Sukses

Sekelompok Kalkun Dihukum Mati karena Patahkan Pinggul Lelaki

Dalam serangan yang mengakibatkan pria itu terluka, sekawanan kalkun tersebut ditemani seekor ayam jago.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang lelaki menjadi korban serangan mengerikan sekompok burung kalkun dan seekor ayam jantan. Akibatnya, dua tulang pinggulnya patah.

Serangan terjadi di Provinsi British Columbia di Kanada pada Juli 2022. Saat itu, ada permintaan bantuan kepada Chase RCMP (Royal Canadian Mounted Police) untuk memeriksa kesehatan pria itu di sebuah rumah di Celista.

Saat tiba di lokasi, para petugas menemukan seorang pria terluka parah setelah diserang hewan. Pria yang tak disebutkan namanya itu ternyata diserang sekelompok kalkun yang ditemani seekor ayam jago.

Selain dua tulang pinggul yang patah, korban juga mengalami patah jari dan sejumlah luka robek. Dikutip dari Daily Star, Rabu, 12 Oktober 2022, pria itu beruntung sudah mendapat perawatan medis saat petugas tiba di tempat kejadian.

Menurut Sersan Barry Kennedy, akibat ulah sendiri, petugas menjadwalkan untuk 'menghukum mati atas kejahatan mereka'. Polisi sepertinya menerapkan keadilan tanpa memandang spesies.

Insiden serangan hewan terhadap manusia juga menimpa dua balita di Tenesse, Amerika Serikat. Seorang bayi laki-laki berusia lima bulan dan kakak perempuannya yang berusia dua tahun dianiaya oleh dua anjing pitbull peliharaan orangtua mereka sampai mati.

Dikutip dari Daily Mail, Hollace Dean Bennard dan Lilly Jane Bennard dinyatakan tewas di tempat kejadian setelah diserang oleh anjing-anjing di Shelby County, Tennessee, pada Rabu, 5 Oktober 2022. Dalam tragedi itu, ibu mereka, Kirstie Jane Bennard, mengalami kritis akibat berusaha menyelamatkan anak-anaknya dari anjing tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Suami Selamat

Seorang teman keluarga tersebut mengatakan kepada Daily Mail, bahwa hidup Kirstie dibantu alat pernapasan. Namun, ia menolak berbicara lebih lanjut. Sementara itu, Colby, kepala keluarga itu selamat. 

Insiden itu terjadi sekitar pukul 3.30 sore, waktu setempat. Tidak diketahui apakah Colby sedang berada di luar rumah saat kejadian berlangsung. Begitu pula dengan penyebab anjing-anjing tersebut menjadi agresif. Namun, anjing-anjing itu telah dibawa pergi oleh departemen pengendalian hewan setempat, meskipun tidak jelas apakah mereka telah dimusnahkan.

Penyelidikan atas serangan anjing ganas tersebut masih berlanjut. Pihak Kantor Sherif menolak berkomentar lebih jauh. Tidak diketahui pasti apakah akan ada pengenaan hukuman atas serangan tersebut.

Pit bull dikenal sebagai salah satu anjing dengan gigitan terkuat, selain Mastiff dan Rottweiler, menurut Canine Journal. Trah ini juga masuk dalam daftar anjing yang paling banyak menggigit, bersama Chihuahua, German Shepherds, dan Cocker Spaniels.

 

3 dari 4 halaman

Suntik Mati Gorila

Hampir semua hewan yang dianggap membahayakan manusia mengalami nasib seperti kalkun di atas. Salah satunya menimpa gorila berumur 17 tahun bernama Harambe yang ditembak mati petugas Kebun Binatang Cincinnati pada Minggu, 29 Mei 2016.

Sebelumnya, Harambe menyergap seorang balita berusia 4 tahun yang terjatuh ke dalam kandangnya karena terlepas dari pengawasan kedua orangtuanya. Kehadiran Isaiah, nama bocah itu, secara tiba-tiba, direspons primata besar itu dengan menarik kaki bocah itu dan membawanya kabur.

Dikutip dari kanal Global Liputan6.com, Harambe ditembak mati 10 menit setelah seorang balita terjatuh ke dalam kandang dan diseret dua kali berturut-turut. Keputusan itu dikritik banyak pihak. Mereka yang pro Harambe berpendapat gorila itu sebenarnya melindungi balita tersebut.

Namun, pihak kebun binatang membela diri. "Pihak kebun binatang mengenal perilaku setiap hewan yang ada dalam kebun binatang, mereka jauh lebih mengenalnya. Mereka tentunya sudah mencoba untuk memikirkan opsi lain, sudah melakukan yang terbaik. Namun memang ujung-ujungnya harus ada yang dikorbankan," demikian ucap Sharon Redrobe, Kepala Pimpinan Eksekutif Kebun Binatang Twycross di Leicestershire, Inggris kepada Metro UK.

4 dari 4 halaman

Kesedihan Pengasuh

Redrobe menjelaskan bahwa obat bius membutuhkan waktu 10 menit untuk bekerja dalam tubuh sang gorila. Dalam kurun waktu sebelum obat bius bisa bekerja dengan efektif, Harambe bisa saja bertindak kekerasan kepada balita yang ia seret kakinya di parit dalam kandang.

"Butuh waktu sekitar 10 menit untuk obat bius bekerja, dan kita tidak bisa menjanjikan situasi akan menjadi lebih baik. Karena kemungkinan besar sang gorila berubah menjadi kasar akibat merasa terancam," jelas Redrobe.

Meski begitu, kematian Harambe menimbulkan rasa keprihatinan mendalam di kalangan masyarakat dunia. Rasa kehilangan terbesar hanya bisa dirasakan oleh sosok pria yang membesarkan Harambe sejak lahir, Jerry Stones.

"Syok, Harambe adalah sosok yang sangat istimewa di hidup saya. Saya seakan kehilangan anggota keluarga sendiri," ungkap Jerry ketika mendengar kabar buruk tersebut.

Penjaga kebun binatang asal Texas yang sudah berumur 74 tahun ini mengatakan, ia sudah ada untuk Harambe sejak lahir.  "Saya membesarkannya sejak ia masih bayi. Harambe, gorila yang dulu berukuran mini dan sangat menggemaskan, tumbuh gagah dan menawan menjadi raksasa dengan hati yang lembut," jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.