Sukses

Nenek Asal Florida AS Rayakan Ulang Tahun ke-100 dengan Sky Diving

Seorang nenek di Florida, Amerika Serikat merayakan ulang tahunnya ke-100 dengan melakukan sky diving.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang wanita Florida merayakan ulang tahunnya yang ke-100 dengan mencoba sesuatu yang baru, yakni melompat dari pesawat.

Raymonde Sullivan, yang bertugas di garis depan sebagai perawat dalam Perang Dunia II, memberanikan diri untuk melompat dari pesawat di Skydive Sebastian dan terjun payung tandem untuk pertama kalinya untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-100. Demikian seperti dikutip dari laman UPI, Jumat (6/5/2022).

"Saya belum pernah melakukannya, dan saya telah melakukan banyak hal dalam 100 tahun, jadi saya pikir saya harus melakukannya selagi bisa," kata Sullivan kepada WPTV. 

"Ini menakutkan, saya akan mengatakan itu."

Sullivan mengatakan dia memutuskan terjun payung pertama kali, dan juga akan menjadi yang terakhir.

Setelah kembali ke tanah, Sullivan merayakan ulang tahunnya bersama teman dan keluarga di The Castle di Fort Pierce.

Sebelum Sullivan, nenek lain yang juga berani melakukan terjun payung adalah Irene O’Shea. Ia memiliki keinginan untuk melakukan olahraga ekstrem tersebut pun bukan tanpa alasan

O’Shea pernah terjun dari ketinggian 1400 kaki atau sekitar 426 meter di atas permukaan bumi. Ia percaya bahwa ia menjadi wanita tertua yang melakukan sky-diving dengan ketinggian tersebut. Dalam video yang diunggah oleh Mashable tersebut merupakan penerjunannya yang ketiga.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Aksi Irene

Ia melakukan sky-diving bersama tim SA Skydiving. O’Shea pertama kali terjun pada tahun 2016 saat ia merayakan usianya ke 100 tahun. Kemudian ia melakukan sky-diving lagi setahun setelahnya pada tahun 2017 dan yang ketiga pada tahun 2018.

Ia jadi menyukai sky-diving dan selalu ingin melaukannya lagi. Kegemarannya tersebut kemudian membuatnya sebagai aksi kepedulian atau charity.

Anak perempuan Irene O’Shea meninggal akibat penyakit Motor Naurone Disease atau penyakit yang menyerang sel-sel yang mengendalikan otot-otot voluter dari tubuh. Maka dari itu aksinya kemudian menjadi bentuk kepedulian dan meningkatkan kesadaran akan bahayanya penyakit ini. Melakukan penggalangan dana yang kemudian disumbangkan untuk MNDSA.

3 dari 4 halaman

Apa itu Sky Diving?

Skydiving adalah salah satu olahraga ekstrim paling populer di dunia, di mana aliran adrenalin dari dataran tinggi bertemu dengan pemandangan alam dan kota yang menakjubkan. Meskipun gagasan terjun bebas dari langit mungkin tampak menakutkan pada awalnya, terjun payung adalah pilihan yang aman dan menyenangkan bagi para petualang dari segala usia.

Terjun payung adalah olahraga ekstrim yang lebih tua yang telah ada sejak akhir abad ke-18 dengan terjun parasut pertama pada tahun 1797.

Ide utama dari terjun payung adalah untuk terjun bebas sampai ketinggian tertentu dari pesawat atau gunung, terbang sekitar 30 sampai 180 detik, dan kemudian secara bertahap melayang di udara sampai Anda mendarat di tanah yang aman dengan parasut. Sejak 1797, olahraga ini telah mengalami kemajuan teknologi yang luar biasa dan menjadi daya tarik dunia. 

Terjun payung tampak mendebarkan atau bahkan mungkin menakutkan pada awalnya, tetapi mengatasi rasa takut itu akan menjadi langkah terbesar yang dapat Anda ambil untuk mencapai pengalaman terjun payung pertama Anda.

Setelah Anda mengatasi rasa takut, terjun payung tandem adalah cara yang harus dilakukan oleh sebagian besar pemula. Dalam terjun payung tandem, Anda akan terhubung erat dengan instruktur berpengalaman dan dia akan melakukan sebagian besar pekerjaan; tidak diperlukan pengalaman sebelumnya.

Ada tempat-tempat spektakuler yang tersebar di seluruh dunia di mana Anda dapat menikmati skydiving dengan biaya yang relatif murah untuk pengalaman yang tak terlupakan ini.

4 dari 4 halaman

Soal Terjun Payung

Salah satu kesalahpahaman yang paling umum tentang skydiving adalah bahwa Anda tidak akan bisa bernapas. Ini sepenuhnya salah dan Anda benar-benar dapat bernapas selama pengalaman terjun payung bahkan dalam kecepatan ekstrem seperti 300 km/jam.

Terjun payung adalah olahraga udara dan pengukuran keamanan harus selalu menjadi prioritas nomor satu. Mungkin untuk berpikir terjun payung berbahaya pada awalnya, tetapi ini adalah salah satu olahraga ekstrim teraman dengan kematian yang jauh lebih sedikit daripada rasio kecelakaan mobil di AS.

Berbicara dengan skydivers lain tidak mungkin dilakukan saat Anda melakukan skydiving karena kebisingan angin akan jauh lebih tinggi daripada yang dapat dilampaui manusia. Meski begitu, Anda masih dapat berkomunikasi dengan operator Anda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.