Sukses

Di Kotak Ini Bayi-bayi `Dibuang` Ibunya

Baby Box diciptakan untuk bayi-bayi yang `dibuang` ibunya karena cacat fisik atau hanya karena kelahirannya tak diinginkan.

Liputan6.com, Seoul Lee Jong-rak, pendeta Korea Selatan yang sederhana tapi berjiwa besar. Ia yang menciptakan Baby Box untuk bayi-bayi yang `dibuang` ibunya karena cacat fisik atau hanya karena kelahirannya tak diinginkan. 


Pendeta Lee sudah menciptakan Baby Box sejak 2009 untuk para ibu yang meninggalkan bayi yang tidak mereka inginkan.

Kotak drop ini dibuat di dinding sisi rumahnya di gereja, Nangok. Ada tulisan di kotak itu yakni `Tempat meninggalkan Bayi`.



Di dalam kotak itu ada handuk tebal yang melapisi bagian bawahnya, lampu dan pemanas agar bayi merasa nyaman. Bel akan berbunyi ketika seseorang meletakkan bayi di dalam kotak. Dan seketika Pendeta Lee, istri, atau stafnya segera memindahkan bayi yang ada di dalamnya.

Tujuan Pendeta Lee ini mulia yakni memberikan alternatif kepada para ibu yang putus asa. Sebenarnya, ia tak berharap ada bayi yang datang. Namun, bayi-bayi terus berdatangan entah itu tengah malam atau siang hari.

Beberapa bayi yang ditinggalkan disertai catatan atau dan ada yang tanpa catatan apapun. Hanya sedikit ibu yang berani bertatap muka dengannya.

Seorang ibu pernah mengatakan ke Pendeta Lee, "Saya memiliki racun untuk membunuh saya dan bayi saya". Mendengar perkataan itu, pendeta langsung melarangnya.

"Jangan lakukan itu. Datang ke sini saja dengan bayimu," kata Pendeta Lee.

Ratusan bayi yang tak diinginkan ditinggalkan di pinggir jalan Korea Selatan setiap tahunnya. Dan Pendeta Lee berpikir dengan kotak itu ,bayi yang ditinggalkan aman. Kotak ini merupakan alternatif pilihan hidup. Dan kotak ini menjadi awal dari sebuah pelayanan luar biasa di Korea.



"Dulu saya berpikir sesuatu yang buruk, tapi saya kira kotak ini lebih aman. Ya kotak kecil ini adalah tempat yang lebih aman," kata Pendeta Lee seperti dilansir Lifenews, Jumat (16/1/2015).

Korea bukan satu-satunya tempat yang meninggalkan anak di jalan. Secara global, jutaan anak meninggal karena ditinggalkan. Dan Korea juga satu-satunya negara yang menyediakan baby box. Konsep Baby Box telah menyebar di beberapa negara lain seperti Jerman, Austria, Polandia, Swiss, Republik Ceko, dan Kanada.

Awal Baby Box



Pendeta Lee mulai membangun Baby Box setelah menyelamatkan bayi ketiga yang ditinggalkan. Ibu bayi itu memasukkan bayinya ke dalam kotak makanan laut dan ditinggalkan di gerbang gereja pada malam musim gugur yang dingin. Saat Lee mengangkat tubuh bayi, tubuhnya dingin membatu dan berbau ikan. Dari sudut matanya ia melihat seekor kucing menyelinap.

Pendeta Lee langsung berpikir bagaimana jika kucing menyerang bayi ini. Bagaimana juga bila bayi beku hingga meninggal. Itulah yang membuatnya ingin membuat tempat yang aman.

Sejak itulah Pendeta Lee membangun kotak di dinding gereja. Pada Maret 2010, bel Baby Box berdering untuk pertama kalinya. Saat itu Lee kaget karena menemukan seorang bayi masih merah dibungkus handuk kotor. Stafnya menangis saat membawa anak itu ke gereja. Dan mereka menamai anak itu Musa.

Di Korea Selatan, bayi seperti Musa menjadi isu sosial dan politik bagi para pembuat kebijakan. Pembuangan bayi itu bisa dihukum, tetapi banyak ibu mengambil risiko itu karena ibu yang tidak menikah dan lajang menghadapi rasa malu dan penolakan seumur hidup. Baby Box sepertinya satu-satunya cara untuk melarikan diri dari diskriminasi dan kemiskinan seumur hidup.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini