Sukses

Mengupas Relasi Simbiosis Mutualisme Antara Brand dan Komunitas

Brand tak bisa bisa bertahan tanpa dukungan komunitas.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagus apapun konsep sebuah brand, tanpa adanya komunitas yang mendukung, tak akan berhasil. Itulah inti dari penjelasan Michael Killian,  Co-founder Pleasure dan ZODIAC, dalam Fashion Talks Nusantara Fashion Festival (NUFF) 2020 bertema From Disco to Youth Culture: Building Community-Driven Fashion Brand.

Bergerak di bidang event dan merchandise fesyen, Michael mengaku ia dan keenam founder Pleasure lainnya memulai bisnis tersebut pada 2014 tanpa ada perencanaan yang matang. Namun, mereka tidak pernah lupa untuk terus membangun koneksi sehingga pada akhirnya terbentuk komunitas yang loyal dan suportif terhadap brand-nya.

Komunitas itu, sambung Michael, dibangun dari minat dan kegemaran yang serupa, misalnya dari aliran musik, film, atau hal lainnya. Untuk merawat komunitas, ia menekankan pentingnya komunikasi dua arah dan hubungan timbal-balik dalam setiap kolaborasi dan di dalam komunitas itu sendiri.

"Membangun koneksi dengan brand dan komunitas itu sangat penting. Dari komunitas itu akan ada yang namanya kolaborasi, dari semua kolaborasi pasti akan ada output dan experience yang akan bangun eksistensi brand," ucap Michael dalam diskusi virtual tersebut pada Sabtu (22/8/2020).

Ia menyebut komunitas dapat dibentuk dari relasi terdekat. Berawal dari mulut ke mulut, kesempatan akan semakin terbuka bagi brand untuk membangun koneksi dengan banyak komunitas dengan berbagai latar belakang.

Dengan komunitas yang ada, Pleasure terbilang sukses dalam setiap acara yang diselenggarakannya. Tak hanya bisa mendatangkan DJ asing untuk berkolaborasi dengan DJ lokal, tetapi juga berdampak pada brand luar yang menggandeng mereka untuk berkolaborasi menciptakan produk.

Lewat berbagai acara yang diselenggarakan baik di Indonesia dan di luar negeri, merchandise fesyen Pleasure semakin diminati dan mendapat feedback yang baik pula. Akhirnya, Pleasure membuka ZODIAC, bar tempat komunitas berkumpul dan mengadakan acara. Bisnis makin berkembang dengan membuka ZODIAC Space untuk memperkenalkan merchandise fesyen dari Pleasure.

"Saat bikin koleksi, mereka (komunitas) selalu beli dan pakai merek kami, kasih feedback, kasih tahu ke teman lain, dan ini yang bantu kita untuk membangun serta memperbaiki kualitas brand," kata Michael.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Adaptif tapi Jaga DNA

Tak hanya soal komunitas, Michael juga menyinggung pentingnya menjaga spirit dan nilai brand. Brand harus tetap spontan bereaksi pada tren, tetapi pantang untuk keluar dari tujuan dan nilai awal sebuah brand.

"DNA dan story brand itu sangat penting. Kita sebagai brand harus selalu relevan dan adaptif. Kita boleh saja mendekati tren, tapi harus tetap jaga DNA dan story kita," tuturnya.

Ia juga menyatakan, selain mempertahankan otentisitasnya, brand juga harus tetap relevan dan adaptif terhadap tren yang berkembang. Memahami nilai DNA dan cerita yang ingin disampaikan brand dengan baik terlebih dahulu, sesuaikan dengan tren yang ada, barulah ciptakan pesan brand yang ingin dibangun dan disampaikan kepada audiens.

"Hal-hal yang kita suka itu yang kita taruh di desain t-shirt. Nah, inilah yang namanya story, ini nyambung dan relevan. Story ini yang biasanya menarik bagi brand luar dan akhirnya diajak kolab sama mereka," ungkapnya.

Bila berhasil mempertahankan orisinalitas, label bisa beranjak ke skala internasional dan bersaing di pasar luar negeri. Bagi Michael, tidak ada salahnya untuk membidik target pada market luar negeri untuk membesarkan nama brand. (Brigitta Valencia Bellion)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.