Sukses

Kampus di China Perpanjang Libur Khusus untuk Cari Pacar

China beri waktu dalam bentuk libur khusus bagi pelajar agar bisa cari pacar.

Liputan6.com, Beijing - Beberapa perguruan tinggi di China memperpanjang periode libur bagi mahasiswa dan staf, salah satu tujuannya agar mereka memiliki waktu untuk mencari pacar. 

Keputusan ini muncul saat China menghadapi krisis demografis jangka panjang, dimana angka kelahiran menurun secara substansial sejak 2016.

Salah satunya diterapkan oleh Sekolah Kejuruan Penerbangan Sipil Sichuan Southwest di Chengdu, China, yang menginformasikan semua siswa dan anggota staf, bahwa hari libur nasional yang hanya satu hari akan diperpanjang menjadi satu pekan penuh. Hari libur nasional ini awalnya dilakukan untuk melakukan ziarah kubur dalam Festival Qingming. 

Dalam pemberitahuan resmi kampus, siswa diimbau untuk "meninggalkan kelas, meninggalkan kampus, menikmati alam, dan merasakan keindahan musim semi dan cinta", seperti dikutip dari laman Fox News, Senin (3/4/2023). 

Perguruan tinggi di Sichuan bukan satu-satunya kampus yang memperpanjang liburannya. Universitas Xiamen juga memberikan libur seminggu penuh kepada para mahasiswanya. 

Krisis demografis yang terjadi di China merupakan yang pertama kali terjadi dalam 19 tahun, dengan populasinya yang terus menyusut. 

Tahun lalu, jumlah kematian telah melampaui jumlah kelahiran yang terjadi di Negeri Tirai Bambu. Ini merupakan yang pertama kali terjadi dalam lebih dari enam dekade, sehingga berdampak negatif terhadap tingkat pertumbuhan populasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tuai Berbagai Reaksi

Berita tentang liburan yang diperpanjang ini mendapat perhatian media yang signifikan di seluruh China.

Di platform media sosial China, Weibo, pengumuman perpanjangan libur oleh kampus tersebut mendapat tanggapan yang luas.

Meski kebanyakan orang mengatakan bahwa mereka iri pada siswa dan dosen di kampus-kampus tersebut, mereka berharap ini akan menjadi standar nasional, dan universitas atau perguruan tinggi mereka juga berjiwa bebas.Sementara pengguna lain justru mempertanyakan motif dari kampus tersebut.

"Saya yakin ini hanyalah upaya lain untuk mendorong orang agar memiliki lebih banyak bayi," tulis seseorang di platform tersebut.

Yang lain mengkritiknya hanya sebagai upaya untuk menarik lebih banyak siswa untuk mendaftar di kampus tersebut. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.