang akan dibuka di kota resor Laut Merah Sharm el-Sheikh pada 6 November 2022 mendatang.

"COPs terutama digunakan sebagai kesempatan bagi para pemimpin dan orang-orang yang berkuasa untuk mendapatkan perhatian, menggunakan berbagai jenis greenwashing," katanya.

Konferensi COP, tambahnya, tidak benar-benar dimaksudkan untuk mengubah keseluruhan sistem, tapi mendorong kemajuan bertahap. "Jadi, COP tidak benar-benar bekerja, kecuali tentu saja kita menggunakannya sebagai kesempatan untuk memobilisasi," jelas Thunberg.

Dikutip dari Business News Daily, greenwashing adalah istilah ketika sebuah perusahaan mengaku sadar lingkungan untuk tujuan pemasaran, tetapi sebenarnya tidak melakukan upaya keberlanjutan yang penting. Dapat berarti pula, sebuah organisasi menghabiskan lebih banyak waktu dan uang untuk memasarkan dirinya sebagai ramah lingkungan daripada benar-benar meminimalkan dampak lingkungannya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Greenwashing

Ahli lingkungan Jay Westerveld menciptakan istilah "greenwashing" pada 1986, dalam sebuah esai kritis yang terinspirasi ironi gerakan "save the towel" di hotel yang berdampak kecil, selain menghemat uang hotel untuk biaya cucian.

Ide ini muncul di masa ketika sebagian besar konsumen menerima berita, terutama dari televisi, radio, dan media cetak, sehingga mereka tidak dapat memeriksa fakta seperti yang dilakukan saat ini. Perusahaan yang terlibat dalam greenwashing dalam skala luas telah menjadi berita utama selama bertahun-tahun.

Pada pertengahan era 80-an, misalnya, perusahaan minyak Chevron menugaskan serangkaian iklan televisi dan cetak untuk menyiarkan dedikasi lingkungannya. Tetapi sementara kampanye "People Do" berjalan, Chevron secara aktif melanggar Undang-Undang Udara Bersih dan Undang-Undang Air Bersih, serta menumpahkan minyak ke tempat perlindungan satwa liar.

Sayangnya, Chevron bukan satu-satunya perusahaan yang membuat klaim. Pada 1991, perusahaan kimia DuPont mengumumkan kapal tanker minyak lambung ganda dengan iklan yang menampilkan hewan laut berjingkrak-jingkrak dalam paduan suara Ode to Joy Beethoven. Namun, perusahaan tersebut adalah perusahaan pencemar terbesar di AS pada tahun itu.

3 dari 4 halaman

Buku Greta Thunberg

Buku Thunberg bertajuk The Climate Book telah diluncurkan pada Kamis, 27 Oktober 2022. Buku ini mencakup sekitar 100 kontribusi dari berbagai ahli, termasuk ekonom Thomas Piketty, kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dan penulis Naomi Klein.

Royalti Thunberg untuk buku tersebut akan diberikan kepada yayasannya, yang akan mendistribusikan ke organisasi amal yang menangani masalah lingkungan. Berkali-kali Thunberg menyerukan lebih banyak orang untuk terlibat dalam aktivisme iklim.

"Untuk mengubah banyak hal, kami membutuhkan semua orang, kami membutuhkan miliaran aktivis," katanya.

Dikutip dari Britannica, pemilik nama lengkap Greta Tintin Eleonora Ernman Thunberg ini berjuang mengatasi masalah perubahan iklim dengan mendirikan sebuah gerakan yang dikenal sebagai Fridays for Future, juga disebut School Strike for Climate, pada 2018 lalu. Ibu Thunberg adalah seorang penyanyi opera, dan ayahnya seorang aktor.

Greta didiagnosis dengan sindrom Asperger, yang sekarang dianggap sebagai gangguan spektrum autisme (ASD). Hal ini ditandai dengan kelainan dalam interaksi sosial, tapi dengan kecerdasan dan perkembangan bahasa yang normal. 

4 dari 4 halaman

Tentang Greta Thunberg

Perempuan kelahiran 3 Januari 2003 ini pertama kali mengetahui tentang kondisinya ketika berusia sekitar delapan tahun, dan dalam beberapa tahun, ia mengubah kebiasaan, seperti jadi seorang vegan dan menolak bepergian dengan pesawat. Baik ternak maupun pesawat terbang mengeluarkan sejumlah besar gas yang berkontribusi terhadap pemanasan global.

Berjuang untuk membuat dampak lebih besar, Thunberg berusaha memacu anggota parlemen untuk mengatasi perubahan iklim. Selama hampir tiga minggu sebelum pemilihan Swedia pada September 2018, ia bolos sekolah untuk duduk di luar parlemen negara itu dengan tanda yang bertuliskan "Skolstrejk för Klimatet" (Mogok Sekolah untuk Iklim).

Meski sendirian untuk hari pertama pemogokan, ia bergabung setiap hari berikutnya dengan lebih banyak orang, dan ceritanya menarik perhatian internasional. Thunberg kembali ke sekolah, tetapi terus bolos kelas pada Jumat untuk mogok, dan hari-hari ini disebut Jumat untuk Masa Depan.

Tindakannya menginspirasi ratusan ribu siswa di seluruh dunia untuk berpartisipasi dalam Fridays for Future mereka sendiri. Pemogokan diadakan di negara-negara seperti Belgia, Kanada, Amerika Serikat, Inggris, Finlandia, Denmark, Prancis, dan Belanda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.