Sukses

22 Oktober 2013: Australia Keluarkan Legal Perdana Tentang Pernikahan Sesama Jenis

Tepat sembilan tahun silam, Pemerintah Federal ACT legalkan pernikahan sesama jenis. Sebagai legal perdana mengenai pernikahan sesama jenis di Australia, undang-undang ini menjadi tantangan tersendiri bagi ACT.

Liputan6.com, Canberra - Partai Buruh untuk Australian Capital Territhory (ACT) meloloskan Rancangan Undang-Undang Kesetaraan Pernikahan Sesama Jenis di Legislative Assembly (Dewan Legislatif) melalui Shane Rattenbury dari Green Party pada 22 Oktober 2013.

Dengan aturan ini, pasangan sesama jenis di seluruh ACT dapat menikah secara legal mulai akhir tahun 2013, dikutip dari ABC News, Jumat (21/10/2022).

"Tidak ada alasan lagi untuk mendiskriminasi pasangan sesama jenis di masyarakat kita," ujar Ketua Menteri Katy Gailagher kepada para anggota dewan.

"Lebih dari segalanya, kita ini setara. Peraturan Kesetaraan Pernikahan menempatkan prinsip dasar dan hak asasi manusia ini ke dalam hukum".

Shane Rattenbury sangat bangga dapat memperjuangkan kesetaraan ini.

"Saya bangga mendukung gagasan bahwa dua orang yang saling mencintai harus bisa menikah".

Amandemen juga diajukan untuk memperkuat hukum, khususnya untuk menghadapi High Court (Pengadilan Tinggi). 

Di  sisi lain, juru bicara Jaksa Agung George Brandis justru menegaskan bahwa Pemerintah akan meminta High Court untuk mempercepat sidang peninjauan ulang peraturan tersebut.

Beberapa minggu sebelumnya, Senator Brandis mengatakan dia telah mendapat masukan bahwa rancangan itu "tidak valid" dengan alasan inkonsistensi terhadap Marriage Act (UU Pernikahan) yang telah disepakati oleh Commonwealth (persemakmuran negara-negara merdeka di seluruh dunia).

"Akan sangat melelahkan, bagi individu dan keluarga yang mengadakan upacara pernikahan di bawah UU ACT yang baru, kemudian mengetahui pernikahan mereka tidak sah," pernyataan Brandis kala itu.

Pemimpin oposisi, Partai Liberal Canberra, Jeremy Hanson juga mendukung sikap Commonwealth.

"Orang-orang akan sangat kecewa, menyadari bahwa mereka mengikuti aturan yang kacau," kata Hanson.

Bagaimanapun, pemimpin Green Party, Christine Milne terus mengulangi seruannya kepada Pemerintah Federal untuk mengabaikan tantangan ini.

"Pesan saya untuk Tony Abbott dan George Brandis, tidak usah ikut campur. Anda berada di sisi yang salah dalam sejarah," ujar Cristine.

"Gelombang dukungan dari masyarakat atas kesetaraan ini tidak terhentikan. Kesetaraan pernikahan akan terwujud dan High Court tidak akan bisa menghentikannya".

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Reformasi untuk yang Terdiskriminasi

Pasangan-pasangan sesama jenis segera memanfaatkan peraturan baru itu. Harapannya, pernikahan mereka dapat dilaksanakan sebelum Natal tahun itu, empat minggu setelah mereka menyerahkan rencana pernikahan mereka. 

Keterangan menteri agama, gereja, atau tempat ibadah manapun tidak lagi dibutuhkan untuk melangsungkan pernikahan.

Wakil Ketua Menteri Andrew Barr, yang juga seorang gay, meneteskan air mata saat menjelaskan pentingnya undang-undang bagi kaum gay dan lesbian.

Menurutnya, ini adalah reformasi yang berdampak positif bagi para orang tua yang menginginkan anaknya hidup bahagia, produktif, dan sehat, tanpa harus mengalami ketakutan dan diskriminasi atas ketidakadilan hukum.

"Hari ini, pengorbanan, penderitaan, perjuangan, dan segala daya upaya dari gay dan lesbian Canberra, orang tua, dan keluarga mereka, menemukan suara dan menang di Dewan Legislatif."

3 dari 4 halaman

Penuh Perlawanan

Undang-undang itu lolos dengan penuh perlawanan. Partai Liberal Canberra menentang RUU tersebut. Pemimpinnya, Hanson melabeli undang-undang itu sebagai aturan yang cacat.

"Mengapa Pemerintah seolah-olah membuat undang-undang yang rumit dan sulit secara terburu-buru?" ujarnya. “Amandemen itu tidak mendesak dan tidak bersifat minor atau teknis.

"Ini adalah lompatan iman untuk menerima jaminan Simon Corbell (Jaksa Agung) bahwa amandemen akan membuat aturan ini sah."

Sementara itu, Jaksa Agung Corbell mengatakan kepada Dewan Legislatif bahwa amandemen memperjelas, UU Kesetaraan Pernikahan ini dapat dijalankan beriringan dengan Commonwealth Marriage Act.

Adik Tony Abbott sekaligus seorang anggota Dewan Kota Sydney, Christine Forster menyerukan tanggapannya agar anggota parlemen Liberal diizinkan memberikan suara hati nurani tentang masalah ini jika undang-undang diajukan ke Parlemen.

 

4 dari 4 halaman

Masalah Hati Nurani

Forster yang juga gay itu telah bertunangan dengan pasangannya sejak Maret, dia berharap ruang Partai Liberal yang baru dapat memahami bahwa masalah ini menyangkut hati nurani.

"Pernikahan itu tentang cinta, perasaan manusia, masalah hati," ungkapnya pada Channel 9, dikutip dari ABC News. "Bagi saya itu berarti itu harus menjadi keputusan hati nurani, bukan keputusan kebijakan."

Dia juga mengatakan, ingin menikah di Sydney, "idealnya" di bawah undang-undang pernikahan federal.

Forster mengatakan saudara laki-lakinya mengucapkan selamat kepadanya dan pasangannya atas pertunangan mereka dan mengatakan dia akan "ada di pesta pernikahan".

Abbott telah meninggalkan jalan terbuka bagi ruang partai federal untuk memutuskan apakah harus ada suara hati nurani tentang masalah ini.

Anggota parlemen dari Partai Buruh diizinkan memberikan suara hati nurani tetapi anggota parlemen Koalisi tidak.

Sebelumnya, pada September 2012, undang-undang yang melegalkan pernikahan sesama jenis gagal disahkan Parlemen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.