Sukses

Viral Tangis Duka Tenaga Kesehatan RS Indonesia di Gaza Lihat Putrinya Jadi Korban Serangan Israel

Di tengah kesibukannya sebagai nakes, Ghada tiba-tiba dikejutkan dengan tim penyelamat menandu korban serangan Israel yang ternyata putrinya.

Liputan6.com, Jakarta - Tenaga kesehatan di Palestina, Ghada Abu Eida menjerit sesaat setelah menyadari bahwa anak perempuannya menjadi korban serangan Israel.

Momen pilu ini terekam dalam video yang diunggah di Twitter milik Osaid Alser, MD, MSc (Oxon) yang menuliskan bio sebagai ahli bedah.

Awalnya, video menunjukkan suasana sibuk di Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Saat itu, Ghada tengah berjalan menyusuri lorong rumah sakit bersama rekannya. Dia adalah petugas kesehatan di unit gawat darurat di RS tersebut.

Di tengah kesibukannya sebagai nakes, Ghada tiba-tiba dikejutkan dengan tiga pria yang merupakan tim penyelamat menandu tubuh perempuan kecil sambil berlari. Menurut keterangan video, anak perempuan itu baru saja menjadi korban serangan Israel.

Setelah memerhatikan sekilas, Ghada pun langsung menjerit dan mengejar ketiga pria tersebut karena sadar bahwa korban yang ditandu adalah anak perempuannya.

“Dapatkah Anda membayangkan menjadi petugas kesehatan, seperti perawat yang bekerja berhari-hari tanpa henti di rumah sakit. Dan kemudian melihat putri Anda ditandu, terluka parah akibat pengeboman ke rumah Anda? Bisakah Anda bayangkan?” tulis akun @OsaidesserMD, dikutip Kamis (2/11/2023).

Ghada Abu Eida, seorang dokter di Rumah Sakit Indonesia di Gaza, sedang bekerja di unit gawat darurat ketika tim penyelamat membawa putrinya dengan tandu. Dr. Ghada sedang menyelamatkan orang-orang yang terluka dalam serangan udara Israel di Kamp Jabalia, tanpa menyadari bahwa putrinya juga menjadi sasaran,” tulis akun Twitter lainnya yakni @inejmydarling.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pingsan Saking Sedihnya

Menyaksikan sang anak menjadi korban serangan dan terbaring tak berdaya membuat Ghada kehilangan kesadaran.

Tubuhnya lemas kemudian tak sadarkan diri. Dia pun dibantu oleh petugas kesehatan lainnya.

Melihat kejadian menyedihkan tersebut, Osaid Alser mengingatkan semua orang untuk tidak mengabaikan situasi ini.

“Jangan menghindar, jangan abaikan ini, lihat saja ekspresi wajahnya, jika kamu tidak sakit hati (melihat ini), aku tidak yakin apakah kamu masih memiliki sedikit rasa kemanusiaan untuk tetap dianggap manusia,” tulisnya.

3 dari 4 halaman

Dokter atau Perawat?

Ghada disebut sebagai perawat oleh Osaid Alser, tapi dalam unggahan @inejmydarling, dia disebut sebagai dokter.

“Dia seorang dokter anak, bukan perawat,” tulis akun @DouglasDavisRN.

“Bukan, dia seorang perawat - menurut sumber di rumah sakit Indonesia,” kata @OsaidesserMD.

“Tidak, dia seorang dokter,” jawab @DouglasDavisRN sambil menunjukkan unggahan @inejmydarling yang menyebut Ghada sebagai dokter.

“Tweet ini tidak akurat. Jika Anda dapat membaca bahasa Arab, silakan lihat ini dari Kementerian Kesehatan (setempat). Apa pun itu, itu tidak masalah. Dia urutan ke-2 dari kiri. Perawat di Gaza juga mengenakan jas putih,” jelas @OsaidesserMD sambil menunjukkan unggahan dari Kemenkes Palestina berupa tulisan Arab soal Ghada.

4 dari 4 halaman

Dituduh Berpura-pura

Dokter atau perawat bukanlah masalah besar, menurut Osaid Alser, Ghada tetaplah tenaga kesehatan yang membantu para korban.

Namun dalam utas tersebut, ada komentar yang membuat warganet meradang karena menyebut Ghada sebagai aktor. Dengan kata lain, ia dianggap hanya berperan dalam video tersebut seolah-olah momen pilu itu hanya rekayasa.

“Sebenarnya di waktu luang dia adalah seorang aktris seperti rekan-rekannya… cukup buruk (aktingnya) tapi mungkin karena dia tidak bisa mengikuti kursus aktor tertentu,” tulis pengguna akun Twitter @manfref.

Komentar itu pun sontak membuat warganet meradang.

“Aku harap kejadian itu terjadi padamu dan keluargamu,” kata warganet.

“Punya malu lah sebelum berkomentar. Semoga Anda mengalami penderitaan yang sama seperti yang dialami warga Palestina,” ucap warganet lain.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.