Sukses

Kemenkes Masih Konsultasi dengan WHO soal Pemberian Vaksin COVID-19 untuk Balita

Pemerintah belum menentukan waktu pemberian vaksin COVID-19 untuk anak di atas enam bulan

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah belum menentukan waktu pemberian vaksin COVID-19 untuk anak di atas enam bulan. Saat ini, Kementerian Kesehatan masih berkonsultasi terkait pemberian vaksin tersebut untuk anak-anak di bawah enam tahun itu.

“Kami masih berkonsultasi dengan WHO untuk vaksinasi COVID-19 pada anak usia mulai 6 bulan ” kata Juru bicara Kementerian Kesehatan dokter Mohammad Syahril pada Rabu (11/1/2023) dalam keterangan tertulis. 

Seperti diketahui, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah mengeluarkan Izin Penggunaan Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) untuk vaksin anak di atas enam bulan dari produsen Pfizer.

Pada 11 Desember 2022, BPOM terbitkan EUA untuk vaksin Comirnaty Children (6 Months – 4 Years) pada 11 Desember 2022.

Terkait langkah yang dilakukan BPOM, Kementerian Kesehatan mengapresiasi gerak cepat instansi tersebut dalam mengeluarkan EUA untuk vaksin COVID-19 balita.

Mengingat masih menunggu hasil diskusi antara Kemenkes dengan WHO mengenai pemberian vaksin COVID-19 untuk balita, pemerintah saat ini berfokus pada pemberian booster di atas 18 tahun. Seperti diketahui ini adalah kelompok yang memiliki mobilitas tinggi.

Pemerintah juga tengah menggenjot pemberian vaksin COVID-19 booster kedua pada lansia yang saat ini capaiannya masih di angka 68 juta atau sebesar 29,31 persen. Hal ini penting dilakukan mengingat angka kematian bila terpapar SARS-CoV-2 tinggi di kelompok usia tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Vaksin COVID-19 untuk Balita Gratis

Meski belum tahu kapan pemberian vaksin COVID-19 untuk anak di atas enam bulan dimulai, Kemenkes memastikan bahwa vaksin tersebut gratis. Hal ini disampaikan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin beberapa waktu lalu.

"Anggarannya cukup kok. Bisa untuk melakukan vaksinasi (COVID-19) pada anak secara gratis," kata Budi.

"Nanti, akan segera kita proses tentang vaksinasi anak secara gratis," lanjut Budi dalam Konferensi Pers: Kinerja 2022 dan Program Kerja 2023 Kementerian Kesehatan RI, Kamis (5/1/2023).

Saat ini, memang baru Pfizer yang dapat izin darurat untuk balita tapi jika nanti ada opsi vaksin COVID-19 lain untuk anak di atas enam bulan, Kemenkes juga bisa menyiapkannya.

"Sekarang adanya Pfizer tapi nanti kalau ada yang lain akan kita berikan," jelas Budi.

 

3 dari 4 halaman

Tentang Vaksin Pfizer Anak

Selain Vaksin Comirnaty Children (6 Months – 4 Years), BPOM juga sudah mengeluarkan EUA untuk Vaksin Comirnaty Children (5-11 Years). BPOM menjelaskan keduanya merupakan vaksin COVID-19 dengan platform mRNA yang dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech.

Berikut tata cara pemberian vaksin tersebut:

- Dosis Vaksin Comirnaty Children (6 Months – 4 Years) untuk vaksinasi primer adalah 3 mcg/0,2 mL, diberikan dalam 3 dosis pemberian. Dua dosis pertama diberikan dalam rentang waktu 3 minggu, diikuti dengan dosis ketiga yang diberikan setidaknya 8 minggu setelah dosis kedua.

- Dosis Vaksin Comirnaty Children (5-11 Years) untuk vaksinasi primer adalah 10 mcg/0,2 mL, diberikan dalam 2 dosis dengan rentang waktu 3 minggu antara dosis pertama dan kedua.

 

4 dari 4 halaman

Efek Samping: Ringan - Sedang

Efek samping pada anak kelompok usia 6 bulan hingga kurang dari 5 tahun secara umum dilaporkan dengan intensitas ringan – sedang.

Terdapat kejadian lymphadenopathy/pembengkakan atau pembesaran kelenjar getah bening di kelompok vaksin sebesar 0,2% pada subjek usia 6 bulan hingga kurang dari 2 tahun dan sebesar 0,1% subjek usia 2 tahun hingga kurang dari 5 tahun.

Pada pengamatan kejadian efek samping pada anak kelompok usia 5 tahun sampai kurang dari 12 tahun yang menjadi perhatian khusus (Adverse Events of Special Interest/AESI), dilaporkan terjadi reaksi angioedema (pembengkakan disertai kemerahan) pada 1,2% subjek kelompok vaksin dan 0,8% subjek kelompok plasebo.

Selain itu, dilaporkan 13 kasus lymphadenopathy (0,9% subjek) pada kelompok vaksin dan 1 kasus pada kelompok plasebo. 

  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini