Sukses

Dehidrasi Picu Penyakit Kronis, Jemaah Haji Diingatkan Banyak Minum

Proses dehidrasi jemaah haji telah dimulai sejak di pesawat.

Liputan6.com, Madinah - Jemaah haji Indonesia diingatkan untuk selalu memperhatikan kesehatan agar ibadahnya berjalan lancar, terkait cuaca panas di Madinah.Salah satunya dengan selalu membawa air minum saat beraktivitas.

Kecukupan minum untuk menghindari dehidrasi yang bisa memicu munculnya panyakit kronis lain. Beberapa penyakit yang muncul akibat dehidrasi adalah diabetes melitus (DM) dan gangguan jantung. Kondisi ini cukup berbahaya karena bisa menyebabkan kematian.

"Yang mendominasi akibat dehidrasi sehingga penyakit kronis muncul," kata Direktur Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), dr Amsyar Akil,  Sabtu (13/7/2019).

Amsyar menuturkan jika proses dehidrasi jemaah telah dimulai sejak di pesawat. Ini karena mereka malu untuk meminta minum dan menahan buang air kecil sehingga tanpa sadar terkena dehidrasi.

"Ditambah lagi setelah tiba (di Tanah Suci), aktivitas jemaah meningkat yang memperparah dehidrasi, sehingga penyakit yang ada muncul," jelas dia.

Dia menyebut, saat ini jemaah haji yang telah menjalani rawat jalan dan rawat inap karena penyakit mencapai 90 orang. Dengan rincian, rawat inap 31 jemaah, gangguan psikiatri 17 orang, dan sisanya rawat jalan.

Tercatat  empat orang telah meninggal dunia. Dua orang wafat di pesawat dan dua lagi saat dalam perawatan di Madinah.

Keempat jemaah adalah Sumiatun Sowikromo Sutardjan, jamaah haji asal Blora, Jawa Tengah yang masuk dalam kloter 2 Embarkasi Solo (SOC),Mudjadid Damanhuri Mangun, jamaah haji asal Karanganyar kloter 4 Embarkasi Solo (SOC), Khairil Abbas Salim, jamaah haji asal Kota Pekanbaru kloter 3 Embarkasi Batam (BTH) dan Artapiah Armin Musahab, jamaah haji asal Jakarta Barat kloter 8 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG).

Diketahui hasil pemeriksaan, para jemaah yang meninggal dunia memiliki riwayat penyakit jantung dan diabetes melitus (DM).

Kasie Kesehatan Daker Madinah, dr Edi Supriyatna menambahkan, jemaah yang mengidap diabetes melitus memang berisiko ketika melakukan penerbangan. Proses take off dan pendaratan pesawat membuat adrenalin meningkat. "Karena itu obat harus diminum," katanya.

Sebab itu, jemaah disarakan telah melakukan pencegahan sejak dari sebelum keberangkatan. Dengan melakukan diet, berolahraga dan minum obat.

Diakui penyakit diabetes memang tidak bisa disembuhkan. Namun jemaah yang menderita diabetes melitus bisa menjaga kadar gula darah dalam tubuhnya agar stabil.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini