Sukses

Inilah Sebaik-baik Hamba Allah di Hari Kiamat, yang Seburuk-buruknya Bagaimana?

Di hari kiamat ada manusia yang mendapatkan predikat sebaik-baik hamba Allah dan ada pula yang berprediket sebaliknya, yakni seburuk-buruk hamba Allah.

Liputan6.com, Cilacap - Di hari kiamat manusia akan mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya dari Yang Maha Adil, yakni Allah SWT. Di hadapan pengadilan Allah SWT, semua manusia akan mempertanggungjawabkan amal perbuatannya.

Terdapat hadis Rasulullah SAW yang menerangkan perihal sebaik-baik manusia yang mendapatkan kedudukan terhormat dan tinggi di hari kiamat.

Ada pula golongan manusia yang mendapat sebutan seburuk-buruk manusia di hari akhir itu. Tentu saja hal ini berkaitan dengan amalannya sewaktu di dunia.

Lantas amal apa yang menyebabkan mereka mendapatkan predikat sebaik-baik dan seburuk-buruk hamba Allah di har kiamat? Simak ulasannya berikut ini.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ini Sebaik-baik dan Seburuk-buruk Hamba Allah

Menukil Republika, Rasulullah SAW menerankan perihal seburuk-buruk manusia dan sebaik-baik manusia dalam hadis berikut ini,

وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  : أَفْضَلُ النَّاسِ عِنْدَاللَّهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ اِمَامٌ عَادِلٌ رَقِيْقٌ .وَشَرُّعِبَادِاللَّهِ عِنْدَاللَّهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ اِمَامَةِ اِمَامٌ جَائِرٌ خِرْقٌ. 

Rasulullah ﷺ bersabda, “Lebih utamanya manusia di sisi Allah derajatnya di hari kiamat itu seorang pemimpin yang adil yang lemah lembut (memiliki kasih sayang). Dan seburuk-buruk hamba di sisi Allah derajatnya di hari kiamat yaitu pemimpin yang zalim yang kasar.” (HR Thabarani).

Adapun fasilitas yang diperoleh hamba Allah yang adil ialah mendapatkan tempat yang penuh kilauan cahaya. Rasulullah SAW bersabda:

وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِنَّ الْمُقْسِطِيْنَ عِنْدَاللَّهِ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُوْرٍ عَنْ يَمِسْنِ الرَّحْمَنِ وَكِلْتَايَدَيْهِ يَمِيْنُ الَّذِيْنَ يَعْدِلُوْنَ فِى حُكْمِهِمْ وَأَهْلِيْهِمُ وَمَاوُلُّوا.  

Orang-orang yang adil (almuqsitiyn) kelak di akhirat akan mendapatkan derajat yang begitu tinggi di sisi Allah SWT. Mereka ditempatkan pada sebuah tempat yang penuh dengan cahaya. Sebab selama di dunia orang tersebut adil dalam setiap urusannya.  

Artinya ketika dia mendapat kepercayaan menjadi seorang pemimpin ia adil dalam mengeluarkan kebijakan, ketika dia adalah seorang hakim maka dia adil dalam memutuskan perkara, ketika dia seorang suami dia adil pada istri dan anak-anaknya. 

Maka dari itu bila seseorang yang mendapat amanat menjadi pemimpin berlaku lah adil. Berhati-hatilah, jangan sampai karena kepentingan sekelompok orang lalu memutuskan suatu secara sepihak. Maka ketidakadilan akan mengantarkan pada neraka.  

وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:  مَامِنْ أَحَدٍ يَكُوْنُ عَلَى شَىْءٍ مِنْ أُمُوْرِ هَذِهِ الْاُمَّةِ فَلَمْ يَعْدِلْ فِيْهِمْ اِلَّا كَبَّهُ اللَّهُ فِى النَّارِ 

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak seorang pun yang diserahi urusan umat ini, lalu tidak berlaku adil kepada umat kecuali Allah pasti menjerumuskannya ke dalam neraka.” (HR Thabarani) 

3 dari 3 halaman

Adil Ibadah yang Utama

Maka berbuat adil itu adalah termasuk dari ibadah yang utama. Bahkan berbuat adil lebih utama dari amalan sunnah seperti sholat malam dan puasa sunah puluhan tahun. 

Mengapa? Karena ketika seseorang mampu adil dalam urusannya, atau adil dalam memutuskan satu perkara dampaknya akan begitu besar terhadap kehidupan.   

وَعَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ:  يَاأَبَاهُرَيْرَةَ عَدْلُ سَاعَةٍ أَفْضَلُ مِنْ عِبَادَةِ سِتِّيْنَ سَنَةً قِيَامِ لَيْلِهَاوَصِيَامِ نَهَارِهَا, وَيَاأَبَاهُرَيْرَةَ جَوْرُسَاعَةٍ فِى حُكْمٍ أَشَدُّ وَأَعْظَمُ عِنْدَاللَّهِ عَزَّوَجَلَّ مِنْ مَعَاصِى سِتِّيْنَ سَنَةً.  

Dari Abi Hurairah, Nabi Muhammad SAW telah bersabda, “Wahai Abu Hurairah, adil sesaat itu lebih utama dari pada ibadah enam puluh tahun. Yaitu bangun pada malamnya dan puasa pada siang harinya. Wahai Abu Hurairah, menyeleweng sesaat dalam memutuskan perkara itu lebih berat dan lebih besar dosanya di sisi Allah Azza wa Jalla dari pada kemaksiatan enam puluh tahun.” (HR Al Ashbihani) 

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.