Sukses

Presiden Korea Selatan Bersumpah Tak Gentar Hadapi Unjuk Rasa Para Dokter

Presiden Yoon Suk Yeol mengaku tak akan mundur dalam menghadapi protes para dokter Korea Selatan.

Liputan6.com, Seoul - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Senin (1/4/2024) bersumpah untuk tidak mundur dalam menghadapi protes keras dari para dokter yang berusaha menggagalkan rencananya.

Yoon Suk Yeol punya rencana untuk meningkatkan penerimaan mahasiswa baru di sekolah kedokteran secara drastis, dan menyebut aksi mogok kerja yang dilakukan para dokter sebagai “aksi ilegal kolektif” yang merupakan “ancaman besar bagi masyarakat kita.”

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Rabu (3/4), sekitar 12.000 dokter magang dan dokter dalam pelatihan spesialisasi di Korea Selatan telah berunjuk rasa selama enam minggu, menyebabkan ratusan operasi dan perawatan lain di berbagai rumah sakit universitas dibatalkan.

Untuk mendukung aksi mereka, banyak dokter senior di sekolah-sekolah kedokteran juga telah mengajukan pengunduran diri meski mereka tidak berhenti merawat para pasien.

Pejabat Korea Selatan mengatakan, mereka ingin meningkatkan jumlah mahasiswa baru sekolah kedokteran sebanyak 2.000 orang, dari 3.058 orang yang ada saat ini untuk mencetak lebih banyak dokter guna menghadapi populasi yang semakin menua di negara tersebut.

Para dokter menentang rencana tersebut dengan pandangan bahwa sekolah-sekolah tidak akan mampu menangani peningkatan jumlah siswa yang begitu besar dan pada akhirnya akan merugikan layanan medis di negara tersebut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Alasan Unjuk Rasa Para Dokter

Di sisi lain, para kritikus menilai para dokter hanya khawatir bahwa jumlah dokter yang lebih banyak akan menghasilkan pendapatan yang lebih rendah di masa depan, mengingat dokter saat ini merupakan profesi dengan pendapatan terbaik di Korea Selatan.

Survei publik menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Korsel mendukung rencana pemerintah tersebut.

Namun, para pengamat mengatakan bahwa banyak orang yang semakin jenuh dengan aksi unjuk rasa berlarut antara pemerintah dan para dokter sehingga mereka mengancam akan memberi tekanan bagi para kandidat dari partai penguasa pemerintahan saat ini jelang pemilihan parlemen minggu depan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.