Sukses

Terapi Traveling Bagus untuk Kesehatan Mental

Kesehatan mental yang lebih baik dapat diperoleh dengan traveling

Liputan6.com, Jakarta - Anda suka traveling? Nah, ternyata traveling bagus bagi orang yang sedang berjuang dengan tekanan mental. Traveling ini dapat membantu meningkatkan kesejahteraan orang dengan kesehatan mental.

Sebuah artikel jurnal yang diterbitkan di Tourism Management menemukan bahwa pengalaman berlibur dapat bermanfaat bagi orang-orang yang mengalami demensia.

Dan, terapi traveling ini tak hanya bermanfaat pada orang yang demensia, tapi juga dapat membantu orang yang berjuang dengan masalah kesehatan mental lainnya.

Dilansir Very Well Mind pada Senin, 8 Agustus 2022, para peneliti mengeksplorasi bagaimana traveling melibatkan perasaan, pemikiran, tindakan, dan pengalaman sensorik untuk mengembangkan kerangka kerja berdasarkan intervensi psikologi positif yang ada untuk menangani demensia.

Penelitian ini adalah salah satu yang pertama untuk mengeksplorasi hubungan antara pengalaman traveling dan intervensi kesehatan mental melalui lensa psikologi positif, dengan manfaat seperti menikmati momen, merasa bersyukur, dan memikirkan pengalaman positif. 

"Studi tersebut mendukung bahwa restrukturisasi pikiran dapat lebih membantu Anda ketika rangsangan, lingkungan, orang, tugas, dan sebagainya berubah," kata Psikoterapis dengan Mindpath Health, Taish Malone, LPC, PhD. 

Menurutnya, ketika orang pergi berlibur akan menemukan diri mereka berada di lingkungan baru dan budaya yang berbeda, Terdan secara fisik bergerak dengan cara yang mungkin tidak mereka lakukan di rumah.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Traveling Mengasah Jiwa Sosial dan Merangsang Otak

Sedangkan ahli saraf dan pekerja sosial klinis Renetta Weaver, LCSW-C, mengatakan, bepergian alias traveling ke lingkungan baru menawarkan pengalaman sosial dan emosional yang meningkatkan hormon kebahagiaan dan mengarah pada pembelajaran baru dengan cara yang berbeda dari struktur kebiasaan lingkungan kita sehari-hari. 

"Perjalanan lebih dari sekadar kemewahan, itu kebutuhan. Mungkin satu-satunya saat kita berhenti dan mencium bunga mawar. Perjalanan dapat membantu kita untuk mengingat untuk apa kita hidup daripada melupakan apa yang kita miliki karena kita sibuk terus-menerus. mengejar apa yang tidak kita miliki," ujar Weaver.

Penelitian lebih lanjut memang diperlukan di bidang perjalanan dan peningkatan fungsi pada orang dengan tekanan mental, tapi Weaver mencatat bahwa sudah ada bukti bahwa aktivitas dan pengalaman kreatif membantu merangsang otak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.