Sukses

Peneliti Gunakan Youtube untuk Hentikan Kebiasaan Minum Alkohol

Youtube dijadikan sarana para peneliti untuk menghentikan kebiasaan minum alkohol di kalangan remaja

Liputan6.com, London Seiring dengan kemajuan teknologi, Youtube kini dijadikan sarana untuk belajar bagi siapa saja, terlebih bagi individu yang lebih senang mencari ilmu dalam bentuk visual.

Oleh karena itu, para ilmuwan pun menjadikan Youtube sebagai bahan penelitian untuk mencari tahu apakah situs berbagi video itu mampu menghentikan niatan para remaja untuk mengonsumsi alkohol.

Profesor Kedokteran dan Pediatri di University of Pittsburgh, Dr Brian Primack dan rekan-rekannya mempelajari 70 video paling relevan dan populer di Youtube yang berkaitan dengan alkohol, keracunan alkohol, mabuk, dan lain-lainnya.

Kemudian, mereka menciptakan 42 kode yang dibagi ke dalam enam kategori; karakteristik video, karakter sosial-demografis, penggambaran tentang alkohol, tingkat penggunaan alkohol, karakteristik yang terkait dengan alkohol, dan konsekuensi yang akan dihadapi ketika mengonsumsi alkohol.

Dari hasil menyaksikan video yang rata-rata berdurasi 4 menit, Primack menemukan adanya kecenderungan yang paling banyak terlibat di dalam aktivitas itu adalah laki-laki, dan perempuan yang jumlahnya hampir mendekati.

Selain itu, 44 persen dari mereka kerap menyebut merek alkohol tertentu yang ketika dihitung berjumlah 55 mereka yang berbeda.

Hasil penelitian yang diterbitkan ke dalam Alcoholism: Clinical & Experimental ini memang belum terbukti apakah mampu mengurunkan niat para remaja untuk melakukannya. Hanya saja, bila dilihat dari sejumlah aksi yang terekam di dalam video itu, sudah sepatutnya bagi siapa saja untuk menghindari pengonsumsiam alkohol.

Apalagi, paling banyak produsen alkohol itu berasal dari Amerika Serikat, dan orang yang mengonsumsinya pun paling banyak berasal dari negara Adi Daya itu

"Mungkin karena minuman keras memiliki kandungan alkohol yang tinggi, penggunanya merasa tegang dan mampu mengeluarkan apa pun yang ingin mereka utarakan," kata dia seperti dikutip Daily Mail, Sabtu (21/2/2015)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini