Sukses

Hati-hati Dengan Panas Dalam

Liputan6.com, Jakarta: Panas dalam bukanlah penyakit, melainkan gejala dari suatu penyakit. Kondisi kelelahan, gangguan pencernaan, gangguan tenggorokan, hingga ketidakseimbangan hormon, bisa ditandai oleh rasa panas di dalam tubuh.

Panas dalam sering dikeluhkan banyak orang. Sariawan, bibir pecah-pecah, dan nyeri tenggorokan merupakan gejala khasnya. Dr. T Bahdar Johan, Sp.PD, ahli penyakit dalam dari RS Internasional Bintaro, seperti yang dikutip tabloid Senior, menyatakan, istilah panas dalam sebenarnya salah kaprah. "Dalam dunia medis tidak dikenal istilah panas dalam. Jadi panas dalam itu tidak ada. Hanya saja banyak orang telanjur menganggap gejala yang timbul sebagai tanda panas dalam," katanya. "orang yang mengeluh terkena panas dalam itu seringkali tidak demam. Suhu tubuhnya normal ketika diukur dengan termometer," kata Dokter Bahdar Johan.

Jadi, definisi panas dalam untuk tiap orang bisa berbeda. "Dari keluhan yang sering saya jumpai pada pasien yang terkena panas dalam, gejalanya antara lain sariawan, bibir pecah-pecah, sakit gigi, badan pegal, sakit tenggorokan, diare, badan terasa mengeluarkan panas, sensasi terbakar di dada, mimisan, hingga buang air besar disertai darah," ujarnya. Gejala panas dalam juga bisa muncul karena ketidakseimbangan hormon. Ambil contoh perempuan yang sedang memasuki atau mengalami masa menstruasi juga bisa terkena  panas dalam.

Prinsipnya mengobati panas dalam cukup mudah. Tergantung dari keluhan pasien. Jika masalahnya terdapat di lambung, obati lambungnya. Hanya saja, obat dokter biasanya hanya menghilangkan gejala. Jika ada penyakit yang mendiami tubuh dan memicu panas dalam, obat itu hanya sanggup mengurangi gejala panas dalam, bukan menghilangkan penyakit penyebabnya, sehingga panas dalam bisa terjadi berulang kali. Disarankan Anda yang mengalami panas dalam tetap waspada. Jika dalam beberapa hari tidak hilang atau reda tapi terus berulang, ada baiknya segera ke dokter. Ada beberapa kiat mencegah panas dalam. Namun kiat ini tidak mutlak berlaku bagi semua orang karena tiap individu memiliki situasi dan kondisi tubuh yang berbeda.

Perhatikan jam makan.
Hal ini berlaku terutama bagi orang yang memiliki gangguan asam lambung. Telat makan bisa menimbulkan gangguan pada lambung atau naiknya asam lambung hingga ke daerah dada. Ini yang menyebabkan banyak orang merasa terkena panas dalam.

Perhatikan makanan terlalu panas atau dingin.
Makanan yang terlalu panas atau dingin bisa mengganggu sistem pencernaan. Sistem pencernaan manusia bekerja pada batas suhu tertentu. Panas makanan yang berlebih dapat mengganggu lapisan lendir yang melapisi saluran pencernaan. Makanan yang terlalu dingin juga akan membuat sistem pencernaan mengerut, sehingga mempersulit proses pencernaan.

Perhatikan menu makanan.
Makanan yang panas dan digoreng seringkali menyebabkan luka atau iritasi pada tenggorokan. Peradangan tersebut akan menyebabkan munculnya gejala panas dalam. Terlalu banyak minyak dalam makanan juga tidak baik untuk pencernaan dan tenggorokan.

Olahraga secara rutin.
Gejala panas dalam bisa muncul karena kelelahan. Dengan berolahraga, kondisi tubuh bisa dilatih dan terjaga lebih baik. Daya tahan atau stamina pun akan meningkat, sehingga tidak mudah terkena panas dalam ketika kondisi tubuh terlalu lelah.

Kelola stres.
Saat ini banyak orang yang mengeluh terkena panas dalam akibat stres. Stres dapat menurunkan daya tahan tubuh, juga mengacaukan jam makan dan hormon tubuh. (diolah dari berbagai sumber)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini