Sukses

Alasan Larangan Memberi Makan Monyet Ekor Panjang di Taman Nasional Kelimutu

Monyet ekor panjang bisa dengan mudah ditemui di Taman Nasional (TN) Kelimutu di Nusa Tenggara Timur.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu satwa yang mudah dijumpai di Taman Nasional Kelimutu, Nusa Tenggara Timur (NTT), adalah monyet ekor panjang atau Macaca fascicularis. Selain buah-buahan, pucuk daun dari berbagai tumbuhan yang berada di dalam kawasan TN Kelimutu merupakan sumber makanan bagi monyet ekor panjang.

"Namun, tahukah sobat, jika memberi makanan kepada Monyet ekor panjang akan mengubah perilakunya menjadi lebih agresif???" tanya akun Instagram @btn_kelimutu, 23 Mei 2021.

Alasannya, karena monyet akan terbiasa mendapatkan makanan dari pengunjung. Mereka bahkan cenderung menyerang jika melihat ada pengunjung yang membawa makanan.

"Oleh karena itu untuk kenyamanan wisata, Sobat dihimbau agar tidak memberi makan kepada satwa liar tersebut dan juga tetap menjaga kebersihan habitat alaminya di dalam kawasan TN Kelimutu," tulisnya dalam akun tersebut.

Sebelum berkunjung, para pelancong juga diminta untuk memesan tiket masuk secara online. "Oh iya, jumlah kuota pemesanan online juga dibatasi ya, hanya diperbolehkan sebanyak 400 pengunjung," tulisnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sering Jadi Masalah

Monyet ekor panjang memang sering menjadi masalah. Kawanan monyet ekor panjang menyeruak masuk ke dalam kompleks bangunan IPB Bogor, baru-baru ini. Puluhan monyet ini diduga mencari makan karena makanan di habitatnya yang mulai berkurang.

Beberapa bulan lalu, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau memasang perangkap kandang untuk menangkap kawanan monyet ekor panjang yang masuk perkampungan di Pekanbaru.

Sebelumnya, gerombolan monyet ekor panjang juga sempat menyerbu Pasar Ciampea Baru, Desa Cibanteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Monyet berekor panjang ini turun dari Gunung Kapur diduga karena kelaparan akibat musim kemarau.

3 dari 3 halaman

Infografis 5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.