Sukses

Jerman Ajak Indonesia Eratkan Kolaborasi dalam Atasi Isu Iklim

Pemerintah Jerman mengajak pemerintah Indonesia untuk mengeratkan kolaborasi terkait isu iklim.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Jerman tengah berupaya untuk menggiatkan upayanya dalam mengatasi isu perubahan iklim, terutama dengan pemerintah Indonesia sebagai presiden KTT G20 tahun ini. 

Bertepatan dengan agenda tersebut, Utusan Khusus Jerman untuk Aksi Iklim Internasional Jennifer Morgan melakukan kunjungan ke Indonesia dan mengajak pemerintah Indonesia untuk mengeratkan kerja sama bilateral. 

"Kami telah menempatkan penekanan di Jerman, bekerja dengan mitra penting seperti Indonesia, dan kepresidenan ini memberi kami kesempatan besar untuk memperdalam kolaborasi kami," ujar Jennifer Morgan dalam konferensi pers terkait isu iklim internasional bersama awak media pada Rabu (11/5/2022).

Pemerintah Jerman mengajak pemerintah Indonesia untuk mengirimkan pesan kepada dunia bahwa kita siap untuk memimpin dalam mengatasi krisis iklim ini dalam upaya untuk menghapus bahan bakar fosil, khususnya batu bara dan mempercepat transformasi energi bersih itu.

"Saya pikir ini akan membawa harapan bagi orang-orang yang paling rentan di seluruh dunia yang mereka perlukan untuk melihat bahwa negara-negara seperti kita bergerak maju dengan memperhatikan negara-negara maju seperti Jerman, kita membutuhkan dan bergerak cepat, lebih cepat," tegasnya. 

"Seperti yang saya katakan, Indonesia adalah negara yang sangat rentan dalam krisis ini," tambahnya. 

Morgan menambahkan bahwa isu iklim juga merupakan kekuatan ekonomi pendorong utama di kawasan serta di seluruh dunia dan sedang mencari peluangnya sendiri untuk mendorong ekonomi nol bersih, dapat dimengerti, dengan kecepatan yang sedikit lebih lambat daripada kita tetapi masih bergerak. "Untuk transformasi energi bersih itu, penetapan harga karbon, terutama penting untuk mengurangi penggunaan batu bara, penggunaan lahan yang berkelanjutan, tentu saja, mengakui keanekaragaman hayati Indonesia yang luar biasa, dan karbon sebagai tujuan sinkronisasi bersih pada tahun 2030," ungkapnya. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ambisi Jerman

Isu krisis iklim dan cara untuk mengatasinya merupakan prioritas utama bagi pemerintah Jerman yang baru.

Pemerintah Jerman telah menetapkan tujuan ambisius untuk menjadi Netral Iklim pada tahun 2045, untuk meningkatkan listrik terbarukan hingga 80% pada tahun 2030, dan mengurangi emisi sebesar 65% pada tahun 2030.

"Kami melakukan ini jelas karena kami memahami krisis yang sedang kami hadapi pada iklim, tetapi juga untuk ekonomi kita sendiri. Kami ingin memimpin dunia dalam ekonomi nol karbon. Kami ingin sektor swasta kami memiliki peluang yang kami inginkan untuk berinovasi. Kami ingin mengalami kemungkinan luar biasa yang datang dengan peralihan ke ekonomi nol karbon bagi karyawan kami sendiri, pekerjaan bagi karyawan kami, peluang bagi perusahaan kami. Dan saya pikir saya akan lalai untuk tidak mengatakan bahwa ini sangat penting selama momen agresi Rusia terhadap Ukraina," jelasnya.

3 dari 3 halaman

Penuh Tantangan

Pemerintah Jerman sendiri telah bekerja secara intensif terkait isu perubahan iklim ini. 

"Kami telah melakukan diskusi yang intens di Jerman tentang hal ini juga," ujar Morgan lagi. 

Ia mengakui bahwa dalam mengatasi masalah tersebut bukan merupakan tugas yang mudah. 

"Ini memiliki tantangan tetapi kita harus menemukan jalan ke depan dan saya pikir energi terbarukan dan efisiensi energi bukan hanya pencipta lapangan kerja, tetapi juga sumber energi bersih yang membuat kita mandiri," tegasnya. 

Pemerintah Jerman pun mengajak pemerintah Indonesia untuk berkolaborasi untuk membawa isu ini ke meja G20.

"Jadi tahun ini, saya pikir perasaan saya terhadap Jerman dan Indonesia terdorong untuk mengatasi tantangan global ini saat kita mengambil posisi kepresidenan kita masing-masing dari G7 dan G20," tambahnya lagi. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.