Sukses

Sakit Saat Traveling di Luar Negeri, Apa yang Harus Dilakukan?

Tentu tidak ada orang yang mau sakit, apalagi saat traveling. Namun, jika itu terjadi, apa yang harus Anda lakukan?

Liputan6.com, Jakarta Traveling merupakan salah satu waktu paling menyenangkan. Namun, untuk menikmatinya Anda juga membutuhkan tubuh yang sehat. Karena tak dipungkiri Anda akan berjalan lebih banyak dan jauh dari orang-orang yang dikenal.

Maka tentu tidak ada orang yang mau sakit, apalagi saat traveling. Namun, jika itu terjadi, apa yang harus Anda lakukan? Anda tengah jauh dari rumah dan asing dengan lingkungan.

Seorang traveler Tia (26) menceritakan pengalamannya saat berlibur ke Johor Bahru, Malaysia. Saat itu, ia sakit dan merasa badannya demam dan menggigil.

"Saya pikir ini adalah gejala flu, makanya saya pergi ke toko obat untuk membeli pereda demam. Tenggorokan saya juga merasa sakit sehingga saya juga butuh lozenges," ujarnya kepada Liputan6.com.

Ia pun mendapatkan Ibuprofen dan semacam permen pereda sakit tenggorokan. Ternyata, ia justru mendapati reaksi alergi dari mengonsumsi Ibuprofen. Alhasil, ia memutuskan untuk ke dokter.

"Awalnya saya agak takut ke dokter. Takut dokternya enggak cocok dan bagaimana dengan biayanya, serta ketakutan-ketakutan yang lain. Tapi saya banyak tanya sama penduduk lokal dan mendapat rekomendasi untuk ke klinik. Ternyata prosesnya mudah, saya hanya tinggal menyerahkan paspor dan mulai diperiksa," kata Tia.

Dokter memberikan Tia obat oral yang diberikan langsung saat itu juga. Ditambah antibiotik dan parasetamol. Dalam satu hari, ia pun sudah merasa membaik.

Penting bagi Anda untuk mengetahui alergi obat yang dimiliki. Sehingga tak salah mendapatkan obat. Jika merasa tidak butuh dokter, Anda pun bisa langsung membeli obat di toko obat di tempat Anda traveling.

Anda juga perlu mengetahui ciri-ciri penyakit yang dirasakan. Jika demam, bisa jadi Anda mengalami infeksi yang disebabkan virus atau bakteri, bahkan jamur. Jika disebabkan virus, Anda tidak membutuhkan antibiotik karena dapat sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu tujuh hari. Biasanya dalam tiga hari, gejalanya sudah mulai membaik.

Sebaliknya, infeksi bakteri biasanya terjadi dalam waktu yang lebih panjang. Untuk mempersingkatnya, Anda perlu antibiotik. Supaya tidak menjadi resisten, Anda perlu menghabiskan dosis yang diberikan.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.