Sukses

Omega 3 dan Stimulasi, Sama-Sama Penting agar Anak Cerdas

Salah satu mencegah anak bodoh dengan memberikannya omega 3 serta didi

Liputan6.com, Jakarta Kekurangan omega-3 sejak 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) seorang anak, menempatkan si Kecil pada sejumlah risiko.  Salah satu yang paling ditakutkan adalah fungsi otak dan saraf yang tak berkembang optimal. Bisa bikin bodoh?

"Tidak juga," kata dokter spesialis anak konsultan, Bernie Endyarni Medise kepada Health Liputan6.com dalam sebuah diskusi bersama Forum NGOBRAS belum lama ini.

Menurut dia ada tiga faktor yang dilihat guna menentukan fungsi kognitif seorang anak. Faktor genetik, lingkungan, dan nutrisi. "Fungsi omega 3 itu masuk ke dalam faktor nutrisi," Bernie melanjutkan.

Masing-masing faktor tersebut memiliki peran yang sama besarnya. "Semuanya harus maksimal. Kalau kurang satu saja, mungkin anak akan pintar saja sih, tapi kalau dia makannya baik, mungkin akan jauh lebih pintar," ujarnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Omega 3 Diberikan, Stimulasi Jangan Sampai Lupa

Untuk kognitif dan tumbuh kembang, lanjut Bernie, memang ada beberapa faktor yang memengaruhi. Pola makan si Kecil bagus tapi tidak distimulasi, sama saja bohong.

"Anak dikasih omega 3, omega 6, dan semua makanan yang bagus diberikan. Akan tetapi dia tidak distimulasi, tidak diajarin, tidak diimunisasi sehingga anaknya sakit-sakitan, tidak akan berkembang dengan baik," kata dia.

"Tiga komponen itu, terutama stimulasi dan nutrisi, adalah dua komponen yang harus diberikan kepada anak," Bernie menekankan.

 

3 dari 4 halaman

Saran untuk Ibu Baru

Saat praktik sehari-hari, Bernie selalu menyarankan para ibu yang baru saja melahirkan untuk sebisa mungkin memberikan air susu ibu (ASI). Lain hallnya, jika sudah berusaha sekuat tenaga tapi ASI tak kunjung deras.

Sebab, tak ada susu lain yang sehebat ASI. "Di ASI sudah ada imunoglubolin, zat kekebalan tubuh, lemak, dan mineral," Bernie menjelaskan. 

"Sebisa mungkin, berikan ASI sampai enam bulan, setelah enam bulan lanjut MPASI (makanan pendamping air susu ibu)," ujarnya. 

Setelah ASI, saran berikutnya yang dia berikan kepada pasien, adalah memerhatikan nutrisi sehari-hari. Namun, harus diingat juga, kalau nutrisi bukan satu-satunya faktor yang bisa bikin anak pintar. 

"Harus ada stimulasi juga," ujarnya.

 

 

4 dari 4 halaman

Gunanya Stimulasi

Stimulasi, katanya, adalah rangsangan. Stimulasi yang baik, harus terjadi interaksi dua arah, "Kalau cuma dikasih gadget doang, itu namanya stimulasi satu arah."

Interaksi untuk stimulasi harus terjadi dua arah. Caranya mudah, ajak si Kecil bermain bersama. Menurut Bernie, bermain adalah belajar terbaik bagi anak, dan belajar adalah bermain bagi mereka. 

"Orangtua enggak bisa berujar 'Tunggu lima tahun saja, deh'. Kita justru harus mendeteksinya sedini mungkin," katanya. 

"Ketika sudah punya komitmen untuk punya anak, bekerja itu tak apa, tapi setelah bekerja harus meluangkan waktunya buat anak," Bernie menekankan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini