Sukses

Patung Singa Simbol Negara India Dikritik Lantaran Terlalu Seram

Patung baru, yang diadaptasi dari patung India kuno, diresmikan oleh Perdana Menteri Narendra Modi pada Senin kemarin.

Liputan6.com, New Delhi - Pemerintah India tetap mempertahankan tampilan lambang nasional di atas gedung parlemen baru, meski dihujani tengah kritik atas tampilan patung tersebut.

Patung baru, yang diadaptasi dari patung India kuno, diresmikan oleh Perdana Menteri Narendra Modi pada Senin kemarin.

Simbol India setinggi 6,5 m menunjukkan empat singa Asia yang dipasang saling membelakangi pada piringan bundar, demikian dikutip dari laman BBC, Rabu (13/7/2022).

Kritikus mengatakan, patung singa yang baru itu terlihat sangat "ganas" dan menyimpang dari penggambaran aslinya.

Namun seorang menteri pemerintah federal pada Selasa kemarinmenepis kritik tersebut, dengan mengatakan patung itu adalah "replika sempurna".

"Lambang Sarnath asli tingginya 1,6 meter sedangkan lambang di atas gedung Parlemen Baru adalah besar di 6,5 meter," tulis Hardeep Singh Puri di Twitter, memposting foto yang membandingkan lambang asli dan patung yang baru dibuat.

Sunil Deora, salah satu dari dua pematung di belakang patung itu, mengatakan bahwa perbedaan yang dirasakan dalam sikap singa itu karena "skala dan dimensi".

"Jika Anda melihat Sarnath Lion Capital dari bawah, itu akan terlihat sama dengan lambang parlemen," kata pematung berusia 49 tahun tersebut kepada The Indian Express.

Perdana Menteri Modi telah membagikan video peresmian pada pada Senin pagi dan membuat heboh netizen.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Cerita Pencuri Patung di India

Sekelompok pencuri India mengembalikan 14 patung curian kepada seorang pendeta kuil setelah "dihantui" oleh "mimpi menakutkan." Demikian menurut laporan The Guardian.

Para pencuri itu mencuri total 16 patung minggu lalu dari "sebuah kuil berusia 300 tahun untuk Dewa Balaji, inkarnasi dewa Hindu Wisnu." Namun, pada hari Senin, 14 artefak yang dicuri ditemukan di dekat rumah imam kepala kuil, yang terletak di Uttar Pradesh.

Berbicara kepada Times of India, inspektur polisi Rajiv Singh mengatakan salah satu patung dewa itu terbuat dari Ashtadhatu, paduan yang terdiri dari delapan logam berbeda: emas, perak, tembaga, seng, timah, timah, besi, dan merkuri.

"Dalam agama Hindu, paduan itu sangat penting dan harganya sangat mahal," kata situs resmi Maa Vaishno Devi Dham, sebuah kuil Hindu di kota Vrindavan, India, seraya menambahkan bahwa paduan itu dianggap "suci" dan " murni."

"Ashtadhatu banyak digunakan untuk membuat patung dewa dan dewi Hindu [yang] dibuat agar tahan lama dan bertahan selama bertahun-tahun tanpa kerusakan yang nyata," pihak kuil menjelaskan.

Selain mencuri patung yang terbuat dari paduan "suci", para pencuri juga mencuri patung dan berbagai artefak yang masing-masing terbuat dari tembaga, kuningan dan perak.

Times of India juga menyatakan bahwa pencuri menulis surat "pengakuan" untuk pendeta kuil, menyatakan bahwa mereka mengembalikan patung-patung curian karena mereka telah menderita dengan "mimpi buruk."

Menurut Newsweek, surat itu mengatakan:

Kami telah menderita mimpi buruk sejak kami melakukan pencurian dan belum bisa tidur, makan dan hidup dengan damai. Kami muak dengan mimpi menakutkan dan mengembalikan [barang berharga] Anda.Patung-patung sekarang di tangan polisi, yang telah diperintahkan untuk menangkap pencuri.

3 dari 4 halaman

Patung Dewi Corona Muncul di India

Sebuah kuil di India menyediakan sosok patung Dewi Corona untuk disembah. Harapannya adalah pandemi COVID-19 mereda jika dewi itu dipuja. 

Lokasi kuil itu berada di kota Coimbatore, Tamil Nadu. Manajer kuil menjelaskan bahwa kehadiran dewi untuk penyakit sudah terjadi bagi penyakit-penyakit lainnya. 

"Kami memiliki kuil serupa untuk cacar, cacar air, wabah, dan lain-lain," Anandbharati K seperti dilaporkan AFP, dikutip Senin (14/6/2021). 

"Dipercaya bahwa dengan memuja dewi-dewi ini kita bisa mengurangi keparahan dan penyebaran penyakit-penyakitnya," kata manajer kuil. "Kita akan senang jika kita bisa menurunkan dampak-dampak dari COVID-19."

Saat ini, kondisi kuilnya sedang tutup akibat pandemi COVID-19, namun pengelola kuil masih memberikan persembahan seperti dengan memandikan patung dengan susu. 

India mencatat kasus COVID-19 tertinggi di benua Asia. Kasus di negara itu sempat melandai, lalu pada Mei 2021 berubah menjadi tsunami karena longgarnya protokol kesehatan COVID-19. Belakangan ini, kasus corona harian di India baru turun ke bawah 100 ribu.

4 dari 4 halaman

Patung Tertinggi di Dunia Ada di India

Perdana Menteri India, Narendra Modi, meresmikan patung pejuang persatuan Sardar Vallabbhai Patel pada Rabu, 31 Oktober 2018, dengan pengawalan ketat. Patung yang disebut sebagai yang tertinggi di dunia ini --182 meter-- berada di negara bagian Gujarat.

Sardar Vallabbhai Patel merupakan seorang pemimpin kemerdekaan India. Patung ini dikenal sebagai "Patung Kesatuan". Patel juga menjabat sebagai menteri dalam negeri pertama negara itu, setelah pemerintahan kolonial Inggris berakhir pada 1947.

"Untuk membangun patung ini, ratusan ribu petani dari seluruh India datang bersama-sama untuk menyumbangkan peralatan mereka, bagian dari tanah mereka dan gerakan massal yang dikembangkan di sekitar patung itu," kata Modi dalam pidatonya, seperti dilansir dari DW, Kamis (1/11/2018).

Patung ini dua kali lebih tinggi dari Patung Liberty di New York dan juga lebih tinggi dari patung tertinggi berikutnya di dunia, Garuda Wisnu Kencana (130 meter). Patung yang dilapisi perunggu tersebut terdiri dari hampir 100.000 ton baja dan beton.

Selain itu, di lokasi patung juga akan didirikan sebuah museum yang didedikasikan untuk kehidupan dan karya Patel, seperti sekitar 40.000 dokumen, 2.000 foto dan pusat penelitian.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.