Sukses

Situasi Terkini COVID-19 di Indonesia Masuk Kategori Transmisi Komunitas Level 1 WHO, Kasus Positif Turun 14,9 Persen

Juru Bicara COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Moh Syahril melaporkan update situasi COVID-19 di Indonesia per 20 Februari 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Moh Syahril melaporkan update situasi COVID-19 di Indonesia per 20 Februari 2023.

Menurutnya, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sudah dicabut sejak 30 Desember 2022. Hingga kini, pencabutan tersebut tidak membuat parameter pengendalian COVID-19 terganggu.

Hal ini dibuktikan dengan kasus COVID-19 yang sangat sedikit yakni 113 per 19 Februari 2023.  

“Kalau dibandingkan dengan kasus harian selama seminggu ke belakang, kita turun 14,9 persen. Sebelumnya 200-an per hari tapi Alhamdulillah di 19 Februari ini pasien kita 113,” kata Syahril dalam konferensi pers virtual, Senin (20/2/2023).

Pada parameter angka kematian, secara kumulatif pasien yang meninggal per harinya ada dua orang. Ini menurun jika dibandingkan seminggu ke belakang.

“Penurunannya sebesar 31,25 persen.”

Sedangkan, pasien rawat inap jumlahnya naik sekitar 1,5 persen, tapi jumlah keterisian tempat tidur (BOR) turun 2,41 persen.

“Begitu juga dengan angka positivity rate, saat ini kita ada di angka 1,2 persen. Jadi secara total kami ingin sampaikan keempat parameter menunjukkan kita masuk dalam transmisi komunitas level 1 sebagaimana yang distandarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).”

Selain itu, Syahril juga menyampaikan soal survei serologi antibodi SARS-CoV2 yang dilakukan pada Januari lalu.

Alhamdulillah antibodi COVID-19 penduduk Indonesia 99 persen, naik 0,5 persen dari survei serologi yang dilakukan pada bulan Juli 2021," jelas Syahril.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Update XBB.1.5 Kraken

Diketahui bahwa COVID-19 Subvarian XBB.15 atau Kraken telah masuk ke Tanah Air. Update terbaru menunjukkan adanya penambahan empat kasus baru dari subvarian tersebut.

“Saat ini kami ingin menyampaikan ada penambahan empat kasus (Kraken),” lanjut Syahril.

Dari keempat kasus baru itu, pasien pertama adalah perempuan yang sudah mendapat vaksinasi booster Sinopharm. Namun tidak bisa dilakukan penelitian epidemiologi lebih lanjut karena yang bersangkutan tidak tinggal di alamat yang diberikan dan sudah dikomunikasikan dengan pengurus RT setempat.

Pasien ini pada awalnya melakukan isolasi mandiri dan saat ini sudah dinyatakan sembuh setelah sebelumnya mengalami gejala ringan.

3 dari 4 halaman

Pasien Berikutnya

Pasien kedua adalah perempuan berusia 22 dengan status vaksinasi booster lebih dari enam bulan lalu. Ia mengalami gejala ringan tanpa komorbid dan saat ini sudah selesai menjalani isolasi mandiri dan dinyatakan sembuh.

Pasien ketiga adalah laki-laki berusia 47. Dan, pasien keempat adalah perempuan berusia 37. Pasien ketiga dan keempat tengah menjalani proses penyelidikan epidemiologi sehingga informasi tentang keduanya belum lengkap.

Sebelumnya, ada dua kasus Kraken yang diumumkan. Pasien pertama adalah warga negara asing (WNA) dari Polandia dan yang kedua adalah warga yang pulang dari Tanah Suci setelah ibadah umroh.

4 dari 4 halaman

Kenaikan Kraken Tidak Signifikan

Sejak Desember 2022 ada satu pasien Kraken dan di awal 2023 ada penambahan lima pasien.

“Jadi total saat ini kita ada enam pasien. Empat di antaranya tidak ada gejala, dua lainnya gejala ringan.”

Domisili para pasien ada di Banten, satu di Kalimantan Timur, dan empat lainnya di DKI Jakarta.

Hasil whole genome sequencing atau WGS dari keenam pasien ini dikerjakan di laboratorium Kementerian Kesehatan dan laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI).

Menurut Syahril, meski kasus subvarian Kraken bertambah, tapi situasi di Indonesia masih terkendali.

“Kami ingin sampaikan bahwasanya walau subvarian Kraken ini ada di Indonesia tapi Alhamdulillah semua ini masih terkendali.”

“Artinya, kenaikan kasus subvarian Kraken ini tidak begitu terlihat signifikan. Hanya enam, tidak seperti lonjakan kasus yang disebabkan Omicron sebelumnya.”

Di beberapa negara, varian Kraken menyebabkan lonjakan kasus. Namun, hal serupa tidak terjadi di Indonesia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.