Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Kondisi Lapar atau Kenyang Ternyata Berdampak pada Kepuasan Bercinta, Kok Bisa?

Para peneliti di University of Oslo, Norwegia mengungkap, sesi bercinta tidak terasa begitu memuaskan jika dilakukan dalam kondisi lapar.

Liputan6.com, Jakarta - Makanan dan bercinta memiliki kesamaan. Keduanya sama-sama memberi kesenangan. Namun, siapa menduga jika kombinasi keduanya menghasilkan kesenangan yang memuaskan.

Para peneliti di University of Oslo, Norwegia mengungkap, sesi bercinta tidak terasa begitu memuaskan jika dilakukan dalam kondisi lapar.

Tim peneliti mempublikasikan temuan mereka dalam jurnal akademis Psychophysiology setelah melakukan eksperimen terhadap 67 pria dan wanita Norwegia.

"Rasa nyaman dari sentuhan akan lebih terasa setelah makan ketimbang tanpa makan, dan aktivasi otak lebih tinggi setelah makan dibandingkan tanpa makan," tulis tim peneliti, dilansir New York Post.

Para peneliti menegaskan, ghrelin--hormon usus yang mendorong motivasi untuk makan dan meningkatkan asupan makanan--secara intrinsik berkaitan dengan tingkat kesenangan.

Dalam upaya percobaannya, peneliti meminta para partisipan menyentuh tulang kering mereka dengan lembut pada dua hari berbeda. Satu hari ketika mereka sudah makan, dan satu hari lainnya sebelum makan.

Pada hari pertama, para partisipan tiba pukul 15.00 untuk melakukan percobaan, setelah berpusa selama enam jam. Mereka lalu diberi makanan cair dan pisang sebelum tulang kering kanannya disikat dengan kecepatan berbeda.

Pada saat tulang kering mereka disikat, secara bersamaan otak mereka pun dipindai menggunakan fMRI. Setelahnya mereka diminta untuk menilai seberapa menyenangkan sentuhan yang dirasakan. 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tes Dilakukan Saat Lapar

Pada hari kedua, para peserta diharuskan berpuasa selama enam jam dan tidak diberikan makanan apa pun ketika tiba untuk melakukan percobaan. Dalam kondisi lapar, tulang kering mereka sekali lagi disikat dan otak dipindai.

Seperti yang diduga, hasil pemindaian menunjukkan kadar ghrelin yang lebih tinggi pada hari kedua. Para relawan juga melaporkan, tingkat kesenangan yang lebih rendah.

"Semua kecepatan sentuhan dinilai kurang menyenangkan ketika partisipan belum makan,” kata para peneliti.

“Ini mungkin karena perhatian peserta terganggu oleh perasaan interoseptif terkait rasa lapar yang disebabkan oleh perut kosong." 

 

 

3 dari 3 halaman

Ghrelin Berkaitan dengan Kepuasan Bercinta

Para peneliti menyimpulkan, ghrelin mungkin berkontribusi dalam menurunkan regulasi nilai rangsangan sosial untuk mendorong pencarian makanan alih-alih fokus pada kesenangan.

“Hasil kami menunjukkan bahwa, di luar perannya sebagai hormon perangsang nafsu makan, ghrelin juga terlibat dalam memberikan nilai pada imbalan sosial seperti sentuhan.”

Meski demikian, tampaknya kurang bijaksana jika makan terlalu banyak sebelum bercinta. Ini karena salah seorang dokter pernah mengatakan, sebaiknya menunggu setidaknya 60 menit setelah makan besar untuk berhubungan seks.

“Jika kurang dari itu mungkin akan mengakibatkan banyak makanan masih berada di perut Anda,” kata Dr. Valerie Antoine Gustave kepada StyleCaster.

Gustave juga menambahkan, karbohidrat seperti produk susu dan roti sangat mudah difermentasi. Demikian juga dengan buah-buahan seperti apel dan ceri yang bisa meningkatkan produksi gas dan menyebabkan kembung. Sehingga, disarankan menghindari jenis makanan tersebut sebelum bercinta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini