Sukses

KBRI Tokyo Fasilitasi Pemulangan 20 ABK WNI Korban Kecelakaan Kapal Penangkap Ikan di Jepang

Para ABK WNI saat ini tengah menyelesaikan administrasi sebelum kembali ke Indonesia.

Liputan6.com, Tokyo - Sebanyak 20 Warga Negara Indonesia (WNI) ABK Kapal Penangkap Ikan Tuna yang jadi korban kecelakaan di Kepulauan Izu, Tokyo, segera dipulangkan ke Indonesia dengan bantuan dari KBRI Tokyo.

Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang Heri Akhmadi memastikan kesehatan mereka usai menjadi korban dalam kecelakaan kapal tersebut.

"Alhamdulillah teman-teman semua dalam keadaan selamat dan sehat. Selamat kembali ke Tanah Air berkumpul bersama keluarga. Aman sampai di rumah kembali," ujar Heri, Kamis (7/3/2024).

"Sekali lagi saya sampaikan rasa syukur yang sedalam-dalamnya semua dalam keadaan sehat,” tambahnya.

Para ABK tersebut akan pulang ke Tanah Air pada Jumat (8/3) pukul 00.00 waktu setempat.

Sebagai bagian dari pelayanan bagi WNI, KBRI Tokyo telah menerbitkan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) untuk memfasilitasi pemulangan para WNI ABK ke Indonesia, karena paspor mereka turut hanyut di laut.

Dikutip dari rilis yang diterima Liputan6.com, informasi mengenai kecelakaan Kapal Penangkap Ikan Tuna, Fukuei-maru diperoleh KBRI Tokyo saat awal kejadian dari Penjaga Pantai Jepang (Japan Coast Guard/JGC) di Shimoda, Shizuoka. 

Kapal Fukuei-maru mengalami kerusakan mesin dan kandas di Kepulauan Izu, Tokyo sekitar pukul 17.00 waktu setempat pada Minggu (3/3). Kapal tersebut terhempas ombak setinggi 2,5 meter hingga menyebabkan kapal miring hingga 45 derajat.

Pada Senin (4/3) jam 04.00 waktu setempat, kapal kandas di sisi utara Kozushima, Kepulauan Izu, Tokyo. Seluruh WNI ABK dalam keadaan selamat dan dievakuasi menggunakan helikopter JCG Shimoda ke rumah sakit terdekat di Kozushima, Tokyo.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kesaksian ABK WNI

Salah satu kru kapal pun mengungkapkan bagaimana kecelakaan tersebut bisa terjadi. 

"Saya bertugas di bagian mesin. Saat kejadian kapal mati mesin. Saya bertiga dengan 2 kru mesin orang Jepang. Saya upayakan mesin bisa hidup melalui pembersihan filter agar bahan bakar bisa lancar mengalir ke generator, tapi sulit dilakukan karena butuh waktu,"  tutur Yantho Tohis (46), ABK yang telah bekerja selama empat tahun di bagian mesin kapal.

"Kami lepas jangkar tapi terhempas karena kerasnya ombak. Kapal terapung dan kandas di batu karang karena jangkar rusak. Jam 6 pagi pertolongan datang melalui helikopter," lanjut dia. 

 

3 dari 3 halaman

Kapal Penangkap Ikan Tuna

Kapal Fukuei-maru nomor 8 ini tengah berlayar dari Pelabuhan Kagoshima di Prefektur Kagoshima menuju perairan laut Amerika Selatan untuk menangkap ikan tuna.

Total ABK dalam kapal tersebut sebanyak 25 orang, terdiri dari satu orang kapten, dua orang officer, serta 22 ABK. Dari 25 orang tersebut, 20 orang ABK adalah WNI.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.