Sukses

6 Fakta Menarik tentang Karawang, Bekas Lumbung Padi yang Jadi Saksi Bisu Kemerdekaan Indonesia

Kisah Karawang direkam dalam puisi yang diciptakan pujangga Chairil Anwar.

Liputan6.com, Jakarta - Karawang, salah satu kota di Jawa Barat yang memiliki luas 1.737,30 kilometer persegi. Mengawali perkembangannya di kawasan sebagai kabupaten, Karawang dulu dikenal dengan julukan lumbung padi. Kini, lahan-lahan pertanian banyak beralih fungsi menjadi kawasan industri. 

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, terdapat sekitar 2.381,97 hektare lahan yang tengah dikembangkan menjadi 10 kawasan industri baru bertaraf nasional dan internasional 35 persen atau sekitar 851,97 hektare ada di wilayah Karawang. Karawang pun didapuk sebagai kota industri terbesar di Indonesia.

Selain data itu, terdapat sejumlah fakta menarik lain tentang Karawang yang dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa, 23 Februari 2021.

1. Saksi Sejarah Kemerdekaan RI

Karawang menjadi bagian dari saksi sejarah bangsa dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan penjajah. Kota ini ini tak pernah bisa dilepaskan dari peristiwa Rengasdengklok 16 Agustus 1945, yakni sebuah peristiwa penculikan terbesar dalam sejarah Indonesia.

Para pemuda Rengasdengklok dalam sebuah perkumpulan yang disebut Menteng 31, yaitu Chaerul Saleh, Soekarni, Wikana, dan Aidit, menculik Sukarno-Hatta ke Renggasdengklok, Karawang. Hal ini bertujuan untuk mendesak kedua founding fathers mempercepat proklamasi tanpa harus menunggu keputusan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Di akhir cerita penculikan tersebut, Sukarno dan Hatta akhirnya kembali ke Jakarta untuk memproklamasikan Kemerdekaan RI yang jatuh pada 17 Agustus 1945. Tanpa melupakan sejarahnya, Karawang kini telah berkembang pesat untuk membuktikan pada para pejuang bahwa wilayah tersebut menjalani kemerdekaan dengan baik.

Di samping, pujangga besar Chairil Anwar merekam jejak dengan membuat puisi berjudul Karawang Bekasi untuk mengenangnya. Puisi itu menggambarkan bagaimana para pejuang yang mati muda menagih tanggung jawab dari para penerus bangsa.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

2. Pabrik Percetakan Uang Negara (PERURI)

Selain sebagai saksi sejarah kemerdekaan, di Karawang berdiri Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri). Peruri berdiri di lahan seluas 202 hektare yang terdiri dari areal percetakan uang kertas, percetakan uang logam dan areal percetakan dokumen resmi seperti materai, cukai, sertifikat tanah, dan paspor.

Peruri menjadi satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan negara untuk mencetak uang dan dokumen resmi lain. Uang kartal yang dicetak yakni dalam bentuk kertas maupun logam.

Dalam prosesnya, Peruri hanya bertindak sebagai pencetak uang saja. Kebijakan pembuatannya berada di tangan Bank Indonesia. Peruri hanya memenuhi target kontrak yang diberikan Bank Indonesia.

 

3 dari 7 halaman

3. UMK Tertinggi di Indonesia

Karawang yang berdiri sebagai salah satu kota besar yang didominasi dengan pabrik ini menjadikannya sebagai kawasan industri terbesar di Indonesia. Sesuai dengan julukannya sebagai kota industri, kota ini hadir dengan perusahaan-perusahaan yang berdiri di atas lahan penduduk.

Hal inilah yang menjadikan Karawang sebagai kota yang memiliki upah tertinggi UMK 2021 di Jawa Barat sekaligus nasional dengan angka Rp4.798.312,00 dan Rp4.594.324,54 di 2020. Tidak sedikit pula investor asing memilih untuk mendirikan perusahaan di kawasan industri Karawang.

4 dari 7 halaman

4. Lokasi Candi Tertua di Jawa

Karawang memiliki sebuah peninggalan kuno berupa candi bernama Candi Batujaya. Tempat wisata ini terletak di Desa Segaran, Kecamatan Batujaya dan Desa Telagajaya, Kecamatan Pakisjaya di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Melansir laman resmi Perpustakaan Nasional, Selasa, 23 Februari 2021, candi ini dinyatakan sebagai candi tertua di Jawa, melebihi usia Candi Borobudur di Magelang.

Candi Batujaya dibangun pada masa Kerajaan Tarumanegara yang sudah ada sejak abad ke-5 hingga ke-6 Masehi. Uniknya, semua bangunan candi menghadap ke arah yang sama, yakni 50 derajat dari arah utara. Areanya yang menyatu dengan persawahan warga ini memiliki lokasi yang tidak jauh dari garis pantai utara Jawa Barat atau Pantai Ujung Kota Karawang.

Tak hanya satu, di kawasan utama Candi Batujaya terdapat juga dua candi utama, yaitu Candi Jiwa dan Candi Blandongan. Selain itu, tidak seperti candi-candi lainnya di Batujaya, Candi Jiwa tidak memiliki anak tangga dan ukiran relief seperti candi pada umumnya bercorak Hindu dan Buddha.

Sekitar 100 meter dari Candi Jiwa, pengunjung dapat menemukan Candi Blandongan. Denahnya mirip bujur sangkar dengan luas 25×25 meter. Masing-masing sisi candi memiliki tangga masuk dan pagar langkan. Sementara itu, di bagian tengahnya terdapat semacam bekas ruangan dengan luas 10×10 meter. Bisa disimpulkan bagian atas Candi Blandongan dulunya digunakan menggelar ritual atau upacara keagamaan.

5 dari 7 halaman

5. Jaipongan Khas Karawang

Jaipong merupakan sebuah jenis tari tradisional masyarakat Sunda yang sangat terkenal di Indonesia dan sudah sangat lekat dengan adat Sunda. Tari jaipong atau biasa disebut dengan jaipongan diciptakan oleh seniman asal Karawang H. Suanda pada 1976.

Kesenian jaipongan merupakan perpaduan seni tradisional Ketuktilu, Kliningan, Bajidoran, dan Pencaksilat, seni ini merupakan kesenian khas Karawang yang sangat diminati dan digandrungi oleh seluruh lapisan masyarakat. Pagelaran seni jaipongan pada saat perayaan pernikahan atau khitanan, hampir di seluruh pelosok pedesaan ataupun perkotaan menggelar hiburan resepsi dengan kesenian khas ini, terutama sesudah panen raya.

Dalam seni saipongan dipentaskan seni tari khas Karawang denga penari yang luwes, cantik menarik, diiringi dengan tabuhan gendang yang menantang penonton untuk turut menari disertai gamelan lainnya, serta Juru Kawih yang lirih dan mendayu membuat penonton terpesona.

6 dari 7 halaman

6. Deretan Kuliner Khas

Karawang selain dikenal sebagai julukan kota industri,  terkenal juga akan wisata alam sampai wisata kuliner khas. Kota yang mulai berkembang ini punya beberapa jenis makanan khas yang patut dicoba.

Salah satunya soto gompol, mirip dengan soto betawi yang konon sudah dikenal sejak 1980. Soto ini memiliki empat pilihan isian, yaitu ayam, daging,  usus, dan babat. Daun bawang dan taburan emping biasanya menemani sajian soto. Ditambah pelengkap seperti sambal, kecap, dan acar dengan perasan jeruk nipis.

Selain soto, Karawang juga punya kue yang patut dicicipi, namanya kue gonjing.  Makanan tradisional khas Karawang ini dibuat dari tepung beras dan kelapa. Cocok dimakan baik dengan taburan gula putih maupun saos, tergantung dari selera.  (Melia Setiawati)

7 dari 7 halaman

Cara Aman Pesan Makanan via Online dari Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.