Sukses

Mitologi Meteor, dari Kepala Medusa hingga Malapetaka

Banyak mitologi terhadap meteor. Ada juga yang menganggap meteor sebagai keberuntuangan.

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena meteor terjadi selama berabad-abad, mulai dari meteor jatuh hingga hujan meteor. Selama ini banyak orang yang mengira bintang jatuh, ternyata sebuah meteor yang sedang melintasi bumi.

Terdapat jutaan meteor yang ada di langit, jumlah meteor yang banyak ini setiap harinya bergerak mendekati atmosfer bumi. Meteor yang jatuh biasanya akan terbakar habis saat melintasi lapisan atmosfer.

Namun, jika ukuran serta kecepatan jatuhnya tinggi, maka meteor bisa sampai ke bumi. Meteor yang melintasi bumi akan terlihat jelas saat malam, sedangkan saat siang akan sulit terlihat.

Dilansir dari astrobites, Sabtu, 29 Mei 2021, meskipun meteor merupakan benda langit yang menjadi bagian dari fenomena alam, banyak masyarakat yang memiliki kepercayaan tersendiri tentang meteor. Kepercayaan ini berasal dari mitologi yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan diceritakan secara turun temurun.

Berikut beberapa mitologi tentang meteor yang dipercaya sejak zaman dahulu hingga sekarang oleh beberapa kalangan masyarakat.

1. Kepala Medusa yang Terpenggal

Perseids adalah nama untuk meteor yang jatuh setiap tahunnya antara 17 Juli dan 24 Agustus. Menurut mitologi Yunani, kata Perseid berasal dari Perseus yang dikenal sebagai seorang pahlawan Yunani legendaris yang berhasil mengalahkan musuhnya.

Perseus berhasil membunuh Medusa dengan cara memenggal kepalanya sehingga ia berubah menjadi batu. Pada saat memenggal kepala Medusa, kepala tersebut terbang ke langit. Setelah itu, orang-orang percaya bahwa meteor yang jatuh adalah kepala Medusa yang kembali ke bumi untuk balas dendam.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2. Orang Suci yang Dipanggang Hidup-Hidup

Umat Katolik menganggap bahwa Perseids adalah representasi dari air mata Santo Lawrence yang melayang di langit sepanjang tahun kemudian jatuh kembali ke bumi setiap tanggal 10 Agustus. Saint Lawrence adalah seorang martir Kristen yang dipanggang hidup-hidup di sebuah lapangan hijau, sebagai hukuman karena telah membantu orang miskin.

Saat dipanggang dalam keadaan hidup, Saint Lawrence mengatakan “Aku telah menyelesaikan semua urusanku dengan baik pada waktu ini. Serahkan aku!”. Setelah kejadian ini, meteor yang jatuh ke bumi dianggap sebagai peringatan dari Tuhan karena telah menyakiti orang baik.

3. Perahu Mistis

Suku Aborigin Yolngu, penduduk asli Australia yang bermukim di wilayah timur laut Arnhem Land di Northern Territory, memiliki kepercayaan tentang hubungan antara dunia atas dan dunia bawah. Mereka mempercayai bahwa ketika seseorang mati maka mereka akan dibawa pergi dengan sebuah perahu mistis. Ketika orang yang mati tersebut telah sampai dengan selamat di tanah roh, maka ia akan mengirimkan perahu tersebut kembali ke bumi sebagai bintang jatuh untuk dilihat oleh keluarga yang ditinggalkan.

4. Pertanda Malapetaka

Masyarakat Swabia di Jerman percaya bahwa meteor menandakan tahun keberuntungan, namun jika seseorang melihat tiga meteor dalam waktu semalam maka ia akan segera dijemput oleh kematian. Beberapa orang lain juga percaya bahwa meteor yang jatuh ke bumi adalah pentunjuk bahwa dewa-dewi di langit sedang marah. Kepercayaan lain juga mengatakan jika meteor melintasi suatu daerah, maka kematian dan penyakit akan melanda daerah tersebut. (Dinda Rizky Amalia Siregar)

3 dari 3 halaman

Wisata Gerhana Matahari Total 2016

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini