Sukses

Pumping ASI Berapa Jam Sekali dan Dimulai Kapan? Ini Tips IDAI

Penting bagi ibu menyusui untuk memompa ASI setiap 2-4 jam sekali.

Liputan6.com, Jakarta - Pumping ASI merupakan praktik yang penting bagi ibu menyusui yang perlu berpisah dengan bayinya untuk jangka waktu tertentu. Pumping ASI berapa jam sekali? Penting bagi ibu menyusui untuk memompa ASI setiap 2-4 jam sekali, tergantung pada kebutuhan bayi dan jadwal ibu.

Konsistensi dalam memompa ASI secara teratur dapat membantu menjaga produksi ASI dan memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup.

Mengetahui kapan sebaiknya memulai pumping ASI juga merupakan hal yang penting bagi ibu menyusui. Disarankan ibu untuk mulai berlatih memerah ASI sejak awal setelah melahirkan atau sebelum selesai cuti melahirkan. Ini membantu ibu dalam mempersiapkan diri dan bayi untuk memompa dan mengonsumsi ASI melalui botol susu dengan lancar saat diperlukan.

Memahami pentingnya waktu yang tepat untuk memulai pumping ASI dapat membantu ibu menyusui merencanakan dan menyesuaikan praktik menyusui mereka sesuai dengan kebutuhan bayi dan kehidupan sehari-hari.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang pumping ASI berapa jam sekali, kapan dimulai, dan tips melakukannya, Jumat (5/4/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Pumping ASI Berapa Jam Sekali?

Pumping ASI berapa jam sekali adalah pertanyaan yang seringkali menghantui ibu menyusui. Menurut Poltekkes Kemenkes Kendari, ibu sebaiknya memompa ASI setiap 3–4 jam sekali, dengan durasi sekitar 15 menit. Menurut American Pregnancy Association, jarak waktu yang ideal untuk memompa ASI adalah 2–3 jam sekali dalam 24 jam, termasuk di malam hari.

Ini penting untuk memastikan bahwa bayi mendapatkan cukup ASI dan memelihara produksi ASI yang optimal.

Memahami waktu ideal untuk memompa ASI merupakan langkah penting dalam merawat bayi dan menjaga kesehatan ibu. Melancarkan produksi ASI dapat dilakukan dengan memerah atau memompa ASI secara lebih sering, misalnya setiap 2 jam sekali selama 15 menit. Adanya alarm juga bisa membantu ibu mengingat jadwal memompa ASI. Tetapi, penting untuk memahami bahwa penggunaan pompa ASI yang terlalu sering dapat memiliki dampak negatif.

Salah satu dampak buruk dari memompa ASI terlalu sering adalah risiko bayi mengalami bingung puting. Menurut  Poltekkes Kemenkes Kendari, bayi mungkin akan merasa puting botol susu dan puting payudara ibu berbeda. Hal ini bisa membuat bayi enggan menyusu langsung dari payudara. Selain itu, penggunaan pompa ASI yang berlebihan juga bisa menyebabkan kontaminasi ASI, kerusakan pada puting dan jaringan payudara, serta nyeri pada payudara.

Bahkan, Siloam Hospitals mengingatkan bahwa hiperlaktasi, yaitu kondisi ketika tubuh ibu memproduksi ASI lebih banyak dari yang dibutuhkan bayi, bisa menyebabkan masalah serius seperti saluran air susu tersumbat, payudara bengkak dan sakit, serta mastitis.

Untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan ibu serta bayi, waktu ideal untuk memompa ASI perlu diperhatikan dengan cermat. Penting bagi ibu untuk mengikuti panduan dan saran dari tenaga medis yang terpercaya untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan diri serta bayi.

3 dari 5 halaman

Kapan Sebaiknya Mulai Pumping ASI?

Kapan sebaiknya mulai pumping ASI menjadi pertanyaan penting bagi ibu menyusui, terutama bagi mereka yang akan kembali bekerja setelah masa cuti melahirkan. Menurut Kementerian Kesehatan RI, memerah ASI secara rutin setelah melahirkan dapat membantu memperbanyak produksi ASI. Oleh karena itu, berlatih pumping ASI sebelum masa cuti melahirkan berakhir adalah langkah bijak yang dapat dilakukan oleh ibu yang akan kembali bekerja.

Dinas Kesehatan atau Dinkes Aceh menyarankan agar ibu mulai berlatih memerah ASI dan memberikan ASI melalui botol susu kepada bayi sebelum masa cuti melahirkan berakhir, sehingga bayi dapat beradaptasi dengan baik.

Perlu dicatat bahwa waktu mulai pumping ASI setelah melahirkan harus diperhatikan dengan seksama dan tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Menurut saran dari RSUP Dr Sardjito, ibu perlu membuat jadwal khusus untuk memompa ASI ketika sudah kembali bekerja.

Tips bagi ibu yang akan kembali bekerja adalah memulai latihan memerah ASI beberapa minggu sebelum masa cuti melahirkan berakhir, sehingga mereka dapat mempersiapkan diri dan bayi dengan baik untuk perubahan tersebut. Selain itu, ibu juga perlu memastikan bahwa mereka memiliki pompa ASI yang sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan mereka.

Penting untuk dicatat bahwa ada perbedaan dalam proses pumping ASI bagi ibu yang bekerja dan ibu rumah tangga. Bagi ibu bekerja, pumping ASI menjadi kegiatan rutin di tempat kerja, di mana mereka perlu membuat jadwal khusus dan menyediakan tempat yang nyaman untuk melakukannya. Sedangkan bagi ibu rumah tangga, pumping ASI mungkin lebih fleksibel dan bisa dilakukan sesuai kebutuhan bayi dan kenyamanan ibu.

Namun, baik bagi ibu bekerja maupun ibu rumah tangga, konsistensi dalam memompa ASI dan memberikan nutrisi yang cukup bagi bayi tetap menjadi prioritas utama.

4 dari 5 halaman

Tips Pumping ASI dari IDAI

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan beberapa tips pumping ASI yang perlu para ibu ketahui:

  • Pompalah payudara sesuai jam bayi minum jika anda jauh darinya: Jika ibu harus berpisah dengan bayinya untuk jangka waktu tertentu, penting untuk memompa ASI sesuai dengan jadwal pemberian makan bayi. Misalnya, jika bayi biasanya menyusu setiap tiga jam sekali, ibu sebaiknya memompa ASI setiap tiga jam juga untuk menjaga produksi ASI dan memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup. Contohnya, jika ibu harus bekerja di luar rumah, dia dapat memompa ASI di tempat kerja setiap tiga jam sekali untuk menyimpan ASI yang akan diberikan kepada bayi nanti.
  • Untuk meningkatkan jumlah ASI yang diperah, kompres payudara dengan air hangat dan pijatlah dengan lembut sebelum memerah: Sebelum memerah ASI, ibu dapat menggunakan kompres hangat pada payudara atau mandi air hangat untuk membantu melancarkan aliran ASI. Selain itu, pijatan lembut pada payudara sebelum memerah juga dapat membantu merangsang produksi ASI. Misalnya, ibu dapat menggunakan handuk hangat atau kompres air hangat untuk ditempatkan di payudara selama beberapa menit sebelum memerah ASI.
  • Jangan putus asa bila saat awal memerah jumlah ASI yang keluar sedikit. Dengan memompa secara rutin biasanya akan meningkatkan produksi ASI dalam 2 minggu: Saat awal memerah ASI, jumlah ASI yang diperoleh mungkin sedikit. Namun, dengan konsistensi dalam memompa ASI secara rutin, biasanya produksi ASI akan meningkat dalam dua minggu. Misalnya, ibu yang baru mulai memerah ASI mungkin hanya mendapatkan beberapa mililiter ASI pada awalnya, tetapi dengan memompa secara teratur, produksi ASI akan meningkat seiring waktu.
  • Simpan ASI sejumlah yang diminum bayi. Coba sedikit-sedikit: Penting untuk menyimpan ASI dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan bayi. Sejumlah kecil ASI yang dicairkan lebih cepat mencair, dan dengan menyimpan ASI dalam jumlah yang sesuai dengan porsi pemberian makan bayi, ibu dapat menghindari pemborosan ASI. Misalnya, jika bayi biasanya minum 60 ml ASI per sesi, ibu sebaiknya menyimpan ASI dalam kemasan 60 ml untuk setiap porsi.
  • Jika anda memompa saat kerja, dinginkan (atau gunakan portable cooler bag): Bagi ibu yang memompa ASI saat bekerja, penting untuk menjaga keamanan dan kualitas ASI yang dipompa. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan mendinginkan ASI segera setelah dipompa. Contohnya, ibu dapat menggunakan tas pendingin portabel atau kulkas kantor untuk menyimpan ASI yang dipompa selama hari kerja. Ini akan membantu mencegah pertumbuhan bakteri dan menjaga kebersihan ASI.
  • ASI dapat disimpan di lemari pendingin selama 72 jam. Jika anda tidak ingin memakainya pada periode waktu tersebut, bekukan ASI: Penting bagi ibu untuk mengetahui batas waktu penyimpanan ASI di lemari pendingin. ASI dapat disimpan di lemari pendingin selama 72 jam (sekitar tiga hari), tetapi jika tidak akan digunakan dalam periode tersebut, lebih baik untuk membekukan ASI agar tetap segar dan terhindar dari risiko kerusakan atau kontaminasi. Sebagai contoh, jika ibu memiliki stok ASI yang lebih dari yang akan digunakan dalam tiga hari, dia dapat mempertimbangkan untuk membekukan sebagian stok tersebut untuk digunakan di masa mendatang.
  • Jika anda akan memompa dan menyimpan ASI secara teratur, pertimbangkan untuk menggunakan kantong plastik yang didisain untuk menyimpan ASI: Bagi ibu yang akan memompa dan menyimpan ASI secara rutin, penting untuk menggunakan kantong plastik atau wadah khusus yang dirancang untuk menyimpan ASI. Kantong plastik ini biasanya aman digunakan untuk penyimpanan ASI dalam jangka waktu tertentu dan dilengkapi dengan penutup yang rapat untuk mencegah tumpahan atau kontaminasi. Misalnya, ibu dapat menggunakan kantong plastik khusus ASI yang telah dibersihkan dan disterilkan untuk menyimpan ASI yang dipompa.
5 dari 5 halaman

Tips Lanjutannya

  • ASI beku: Aman untuk penyimpanan jangka panjang tergantung dari suhu freezer dimana ASI di simpan: Ketika menyimpan ASI dalam freezer, penting untuk memperhatikan suhu freezer dan jangka waktu penyimpanan yang aman. ASI beku dapat disimpan dalam freezer dalam jangka waktu tertentu tergantung pada suhu freezer yang dipilih. Misalnya, pada suhu freezer -18 derajat Celsius, ASI dapat disimpan dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkan dengan suhu freezer yang lebih tinggi.
  • ASI yang dicairkan dapat bertahan 24 jam di lemari pendingin: Setelah ASI dicairkan, penting untuk menyimpannya di lemari pendingin dan mengonsumsinya dalam waktu yang relatif singkat. ASI yang telah dicairkan dapat bertahan dalam lemari pendingin selama 24 jam sebelum harus dibuang. Sebagai contoh, jika ibu ingin menggunakan ASI yang telah dicairkan untuk bayinya, ia sebaiknya mengonsumsinya dalam waktu 24 jam setelah pengeluaran dari lemari pendingin untuk memastikan keamanan dan kualitasnya.
  • Berikan sedikit ruangan pada bagian atas wadah: Saat menyimpan ASI dalam wadah atau kantong plastik, penting untuk memberikan sedikit ruang di bagian atas wadah. Hal ini karena ASI akan mengembang ketika dibekukan, dan memberikan sedikit ruang akan mencegah wadah pecah akibat tekanan yang terbentuk. Misalnya, ibu dapat meninggalkan ruang sekitar satu inci di bagian atas wadah sebelum memasukkan ASI ke dalam freezer untuk pembekuan.
  • Untuk mencairkan ASI, tempatkan di dalam wadah berisi air hangat untuk beberapa menit: Ketika ingin menggunakan ASI yang telah dibekukan, penting untuk mencairkannya dengan hati-hati untuk mempertahankan kualitasnya. Salah satu cara yang aman untuk mencairkan ASI adalah dengan meletakkannya di dalam wadah berisi air hangat selama beberapa menit. Proses ini akan membantu ASI mencair secara perlahan tanpa merusak komposisi nutrisinya. Sebagai contoh, ibu dapat menempatkan wadah atau kantong plastik ASI yang telah dibekukan ke dalam mangkuk berisi air hangat selama sekitar 10-15 menit untuk mencairkannya sebelum digunakan.
  • Jangan menggunakan microwave untuk mencairkan atau menghangatkan ASI: Meskipun microwave dapat menjadi pilihan yang cepat untuk mencairkan atau menghangatkan makanan atau minuman, namun tidak dianjurkan untuk digunakan pada ASI. Microwave dapat merusak nutrisi dalam ASI dan meningkatkan risiko terjadinya hot spots yang dapat membakar bayi. Sebagai gantinya, lebih baik menggunakan metode mencairkan ASI dengan air hangat atau menghangatkannya dalam air panas.
  • Jangan memasak ASI: ASI sebaiknya tidak dimasak atau dipanaskan secara berlebihan, karena hal ini dapat merusak nutrisi dan komponen penting lainnya dalam ASI. Memasak ASI juga dapat meningkatkan risiko kontaminasi dan membuatnya tidak aman untuk dikonsumsi oleh bayi. Sebagai contoh, ibu harus menghindari memasukkan ASI ke dalam panci atau air mendidih untuk dimasak seperti yang dilakukan pada susu formula.
  • Dengan perlahan kocoklah ASI untuk mencampur lemak yang telah mengapung: Setelah ASI dicairkan, lemak dalam ASI mungkin akan terpisah dan mengapung di permukaan. Sebelum memberikan ASI kepada bayi, penting untuk mencampur lemak ini kembali dengan ASI secara perlahan dengan mengocok wadah atau kantong plastiknya. Hal ini akan memastikan bahwa bayi mendapatkan nutrisi yang seimbang dari ASI. Sebagai contoh, ibu dapat memutar atau menggoyangkan wadah ASI dengan lembut sebelum memberikannya kepada bayi untuk memastikan bahwa lemaknya tercampur secara merata.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.