Sukses

Makna Nyepi bagi Founder Tulola, Label Perhiasan Lokal Asal Bali

Kendati, Nyepi 2020 tak lebih dulu diawali dengan pawai ogoh-ogoh sebagai upaya menekan penyebaran corona COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta - Adalah Sri Luce Rusna, Founder sekaligus Creative Director Tulola, label perhiasan lokal asal Bali yang mengucapkan sembari membagikan makna perayaan Nyepi. Hal ini sebagaimana tertulis pada unggahan Instagram-nya, Selasa, 24 Maret 2020.

Tampak di sana bahwa Nyepi diartikan, dalam caranya alam mencari keseimbangan, ia mampu menyembuhkan segala yang tampak maupun tidak. "Menepi, betapa sederhananya hidup ini," begitu keterangan yang tertulis di potret unggahan tersebut.

Masih dalam rangka Nyepi, Sri juga mengumumkan bahwa offline store Tulola di Bali, Plaza Indonesia, dan Kemang sementara tutup demi memperingati perayaan Nyepi, sedangkan pembelian tetap bisa dilakukan secara online.

"Tulola yang diintinya merupakan keluarga kreatif dan kami harus berkarya, walau mesti terus berjuang. Kami memanfaatkan waktu ini untuk kembali ke akar, kembali ke studio, dan kembali ke seni kami," bunyi keterangan pada unggahan yang dimaksud.

Pihaknya juga mengajak publik untuk turut serta dalam merefleksi semangat Nyepi. "Demi terus menemukan inspirasi dan keindahan," tandas keterangan tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Perayaan Nyepi Tanpa Ogoh-ogoh

Berbicara soal perayaan Nyepi, penyelenggaraannya tahun ini berlangsung tanpa lebih dulu diawali pawai ogoh-ogoh. Keputusan ini diambil Gubernur Bali Wayan Koster untuk menekan penyebaran corona COVID-19.

"Mohon kerja sama masyarakarat dengan gotong-royong, bersatu-padu dengan pemerintah menghindari polemik yang bisa memperkeruh suasana," ucap Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra dilansir dari Antara, Rabu, 25 Maret 2020.

Karenanya, founder lain Tulola, Happy Salma, tampak membakar ogoh-ogoh berukuran lebih kecil dari biasanya. Lewat Instgram Story, Selasa, 24 Maret 2020, momen ini dibagikan Happy.

"Bye, ogoh-ogoh. Simbol sifat binatang liar tak terkontrol, manusialah yang harusnya bisa dan mampu mengendalikan. Ogoh-ogoh dibakar sebagai simbol musnahnya yang buruk, dan setelah ini menepi. Nyepi," tulisnya.

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan Berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini