Sukses

Kisah Menyentuh Melly Goeslaw tentang Anak-Anak Asuh dari Lombok

Melly Goeslaw menyatakan meski biaya pendidikan sudah banyak digratiskan, tetapi kepedulian masyarakat dibutuhkan untuk menopang biaya lain yang tidak terkover.

Liputan6.com, Jakarta - Hari Pendidikan Nasional yang jatuh setiap 2 Mei membangkitkan kenangan Melly Goeslaw tentang anak-anak Lombok yang menjadi korban gempa dahsyat beberapa waktu lalu. Berkunjung bersama dengan sang suami, Anto Hoed, pada Oktober 2018, empatinya tergerak.

Pencipta lagu Bunda itu pun berkisah lewat akun Instagramnya @melly_goeslaw. Ia mengaku bersepakat dengan suaminya untuk menjadi orangtua asuh bagi dua anak Lombok.

Kedua anak itu kehilangan orangtuanya dalam gempa tersebut. Melly dan Anto pun berkomitmen untuk menyekolahkan keduanya hingga setinggi-tingginya.

"Karena kami sadar betul pendidikan sangat penting, masa depan bangsa ada di tangan anak-anak, maka janganlah sampai ada anak yang tak bisa mendapatkan pendidikan," tulis Melly tepat pada Hari Pendidikan Nasional 2019 ini.

Ia mengatakan meski sudah banyak sekolah yang menggratiskan biaya belajar, hal tersebut tidaklah cukup. Pasalnya, pendidikan harus ditunjang banyak hal lain yang juga memerlukan uang, seperti sarana ke sekolah, pangan yang cukup, serta kesehatan.

Maka itu, ia mengetuk hati banyak orang untuk juga ikut mengangkat anak asuh korban bencana alam, seperti di Lombok dan Palu, yang sudah kehilangan orangtua. Apalagi, banyak anak-anak itu kini hidup sebatang kara menumpang pada tetangga.

"Saya pun mengetuk hati yang lain utk sekiranya bisa menyisihkan rezekinya tiap bulan untuk mengangkat anak asuh korban bencana alam," tulis Melly Goeslaw.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kisah Karim

Kepedulian Melly tentang anak-anak dan pendidikan tak hanya soal mereka yang menjadi korban bencana alam. Sehari sebelumnya, ibu dua anak itu juga menyebarkan kisah Karim.

Kisah Karim mencuat setelah potretnya berseragam SD yang sedang naik KRL tanpa sepatu viral di media sosial. Menurut penuturan Melly, Karim harus menempuh perjalanan dari Kemayoran ke Depok untuk sekolah.

"Tak jarang, ia berangkat dari rumah jam 3 pagi agar tak ketinggalan kereta pertama dan terlambat masuk sekolah. Di tengah dinginnya pagi, Karim hanya mengenakan sandal karena sepatunya rusak," tulisnya.

Perempuan kelahiran Bandung itu menyebut Karim sebagai anak piatu yang selama ini tinggal bersama kakek dan neneknya. Sementara, ayah Karim bekerja jadi kuli bangunan di Manggarai.

"Di masa tuanya, sang kakek tetap bekerja sebagai tukang ojek untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari," tulsnya lagi.

Ia pun mengajak pengikutnya untuk membantu Karim terus bersekolah dengan berdonasi. Tak hanya itu, ia meminta warganet itu melecut semangat Karim bersekolah dengan mengetik kalimat, "Karim 💪💪💪", di kolom komentar.

"Satu komentar darimu akan jadi lecutan semangat bagi Karim sekolah dan bisa meraih cita-citanya," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.