Sukses

Misteri Air di Grand Canal Venesia yang Ikonik Berubah jadi Hijau Terang, Fenomena Apa?

Destinasi wisata ikonik di Venesia dikabarkan tercemar pada Minggu 28 Mei 2023. Air di salah satu kanalnya berubah menjadi berwarna hijau neon secara misterius.

Liputan6.com, Venesia - Destinasi wisata ikonik di Venesia dikabarkan tercemar pada Minggu 28 Mei 2023. Air di salah satu kanalnya berubah menjadi berwarna hijau neon secara misterius.

Saat ini, polisi sedang menyeldiki penyebab fenomena tersebut. Otoritas lingkungan juga sedang melakukan tes untuk mengungkap misteri di Grand Canal terkenal kota itu.

Melansir dari media Mirror, Selasa (30/5/2023), Gubernur Veneto, Luca Zaia, memposting gambar cairan berwarna terang di dekat Jembatan Rialto pada hari Minggu. Postingan itu menunjukkan air hijau, dengan teori-teori dari pemberian pewarna hingga protes oleh aktivis lingkungan. 

Walaupun airnya tercemar, penduduk setempat masih menjalankan aktivitas seperti biasa. Regatta Volgalonga, sebuah acara olahraga mendayung, bahkan berlangsung akhir pekan ini.

Pendayung gondola tradisional juga masih mengarungi perairan hijau itu, sementara turis bingung mencari jawaban dari penduduk setempat.

Media Italia melaporkan bahwa polisi sedang memeriksa CCTV untuk menentukan penyebabnya.

Ini bukan pertama kalinya Grand Canal menjadi hijau.

Pada tahun 1968, dalam aksi untuk mempromosikan kesadaran ekologis, seniman Argentina Nicolás Garcia Uriburu mewarnai air selama Venice Biennale ke-34 (pameran seni).

Pemimpin wilayah tersebut, Luca Zaia men-tweet: "Pagi ini di #CanalGrande #Venezia sepetak cairan hijau berpendar muncul, dilaporkan oleh beberapa warga di dekat Jembatan Rialto.

"Pemimpin wilayah telah mengadakan pertemuan mendesak dengan polisi untuk menyelidiki asal cairan itu."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Biaya Kunjungan Venesia

Tahun lalu, terungkap bahwa Venesia akan mulai membebankan biaya kepada wisatawan yang berkunjung untuk mengurangi kepadatan penduduk. Venesia akan menjadi kota pertama di dunia yang meminta biaya kepada orang-orang yang mau berkunjung.

Upaya dalam membendung kerumunan pengunjung dari seluruh dunia mulai berlaku pada bulan Januari.

Biaya pengunjung harian dikenakan antara tiga hingga 10 Euro sekitar Rp48 ribu-Rp160 ribu.

Harga juga tergantung pada musim dan apakah mereka sudah memesan tiket kunjungan sebelumnya. Turis yang gagal menunjukkan kode QR akan menghadapi denda besar sebesar 300 euro berkisar Rp 4,8 juta.

Selain itu, harga yang diterapkan juga akan bervariasi sesuai dengan jumlah pengunjung. Semakin banyak permintaan, semakin tinggi biaya masuknya.

3 dari 4 halaman

Pengecualian Biaya

Tetapi, ada pengecualian biaya untuk beberapa kriteria pengunjung yang datang.

Pengecualian ini berlaku bagi anak-anak berusia di bawah enam tahun, penyandang disabilitas, dan orang-orang dengan rumah atau timeshares di Venesia, selama mereka membayar pajak dewan.

Biaya ini diberlakukan mulai 16 Januari 2023, menjadikannya kota pertama di dunia yang mengenakan biaya masuk.

Kota yang lama dijuluki sebagai 'La Serenissima' (Yang Paling Tenang), ini jelas tidak berlaku lagi dengan banyaknya keluhan penduduk setempat yang sudah mencapai titik didih.

4 dari 4 halaman

Air Mancur Trevi di Roma Menghitam

Masih seputar kejadian yang terjadi di negara Italia. Sebelumnya hal serupa juga terjadi pada air mancur ikonik yang terletak di kota Roma.

Tujuh aktivis (sejumlah media menyebut delapan) melakukan protes dengan menuangkan arang encer ke dalam Trevi fountain water atau Air Mancur Trevi di Roma, Minggu 21 Mei 2023 lalu. Aksi mereka ditujukan untuk memprotes isu perubahan iklim.

Melansir The Guardian, Rabu (24/5/2023), Air Mancur Trevi seketika berubah menjadi warna hitam setelah tujuh aktivis yang memprotes perubahan iklim itu naik ke air mancur dan menuangkan arang encer ke dalam airnya.

Pengunjuk rasa itu merupakan bagian dari kelompok Ultima Generazione, yang artinya "Generasi Terakhir".

Mereka juga mengangkat spanduk bertuliskan, "Kami tidak akan membayar (bahan bakar) fosil".

"Negara kami sedang sekarat," salah satu dari mereka berteriak.

Tak lama, polisi datang untuk menertibkan. Polisi harus menceburkan diri mereka ke dalam air mancur untuk menarik dan mengamankan para aktivis.

Untuk baca selengkapnya, klik di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.