Sukses

3 Mei 2023: Remaja 13 Tahun Jadi Pelaku Penembakan di SD Serbia, 9 Orang Tewas

Delapan murid serta satu satpam tewas setelah seorang remaja berusia 13 tahun melakukan aksi penembakan massal di SD di Beograd pada 3 Mei 2023. Polisi mengatakan bahwa ia memiliki rencana rinci, termasuk daftar orang yang akan dibunuh.

Liputan6.com, Beograd - Tragedi berdarah tercatat dalam sejarah Serbia; penembakan massal. Pelakunya masih remaja.

Polisi melaporkan bahwa terdapat delapan murid dan seorang satpam yang tewas setelah seorang remaja berusia 13 tahun melakukan aksi penembakan di sebuah sekolah dasar (SD) di ibu kota Serbia, Beograd, pada 3 Mei 2023, tepat setahun yang lalu.

Seperti dilansir dari DW, Jumat (3/5/2024), setidaknya terdapat enam murid lain dan satu guru yang juga terluka dan langsung menerima perawatan darurat.

Polisi mengatakan pelaku, remaja laki-laki berusia 13 tahun itu "merencanakan penembakan selama sebulan dan membuat daftar anak-anak yang akan ia bunuh."

Remaja laki-laki tersebut menggunakan dua senjata milik ayahnya untuk melakukan aksi penembakan sekolah dasar Vladislav Ribnikar, yang murid-muridnya biasanya berusia antara 6 hingga 15 tahun. Ia juga dikabarkan membawa bom molotov.

Bratislav Gasic, selaku Menteri Dalam Negeri, mengatakan senjata itu disimpan di dalam brankas, tetapi remaja tersebut sepertinya mengetahui kode kuncinya. Bratislav Gasic juga mengatakan bahwa ayah dari pelaku juga ditangkap.

Remaja laki-laki yang sebelumnya disebut berusia 14 tahun itu tidak dapat diadili karena masih di bawah umur, demikian kata kantor jaksa di Beograd. Keputusan mengenai nasibnya akan ditentukan oleh Dinas Layanan Sosial.

Polisi mengatakan bahwa mereka merespons panggilan mengenai penembakan tersebut sekitar pukul 8.40 pagi waktu setempat. Anehnya, pelaku penembakan sendiri termasuk di antara orang-orang yang menelepon polisi untuk melaporkan serangan tersebut.

Menurut polisi, remaja tersebut memiliki sketsa ruang kelas dan juga menuliskan daftar anak-anak yang direncanakan untuk dibunuh.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rencana Rinci Aksi Pelaku

Polisi menggambarkan rancangan aksi penembakan oleh remaja tersebut sebagai rancangan yang terperinci dan menyeramkan.

"Sketsa itu terlihat seperti sesuatu dari video game atau film horor, yang menunjukkan bahwa ia merencanakan aksinya secara rinci, per kelas, dan juga siapa yang akan ia celakai," kata Veselin Milic, kepala polisi Beograd.

"Semua kekuatan polisi masih berada di lapangan dan sedang bekerja intensif untuk mengungkap semua fakta dan keadaan yang menyebabkan tragedi ini," ungkap kementerian dalam negeri Serbia saat polisi dikabarkan sedang menyelidiki motif penembakan tersebut.

Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, menanggapi serangan tersebut dengan mengatakan bahwa hari di mana terjadinya penembakan ini merupakan "salah satu hari paling sulit dalam sejarah modern negara kami."

Ia mengatakan bahwa tersangka penembakan ditahan di 'ruang psikiatri".

Sebagai tanggapan atas penembakan massal tersebut, Vucic mengusulkan bahwa ia akan menerapkan moratorium selama dua tahun terkait pemberian izin senjata api.

3 dari 4 halaman

Kronologi Penembakan Versi Saksi Korban dan Keluarga

Otoritas mengatakan bahwa pelaku pertama-tama menembak seorang satpam dan kemudian tiga murid yang sedang berada di lorong pada saat itu.

Ia kemudian masuk ke dalam sebuah ruang kelas dan kembali melakukan aksi penembakannya.

"Saya bisa mendengar tembakan itu, secara terus-menerus," kata seorang murid yang sedang melaksanakan kelas olahraga di lantai bawah ketika tembakan terjadi. "Saya tidak tahu apa yang sedang terjadi. Kami menerima beberapa pesan di telepon."

Salah satu anak perempuan yang menyaksikan penembakan itu memberi tahu ayahnya bahwa ia berada di dalam ruang kelas ketika penembakan dimulai.

"Ia (perempuan itu) berhasil melarikan diri. Pelaku pertama kali menembak guru dan kemudian ia mulai menembak ke sembarang arah," kata ayah gadis itu, Milan Milosevic, kepada penyiar radio N1.

Milosevic bergegas ke sekolah ketika penembakan pertama kali diberitahu hal tersebut. "Saya melihat penjaga keamanan tergeletak di bawah meja. Saya melihat dua gadis dengan darah di baju mereka. Mereka mengatakan bahwa dia (penembak) merupakan anak pendiam dan siswa yang baik. Ia baru saja bergabung di kelas mereka," katanya.

Sebagian besar siswa berhasil melarikan diri melalui pintu belakang, menurut seorang pejabat setempat.

4 dari 4 halaman

Awalnya Jarang Terjadi

Di Serbia, penembakan massal awalnya jarang terjadi, bahkan membeli senjata api pun memerlukan izin khusus.

Namun, banyak senjata api yang tersisa dari perang-perang tahun 1990-an dikabarkan masih beredar pada saat itu.

Penembakan massal terakhir di Serbia sebelum tragedi penembakan di sekolah dasar ini terjadi pada tahun 2016. Saat itu, seorang pria menembaki lima orang hingga tewas dan melukai 22 lainnya dengan senapan serbu di sebuah kafe di Kota Zitiste.

Karena Kecmanovic, pelaku penembakan di sekolah itu berusia di bawah 14 tahun, tidak dapat menghadapi tuduhan pidana, ungkap kantor jaksa Beograd. Akhirnya Layanan sosial yang akan menentukan apa yang terjadi padanya.

Laporan AP menyebut meskipun Serbia dipenuhi dengan senjata sisa perang tahun 1990an, penembakan massal sangat jarang terjadi. Penembakan di sekolah pada hari Rabu nahas itu adalah yang pertama dalam sejarah modern negara tersebut. Penembakan massal terakhir sebelum itu terjadi pada tahun 2013, ketika seorang veteran perang menewaskan 13 orang di sebuah desa di Serbia tengah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.