Sukses

Dubes RI Beber Kondisi Terkini di Kazakhstan, Sekilas Kronologi hingga Kabar WNI

Bagaimana kondisi situasi Kazakhstan terkini? Apakah ada warga negara Indonesia (WNI) terdampak? Berikut ini penjelasan dari Dubes RI di sana.

Liputan6.com, Jakarta - Kazakhstan tengah jadi sorotan dunia akibat kondisi kericuhan yang terjadi di negaranya. Apalagi sampai sang kepala negara sampai menetapkan status darurat karena demonstrasi rusuh menolak kenaikan harga bahan bakar LPG.

Bagaimana kondisi situasi Kazakhstan terkini? Apakah ada warga negara Indonesia (WNI) terdampak?

Duta Besar RI untuk Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan Fadjroel Rachman membeberkan jawabannya dalam program Liputan6.com Live Update edisi Rabu (12/1/2022).

Dubes Fadjroel mengungkapkan bahwa menurut data dari KBRI Kazakhstan, ada 141 WNI.76 orang di Nur Sultan (ibu kota baru), 16 lainnya di Almaty (ibu kota lama) tempat kerusuhan.

"Alhamdulillah pagi ini mendapat laporan semuanya berada dalam kondisi aman dan sehat, dan aktivitas sudah berlangsung di Kota Almaty," ungkap Dubes Fadjroel tentang kondisi terkini WNI di wilayah kerjanya.

Dubes Fadjroel memaparkan, kerusuhan yang seperti diberitakan sejatinya berada di Kota Almaty (ibu kota lama). Sedangkan dirinya berada di ibu kota baru Kazakhstan, Nur Sultan.

"1.200 km dari Almaty, kejadian kekerasan di ibu kota lama, 1,5-2 jam dengan pesawat jika menggunakan kereta 13-14 jam," jelasnya.

Pada kesempatan tersebut, ia juga menuturkan sekilas kronologi kondisi Kazakhstan mulai dari saat kerusuhan pecah hingga kondisi kondusif. 

"2 Januari mulai demo, membesar 3 Januari. Tangal 4 Januari upaya cepat Presiden Kassym-Jomart Tokayev untuk mengatasi kerusuhan dilakukan, korban berjatuhan dari sisi sipil maupun pemerintah atau militer. Jumlahnya secara resmi dirilis oleh pemerintah," ujarnya.

Dubes Fadjroel kemudian menyebut bahwa langkah presiden Kazahkstan dinilai tepat dalam mengatasi kisruh yang tengah terjadi di negara tersebut. "Tindakan cepat presiden membuat kondisi cepat kondusif".

"Ada beberapa hal langkah cepat Presiden Kassym-Jomart Tokayev, menetapkan state of emergency (situasi darurat) 4 Januari berlangsung di beberapa lokasi di Kazakhstan, ada jam malam 23.00-07.00 pagi, pengunduran diri PM dan kabinet ke interim Alikhan Smailov," paparnya.

Setelah itu, Dubes Fadjroel mengatakan terjadi penurunan harga LPG. Lalu ada Collective Security Treaty Organization/ Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) mengamankan sejumlah lokasi di kazakhstan. 

Kemudian, sambung Dubes Fadjroel, pada 10 Januari pemerintah menetapkan hari berkabung nasional terkait peristiwa kericuhan di Kazakhstan.

"11 Januari terpiih PM baru dan kabinet, 18 menteri dan 4 wakil PM," ucapnya lagi.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Contigency Plan hingga Internet Down

Dubes Fadjroel mengatakan bahwa kondisi di ibu kota baru Nur Sultan tak seperti di lokasi kericuhan, Alamaty. "Adem ayem, alhamdulilah 141 WNI di Kazakhstan, 3 di Tajikistan aman dan sehat," ucapnya lagi.

Ia juga menjelaskan bahwa KBRI sudah mempersiapkan diri untuk hal terburuk akibat dampak kericuhan di Kazakhstan. "Kami sudah menyiapkan contigency plan apabila tidak sesuai harapan. Alhamdulilah Presiden Kazakhstan berhasil mengatasi situasi."

"Secara politik kami akan menjalin hubungan dengan presiden dan PM baru," imbuhnya.

Saat ditanya adakah kesulitan yang dialami WNI akibat status darurat yang ditetapkan pemerintah Kazakhstan, Dubes Fadjroel mengatakan bahwa sejauh ini tidak ada laporan kesulitan yang serius.

"Sejak state of emergency, internet up and down. Sebelumnya sampai 11 Januari masih up and down. Melakukan komunikasi dengan bantuan teknologi yang lebih canggih, selain juga melakukan koordinasi, membagi simpul yang sudah dibangun sebelumnya. 11 tahun jalin hubungan dengan WNI sudah sangat baik," ungkapnya.

"Kami mengeuarkan imbauan kepada WNI, 7 imbauan, seperti dilarang berkerumun, ikut unjuk rasa, komentar publik... Dengan komuniaksi melekat, terus berbagi komunikasi. Sekarang sejak state of emergency, belum ada permintaan terlalu khusus di KBRI."

Dubes Fadjroel menyatakan sudah ada SOP diminta untuk membuat contigency plan, dari tingkat paling aman sampai yang tak diharapkan. Semuanya sudah disiapkan dengan Kemlu RI, PWNI, Kawasan Asia Selatan dan Tengah, KBRI Moskow, KBRI Uzbekistan, Konjen Ri Dubai dan KJRI Istanbul, atase pertahanan di Rusia dan Kazakhstan.

"Kami mendapatkan kolaborasi yang sangat baik, sehingga bisa menangani situasi yang sangat baik," tegasnya.

"Pada intinya semua doa dari seluruh rakyat Indonesia, 270 juta orang, menjadi penguat kami untuk menghadapi situasi ini, situasi sudah terkendali berkat kepemimpinan dari Presiden Kassym-Jomart Tokayev dan kami juga terima kasih kepada Presiden Jokowi yang sudah memberi arahan agar kami mengutamakan keselamatan rakyat sebagai hukum tertinggi."

"Juga arahan Ibu Menteri Retno Marsudi yang mengharapkan kami terus membangun komnukasi melekat dengan WNI di Kazakhstan dan Tajikistan," ucapnya lagi.

Dubes Fadjroel pun berterimakasih kepada WNI atas kerjasamanya menghadapi situasi genting di Kazakhstan.

"Terima kasih kepada 141 WNI di Kazakstan dan 3 WNI di Tajikistan, sehingga bisa bersama-sama menghadapi situasi dengan kolaboratif. Termasuk dengan KBRI dan Konjen Asia Tengah sampai Rusia. Doakan terus sehat dan selamat dan aman," pungkasnya.

3 dari 3 halaman

Infografis Hindari 5 Hal Saat Pakai Masker Cegah COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.