Sukses

Mantan Pejabat Militer AS Ungkap Alasannya Mundur: Karena Dukungan Biden terhadap Israel dalam Perang di Gaza

Perasaan Harrison Mann campur aduk. Dia merasa malu, bersalah, dan takut.

Liputan6.com, Washington, DC - Seorang mantan pejabat intelijen militer Amerika Serikat (AS) merilis surat pada hari Senin (13/5/2024), yang menjelaskan kepada rekan-rekannya di Badan Intelijen Pertahanan (DIA) bahwa pengunduran dirinya pada bulan November sebenarnya karena "cedera moral" yang berasal dari dukungan AS terhadap Israel dalam perang di Jalur Gaza dan kerugian yang ditimbulkannya kepada warga Palestina.

Harrison Mann, seorang mayor di Angkatan Darat AS, menjadi pejabat DIA pertama yang mengundurkan diri karena dukungan AS terhadap Israel. Sebelumnya, seorang pilot militer AS Aaron Bushnell melancarkan aksi bakar diri hingga tewas pada Februari di luar Kedutaan Besar Israel di Washington dan Josh Paul, seorang pejabat Kementerian Luar Negeri AS di biro yang mengawasi transfer senjata, mengundurkan diri pada Oktober 2023 karena alasan serupa.

Mann mengatakan dia bungkam tentang motif pengunduran dirinya selama berbulan-bulan karena takut.

"Saya takut. Takut melanggar norma profesional kami. Takut mengecewakan petugas yang saya hormati. Takut Anda merasa dikhianati. Saya yakin beberapa dari Anda akan merasakan hal yang sama saat membaca ini," tulis Mann dalam suratnya, seperti dilansir The Guardian, Selasa (14/5).

Mengutip The Hill, surat pengunduran diri tersebut secara resmi diserahkan pada 1 November, didistribusikan secara internal pada 16 April dan dirilis di LinkedIn Mann pada Senin.

Badan Intelijen Pertahanan tidak menanggapi permintaan komentar.

Man mengaku dia merasa malu dan bersalah karena membantu memajukan kebijakan AS yang menurutnya berkontribusi terhadap pembunuhan massal warga Palestina.

"Pada titik tertentu, apa pun pembenarannya, Anda akan mengajukan kebijakan yang memungkinkan terjadinya kelaparan massal pada anak-anak atau tidak," tulis Mann.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Upaya AS Tekan Israel

Otoritas Kesehatan Jalur Gaza menyebutkan bahwa sudah lebih dari 35.000 warga Palestina tewas dan setidaknya 78.827 lainnya terluka oleh serangan militer Israel terhadap wilayah kantong itu sejak 7 Oktober.

Kekhawatiran mengenai kurangnya bantuan kemanusiaan yang diizinkan masuk ke Jalur Gaza oleh Israel dan peringatan mengenai risiko kelaparan belum kunjung mereda.

Tingginya angka kematian di Jalur Gaza telah memicu protes pro-Palestina yang melanda kampus-kampus di seluruh dunia, termasuk di AS. Sementara itu, Joe Biden telah menunda pengiriman senjata ke Israel, sebuah langkah yang menandai perubahan kebijakan besar yang diumumkan pekan lalu.

AS mengaku sedang meninjau pengiriman paket senjata lainnya.

Pemerintahan Biden pada hari Jumat (10/5) mengatakan penggunaan senjata yang dipasok AS oleh Israel mungkin telah melanggar hukum kemanusiaan internasional selama operasi militernya di Jalur Gaza. Itu merupakan kritik terkuat Biden terhadap Israel hingga saat ini. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.