Liputan6.com, Vatican City - Vatikan secara resmi menutup Kapel Sistina, tempat para kardinal berkumpul untuk mengadakan prosesi konklaf guna memilih paus pengganti Paus Fransiskus. Turis kini tak lagi diperbolehkan masuk.
Paus Fransiskus meninggal pada 21 April 2025 di usia 88 tahun. Pemilik nama asli Jorge Bergoglio itu dimakamkan pada Sabtu (26/4), dalam prosesi khidmat di Lapangan Santo Petrus yang turut dihadiri oleh sejumlah pemimpin dunia, mulai dari Presiden AS Donald Trump hingga Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Baca Juga
Setelahnya, fokus para kardinal adalah melakukan pemilihan terhadap pengganti Paus Fransiskus.
Advertisement
Kapel Sistina ini akan digunakan sebagai lokasi pelaksanaan konklaf, prosesi pemilihan paus selanjutnya.
Para pengunjung Kapel Sistina yang berhasil masuk pada hari Minggu (27/4) menganggap diri mereka beruntung, sebab kini sudah ditutup untuk umum dan tak ada yang tahu berapa lama akan dibuka hingga proses konklaf berakhir.
"Saya pikir kami merasa sangat beruntung bisa menjadi kelompok pengunjung terakhir yang datang hari ini," kata Sumon Khan, seorang turis dari Amerika Serikat, seperti dikutip AP News, Senin (28/4/2025).Â
"Anda tahu, perjalanan kami tidak akan lengkap tanpa melihat tempat yang indah ini (Kapel Sistina)," imbuh Sumon Khan.
Â
Vatikan menutup Kapel Sistina untuk umum jelang persiapan Konklaf pemilihan Paus berikutnya setelah wafatnya Paus Fransiskus.
Prosesi Konklaf
Menurut jadwal yang ditentukan oleh hukum gereja, konklaf hanya dapat dimulai setelah masa berkabung sembilan hari.
Sementara Paus Fransiskus diumumkan meninggal pada Senin, 21 April 2025, maka prosesi konklaf diperkirakan akan dimulai antara tanggal 5 dan 10 Mei 2025.
Saat itu, para kardinal akan masuk dengan khidmat untuk berpartisipasi dalam proses rahasia yang akan menghasilkan pemilihan pemimpin berikutnya bagi 1,4 miliar umat Katolik sedunia.
Saat konklaf dimulai, para kardinal akan melantunkan Litani Orang Kudus, nyanyian Gregorian khidmat yang memohon perantaraan para orang kudus, saat mereka memasuki kapel dan mengucapkan sumpah kerahasiaan.
Pintu ganda kapel yang tebal akan ditutup dan pemimpin liturgi akan mengucapkan kata-kata Latin "Extra omnes," yang berarti "semua orang keluar."
Proses yang rahasia ini merupakan bagian dari tradisi yang bertujuan untuk menjaga agar pemungutan suara tidak terganggu oleh campur tangan pihak luar.
Dunia kemudian akan menunggu tanda bahwa pengganti Fransiskus telah dipilih. Asap hitam yang keluar dari cerobong asap di Kapel Sistina akan menunjukkan bahwa mereka belum mencapai mayoritas dua pertiga untuk paus baru.
Namun ketika seorang paus akhirnya terpilih, asap putih akan mengepul dan lonceng akan berdentang.
Advertisement