Sukses

Jangan Salah, Ini Bedanya Lada Hitam dan Putih

Menurut The Pioneer Woman, lada putih dan lada hitam berasal dari Piper Nigrum, tanaman asli India. Ini penjelasannya.

Liputan6.com, Jakarta - Meskipun ada di mana-mana, lada hitam adalah salah satu item yang tampaknya sangat membingungkan.

Ini sebenarnya bukan lada, dan sebelum diproses, sebenarnya bukan berwarna hitam.

Beda halnya dengan lada putih yang sebenarnya warnanya lebih cerah. Meskipun kedua bahan tersebut terlihat berbeda, rasanya berbeda, dan digunakan dalam aplikasi yang berbeda, keduanya berasal dari buah tanaman yang sama.

Menurut The Pioneer Woman, lada putih dan lada hitam berasal dari Piper nigrum, tanaman asli India.

Untuk membuat lada hitam, petani memanen buah kecil itu dari tanaman saat masih hijau dan belum matang.

Buah ini kemudian dimasak dan dikeringkan sampai lapisan luarnya menjadi gelap dan mengkerut.

Lada putih dibuat dari buah yang matang sepenuhnya dari tanaman Piper nigrum, demikian dikutip dari laman Mentalfloss.com, Rabu (25/5/2022).

Mereka direndam dalam air dan difermentasi untuk memisahkan biji bagian dalam dari kulit. Hanya bijinya yang dikeringkan untuk membuat merica putih, dan hasilnya terlihat jauh lebih pucat daripada bijinya yang lebih umum.

Kedua metode pengolahan ini menarik rasa yang berbeda dari buah lada. Lada hitam dihargai karena bumbu bunganya yang punya rasa lebih terasa.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rasa Lada Putih

Sementara lada putih memiliki rasa yang lebih lembut dan bersahaja. Lada hitam adalah bahan standar di sebagian besar masakan Barat, sedangkan lada putih populer di banyak masakan Asia seperti China, Vietnam, dan Thailand. Ketika lada putih disebut dalam resep Eropa, biasanya untuk efek estetika.

Koki Prancis sering menggunakan lada putih dalam kentang tumbuk dan saus krim untuk menghindari bintik hitam dalam makanan mereka.

Meskipun lada putih dan lada hitam adalah bahan yang berbeda, Anda dapat menggantinya dengan yang lain di sebagian besar resep.

Hal yang sama tidak dapat dikatakan untuk merica dan cabai seperti jalapeo dan habanero.

3 dari 4 halaman

Bahaya Konsumsi Garam Berlebihan

Setelah bicara soal garam, Tahukah Anda bahwa mengonsumsi terlalu banyak garam tanpa menyadarinya bisa berdampak buruk bagi kesehatan? Apakah solusinya makan tanpa garam?

Pola makan demikian telah dipraktikkan oleh Menteri Kesehatan Jerman Karl Lauterbach selama lebih dari 30 tahun. Dia bilang melakukannya untuk menjaga kesehatannya.

Kita tahu jumlah garam yang berlebihan tidak baik. Apakah itu berarti kita semua harus mengikuti strategi kaku Lauterbach?

"Tidak, kita tidak harus melakukan itu," kata Matthias Riedl, ahli gizi dan direktur medis dari Medicum Specialist Center di Hamburg, Jerman. "Tapi kita memang membutuhkan pendekatan yang sehat terhadap garam."

Berikut ini serba-serbi dan fakta garam, mulai dari kadar yang dibutuhkan tubuh hingga kandungan garam tersembunyi pada makanan, dikutip dari DW Indonesia:

1. Tubuh Kita Membutuhkan Garam

Garam sangat penting untuk kehidupan. Untuk memahami itu, kita perlu melihat lebih dekat ilmu di balik bumbu.

Garam terdiri dari senyawa kimia natrium klorida. Tubuh manusia membutuhkan natrium untuk mengatur keseimbangan air, memastikan fungsi saraf dan otot dan untuk mendorong pencernaan. Tubuh membutuhkan sekitar satu gram garam untuk menyelesaikan tugas-tugas ini. Dengan kata lain, garam dalam jumlah sedang itu sehat.

"Itu tergantung, seperti banyak produk makanan lainnya, pada dosisnya," kata Riedl. Dengan garam, itu bisa dibandingkan dengan kurva berbentuk J: "Terlalu sedikit garam tidak baik untuk Anda. Setelah itu ada bagian yang pendek dan sehat. Tapi itu bisa dilampaui dengan sangat cepat."

4 dari 4 halaman

2. Satu Sendok Teh Garam Per Hari

Pada titik apa kita melebihi bagian yang sehat ini?

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), batas maksimal garam adalah lima gram per hari. Itu sekitar satu sendok teh tingkat.

"Kita sudah melebihi jumlah ini dengan menyantap satu pizza beku," Riedl memperingatkan. Hal yang sama berlaku untuk dua sendok makan kecap asin.

Menurut Riedl, bukan masalah besar jika hal ini terjadi sesekali. Tetapi banyak orang secara teratur melampaui batas lima gram yang direkomendasikan.

Apalagi di beberapa negara di Asia Timur dan Tengah, masyarakatnya terlalu banyak mengonsumsi garam. Di Cina, konsumsi garam rata-rata sekitar 10,9 gram per hari — lebih dari dua kali lipat batas WHO.

Banyak negara Eropa seperti Jerman, Portugal dan Italia, serta Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Selandia Baru, juga melebihi pedoman harian. Situasinya serupa di Amerika Latin — khususnya di Brasil, Kolombia, dan Bolivia. Hanya beberapa negara Afrika yang memiliki tingkat konsumsi garam yang sehat. 

3. Terlalu Banyak Garam = Tekanan Darah Tinggi?

Tetapi mengapa WHO menetapkan batas lima gram? Penelitian telah menunjukkan bahwa jika jumlah ini terlampaui, kita mulai melihat efek kesehatan yang negatif, terutama pada tekanan darah.

Itu karena garam berikatan dengan air. Ikatan ini menyebabkan tekanan di jaringan kita meningkat, yang dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan risiko stroke atau serangan jantung yang lebih tinggi.

Tapi garam bukan satu-satunya hal yang mempengaruhi tekanan darah.

"Kenyataannya adalah banyak faktor berbeda yang mempengaruhi tekanan darah," kata Riedl. "Selain konsumsi garam, faktor lain termasuk aktivitas fisik, stres, kondisi medis yang sudah ada sebelumnya dan sisa kebiasaan diet Anda."

Menurut Riedl, orang kurus dari negara-negara Asia dengan konsumsi garam tinggi yang makan makanan yang sehat dan tradisional sering memiliki lebih sedikit masalah tekanan darah daripada orang-orang dari negara-negara Barat, yang sering sudah menderita obesitas atau diabetes.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.