Sukses

Korban Tewas Akibat Banjir dan Tanah Longsor di Brasil Jadi 48 Orang

Negara Bagian Sao Paulo, Brasil, dilanda curah hujan lebih dari 600mm, angka kumulatif tertinggi yang pernah ada di negara tersebut.

Liputan6.com, Brasilia - Tim pencari dan penyelamat (SAR) berkejaran dengan waktu untuk menemukan puluhan orang yang masih hilang setelah hujan lebat menghancurkan wilayah pesisir Negara Bagian Sao Paulo, Brasil. Saat ini jumlah korban tewas menjadi 48 orang, meningkat dari 46 dari sebelumnya.

"Kami saat ini bekerja dengan penghitungan setidaknya 38 orang hilang," ujar Gubernur Sao Paulo Tarcisio de Freitas pada Rabu (22/2/2023), di tengah peringatan bahwa curah hujan masih akan turun lebih banyak. Demikian seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (23/2).

Hujan deras telah menyebabkan tanah longsor dan banjir di sejumlah kota pesisir di negara bagian terkaya di Brasil itu. Sejauh ini, Sao Paulo telah dilanda curah hujan lebih dari 600mm, angka kumulatif tertinggi yang pernah ada di negara tersebut.

Pemerintah Negara Bagian Sao Paulo mengungkapkan, saat ini 1.730 orang mengungsi dan 1.810 orang kehilangan tempat tinggal.

Kota Sao Sebastiao, yang terletak sekitar 200km dari Sao Paulo, menanggung beban korban jiwa terbesar, dengan 47 kematian yang dilaporkan. Tetapi kota-kota terdekat seperti Ilhabela, Caraguatatuba, Bertioga, dan Ubatuba juga sangat terpengaruh cuaca ekstrem.

Jalan-jalan utama seperti jalan raya Mogi-Bertioga dan Rio-Santos masih tertutup tanah longsor, namun perusahaan air milik negara Sabesp berhasil memulihkan pasokan ke wilayah terdampak.

Kelompok bantuan pemerintah dan swasta berupaya menyediakan kebutuhan, tetapi logistik untuk mencapai kota-kota terpencil menciptakan kesulitan.

Para tunawisma berlindung di sekolah, taman kanak-kanak dan gereja di Sao Sebastiao. Menurut pemerintah negara bagian, sekitar 7,5 ton barang bantuan termasuk makanan, air, dan peralatan kebersihan telah didistribusikan kepada para korban.

"Tetapi tidak semua bantuan mencapai tujuan yang diinginkan, dengan penjahat mengambil keuntungan dari kekacauan dan menjarah truk yang membawa sumbangan," tutur de Freitas kepada G1.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Keluhan Korban

Menteri Lingkungan Brasil Marina Silva mengunjungi Barra do Sahy, sebuah distrik di kota pesisir pegunungan Sao Sebastiao yang paling parah terdampak, pada Rabu. Saat berada di sana, ia dihadang oleh seorang warga setempat, Reuri Nascimento, yang mengatakan kepada Silva bahwa ia memindahkan 22 mayat dengan menggunakan sepeda roda empatnya.

Dia mengeluhkan korban banjir dan tanah longsor yang terlantar dan pasokan bantuan tidak sampai ke mereka.

"Mengapa polisi tidak ada di sini untuk membantu kita? Ada perdagangan makanan, kami tidak tahu ke mana makanan itu pergi," katanya.

Silva mengatakan pemerintahan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva sedang bekerja untuk memperbaiki situasi.

"Kita harus bekerja dengan penyesuaian, dengan fokus pada orang termiskin yang tinggal di dekat lereng bukit," tutur Silva.

Pada Rabu, pengadilan setempat memberikan izin kepada Negara Bagian Sao Paulo dan kota madya Sao Sebastiao untuk memaksa penduduk dari daerah berisiko yang menolak pindah sebagai upaya terakhir.

Banjir di pesisir negara bagian Sao Paulo adalah yang terbaru dari serangkaian bencana yang baru-baru ini melanda Brasil, di mana konstruksi berkualitas buruk menimbulkan akibat yang tragis selama musim hujan di negara tersebut.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.